Seminggu lalu
Drttt drttt
Ponselku bergetar. Aku segera mengeluarkan ponselku dari saku celana bagian kanan. Di ponsel tertera nama 'Raka'. Aku segera mengangkat panggilan itu.
“Halo, Raka, ada apa?“
Tanyaku memulai percakapan. Kenapa malam-malam begini ia menghubungiku?
- Halo
Jawaban dari sana bukanlah suara milik Raka, namun orang lain.
- Kamu temannya Raka bukan?
Tanya dari sebrang sana. Tanpa disadari aku malah mengangguk padahal orang di sebrang sana tidak akan melihatnya.
“Iya betul. Ini dengan siapa? Raka ada dimana?“
- Saya Indah, teman reuni Raka. Kami sedang berada di bar. Dia sudah mabuk berat. Bisa kamu antar dia pulang?
“Bisa. Tunggu saya. Alamatnya ada di mana?“
- Alamatnya di Jl.xxxx
“Baik, saya ke sana sekarang”
Tanpa menunggu jawaban dari sana aku menutup panggilan tersebut.
Hahh
Aku menghela napas. Raka itu memang mudah mabuk tapi kenapa dia seperti tidak tahu toleransinya terhadap alkohol.
Aku baru saja akan tidur di ranjang. Namun karena aku tidak tega meninggalkan Raka akhirnya aku mengganti pakaianku. Kemudian aku pergi menuju alamat bar dimana Raka berada.
Seminggu lalu Raka memberitahu bahwa ada reuni angkatan SMA yang di adakan di sebuah restoran lalu akan di lanjutkan di bar. Aku dan Raka juga satu angkatan, namun aku tidak ingin hadir di reuni tersebut walaupun Raka memaksaku.
Aku hampir tidak memiliki masa indah di saat SMA. Hanya Raka teman masa SMA-ku sekaligus teman satu rumahku. Aku di ijinkan tinggal satu rumah dengannya bersama nenekku. Ia begitu baik terhadapku. Oleh karena itu aku tidak tega membiarkan dia tidak sadarkan diri karena mabuk.
Sesampainya di bar aku mencoba masuk. Sebelumnya aku menunjukan identitasku kepada penjaga. Setelah masuk suasana bar cukuplah ramai. Aku melihat sekumpulan orang. Aku yakin Raka ada di sana.
Saat aku sudah mendekat. Aku mencoba bertanya kepada salah satu orang.
“Permisi. Kalau Raka dimana?“
“Raka ada di pojok sana”
Jawab orang tersebut sambil menunjuk ke bagian pojok kursi. Ia terlihat menyembunyikan wajahnya diantara tangan dan diatas meja.
Sepertinya dia memang sangat mabuk.
Aku pun berjalan mendekat ke arahnya. Aku pun duduk di kursi sebelahnya.
“Raka..“
Aku memanggilnya sembari menggoyangkan tubuhnya.
“Dimas!“
“Astaga!“
Aku sangat terkejut dengan Raka yang tiba-tiba bangun dan menjawab. Hampir saja jantungku copot dari tempatnya.
“Lo ngagetin gue!“
“Awww”
Aku pun memarahinya sambil mencubit tangannya. Kebiasaannya yang selalu mengagetkanku membuatku kesal.
“Maaf. Hehe”
Kata Raka sambil tersenyum bersalah.
“Lo bohong ya sama gue!”

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...