WARNING! CONTENT NSFW!
Silahkan di-skip bagian ini jika kalian merasa tidak nyaman dan mohon maaf kalau
s*x scene terasa aneh🙇.
.
."Aku ingin menjadi kekasihmu."
Setelah aku mengeluarkan kalimat tersebut Arya terkejut tidak menyangka hal tersebut. Namun kemudian ia hanya diam tidak menjawab pertanyaanku.
Apa Arya memang tidak ingin menjadi kekasihku?
"Kenapa kamu diam saja? Apakah kamu tidak menyukai hal tersebut." Kataku lalu menundukan wajahku.
"Jika kamu tidak suka. Lebih baik aku pergi dari sini." Tambahku. Kemudian berbalik namun dengan segera aku merasakan dada bidang berada di punggungku. Kemudian sepasang lengan memelukku dari belakang ke depan perutku. Lalu kepala Arya berada di bahu bagian kananku, ia berkata, "Tidak mungkin aku membenci hal tersebut. Aku hanya kaget saja. Kamu tahu, dalam hatiku aku benar-benar merasa bahagia dan senang. Mungkin kamu juga bisa merasakan jantungku yang sedang berdegup dengan kencang."
Dug dug dug
Jantung Arya memang berdegup dengan kencang.
Kemudian Arya melepaskan pelukannya dan dengan perlahan membalikkan tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Mata kami pun saling bertemu. Di sana aku melihat diriku.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi." Kataku dengan pelan.
"Hehehe" Kemudian Arya malah terkekeh.
"Apa yang lucu? Aku sedang serius di sini" kataku dengan kesal.
"Maaf. Kamu benar-benar menggemaskan." Setelah itu Arya memelukku dengan erat.
"Tentu saja aku ingin kamu menjadi kekasihmu." Bisik Arya di telinga bagian kananku. Bisikannya itu membuat tubuhku bergidik.
Arya kembali melepaskan pelukannya lalu berkata, "Jadi ini hari pertama ki--" sebelum Arya menyelesaikan kalimatnya aku lebih dulu mendekatkan bibir kami.
Bibir kami yang lembut dan hangat saling menyatu. Arya sedikit terkejut namun kemudian ia menyeringai. Setelah itu kedua tangan Arya berada di pinggangku dan menariknya untuk lebih mendekatkan tubuh kami berdua.
Aku dengan refleks mengitari tanganku diantara leher Arya. Sekarang tidak ada jarak diantara kami, hanya pakaian yang kami pakai saja yang menghalangi.
Arya awalnya mengecap bibiku dan menjilati bibirku dengan lidahnya. Setelah itu lidahnya bergerak masuk ke dalam mulutku dan mencari lidah milikku.
Kemudian lidah kami saling bertautan.
"Ahhh"
Erangan keluar dari mulutku.
Ciuman kami begitu intens hingga aku merasakan bagian bawah milikku mulai mengeras. Selain itu aku juga kehabisan nafas, Arya yang menyadari itu pun segera melepaskan ciuman kami.
"Sepertinya kamu sangat menyukai ciuman barusan sampai bagian bawahmu berdiri." Kata Arya sambil menatap lekat. Aku melirik ke bagian bawah kemudian membalas tatapan Arya dan berkata, "Begitu juga dengan dirimu."
Kami pun saling tersenyum.
"Apa kamu tahu, saat kita sudah sampai sini, kamu tidak bisa untuk menghentikannya lagi dan kita akan tetap berlanjut?" Tanya Arya
"Tentu saja aku tahu. Ini adalah hari pertama kita jadian." Jawabku
"Apa kamu benar-benar yakin ingin melakukannya?"
"Setelah sejauh ini bagaimana bisa kita berhenti? lagipula ini bukan yang pertama kalinya."
"Tepatnya ini yang kedua kalinya."
Setelah mengatakan itu Arya menggendongku ala pengantin. Ia membawaku naik ke lantai dua apartemen miliknya. Kemudian kami berada di lorong dan Arya pun membuka salah satu pintu kamar.
Saat aku masuk aku disambut oleh kamar bernuansa abu-abu. Walaupun warnanya terlihat monoton namun menurutku itu cukup bagus dengan desain kamarnya yang terlihat sangat simpel.
Arya pun menidurkanku dengan kembut di atas ranjang miliknya seolah-olah aku adalah porselen mahal yang tidak boleh pecah.
Kemudian Arya dengan cepat melepaskan pakaiannya beserta pakaianku. Dan sekarang tidak ada kain sehelai pun di badan kami.
Arya mulai bergerak di atas ranjang dan berada tepat di atasku. Ia mulai menurunkan kepalanya dan bibir kami kembali menyatu.
Saat kami saling berciuman aku merasakan salah satu tangan Arya meraba bagian bawah milikku yang sudah sangat mengeras. Kemudian tangannya mulai bergerak ke bawah.
Aku segera melepaskan ciuman kami laku berkata, "Kamu bisa langsung memasukinya."
Arya memerah mendengar kalimat tersebut keluar dari mulutku. Melihat itu aku merasa Arya terlihat lucu.
"Kapan kamu melakukannya?" Tanya Arya.
Aku mengalihkan pandanganku ke samping lalu berkata, "Aku melakukannya sebelum berangkat ke sini."
Sekarang wajah Arya berada di antara bahu dan leherku kemudian berbisik, "Aku tidak tahu kamu akan senakal ini."
Setelah itu ia mengangkat wajahnya kembali ke atas dan membalikkan wajahku agar kami saling bertatapan.
"Lain kali jangan lakukan itu. Biarkan aku saja yang melakukannya. Walaupun sebenarnya aku suka."
Arya pun membuka kakiku dan ia berlutut diantaranya saat kembali melihat senjata miliknya aku masih terkejut. Pasalnya itu sangatlah besar.
"Apa kamu takut melihat ini? Tenang saja, sebelumnya ini bisa masuk. Tentu saja kali ini pun pasti bisa. Jadi, tenanglah."
Glup.
Aku menelan ludahku. Sekarang aku merasakan ujung bagian Arya menempel di bagian bawah ku. Ia dengan pelan menggeseknya.
"Hupp."
Aku agak terkejut dengan milik Arya yang tiba-tiba masuk. Aku merasa perutku sudah penuh.
"Ha.."
"Ini baru setengahnya." Kata Arya
"Ah..." eranganku keluar saat Arya mendorong miliknya masuk ke dalam diriku dengan cepat. Sekarang aku merasa perutku semakin penuh.
Sebelum aku meminta Arya untuk berhenti sebentar Arya terlebih dahulu menarik miliknya lalu mendorong miliknya dengan cepat.
"Ah...."
Kemudian Arya mendekatkan tubuh kami dan bibir kami segera saling menyatu.
Pinggang Arya tak henti-hentinya bergerak membuat diriku semakin pusing dengan kenikmatan yang aku terima.
"Haaa"
Aku kembali mengeluarkan erangan saat cairan keluar dari milikku. Tapi tidak hanya itu, bagian bawah diriku yang dimasuki Arya pun semakin terasa basah.
Seorang omega memang banyak mengeluarkan cairan tersebut saat sedang berhubungan. Cairan tersebut seolah-olah mempermudah Alpha untuk melakukan pekerjaanya.
Aku merasakan Arya berhenti lalu menatapku, "Apa kamu sudah lelah?"
Aku dengan pelan mengangguk.
"Bagaimana bisa? Aku bahkan belum keluar. Malam kita masih panjang sayang." Kata Arya menyeringai lalu mengecup dahiku dengan lembut.
Tidak seharusnya aku menggoda singa yang lapar!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...