"Sudah aku bilang jangan dekati atau ganggu Sekretaris Di." Ancam Arya yang baru saja datang. Arya langsung berdiri di sampingku dan melingkarkan satu tangannya di punggung tubuhku. Aku agak tersentak saat telapak tangannya memegang bahuku dengan erat.
"Tenang dulu Pak CEO. Aku tidak melakukan apapun." Kata Ivan sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
"Aku hanya tidak sengaja bertemu Sekretaris Di saat akan masuk ke dalam pesta dan sepertinya Sekretaris Di sedang tidak enak badan." Kata Ivan menambahkan.
"Tinggalkan kami."kata Arya dengan dingin.
"Iya, Pak CEO." Setelah itu Ivan pergi masuk ke dalam pesta.
"Sekretaris Di, kamu kenapa?"tanya Arya khawatir
Sekarang bukan hanya kepalaku saja yang pusing, namun tubuhku mulai terasa panas. Selain itu bagian vitalku terasa berdiri saat aku mengusek hidungku di dada bidang milik Arya. Arya begitu wangi dan aku ingin terus berada di dalam dekapannya.
Sepertinya Arya merasakan bagian vitalku yang berdiri. Ia segera menjauhkan tubuhku darinya dan berkata, "Dimas, kamu lagi heat bukan?"
Aku tiba-tiba tersadar dan melotot.
Sial.
Aku tidak boleh ketahuan kalau aku adalah seorang Omega. Bisa gawat nanti. Arya pasti akan kembali membuliku.
"Tidak!" Kataku membantah dengan tegas.
"Jangan ikuti aku." Setelah mengatakan itu aku segera berlari sekuat tenaga. Saat berlari aku memikirkan lebih baik aku pergi ke toilet atau ke tangga darurat.
Bila aku pergi ke toilet kemungkinan disana akan ada beberapa orang Alpha. Namun sepertinya kalau aku datang ke tangga darurat, di sana tidak akan ada siapa-siapa.
Aku memutuskan untuk pergi ke tangga darurat di lantai ini. Dan benar saat aku tiba di sana, tidak ada seorang pun. Tangga tersebut tidak begitu terang, namun cukup temaram.
Aku pun memilih duduk di pojokkan dan mencoba mencari obat heat suppressant. Obat tersebut ada di saku jas depanku.
Setelah aku memakannya tidak ada efek apapun yang terasa. Aku mencoba menunggu namun kepalaku masih terasa pusing dan tubuhku panas. Biasanya kalau aku langsung minum obat tersebut, panasku akan hilang.
Aku heran bagaimana aku tiba-tiba terkena heat. Padahal saat sore tadi aku sudah minum obat. Selain itu walaupun pesta ini banyak Alpha, namun tidak sembarang mereka saling mengeluarkan feromon.
Apa itu feromon milik Arya?
Tapi feromon yang Arya keluarkan tidaklah banyak hingga bisa membuatku heat. Seharusnya aku terkena heat saat Arya sedang berdiri di atas panggung.
Aku juga tidak minum minuman aneh apapun yang bisa membuatku heat. Lalu kenapa aku bisa begini?
Apa itu karena jadwal heat-ku sudah tiba?
Tapi biasanya siklus heat-ku terjadi kadang 3 bulan sekali atau 4 bulan sekali. Aku mengalami siklus heat yang tidak beraturan karena aku adalah omega resesif.
Terakhir siklus heat ku terjadi satu bulan lebih lalu sebelum aku bertemu dengan Arya di acara reuni sekolah. Dan seharusnya sekitar 2 bulan kurang lagi hingga aku akan mengalami heat.
Namun kenapa jadwal heat-ku bisa maju lebih cepat?
Apa itu karena aku sering bertemu dengan Arya yang seorang Alpha Dominan?
Kepalaku semakin pusing dengan memikirkan masalah heat-ku ini.
Kenapa aku harus mengalami ini?
Air mataku pun turun dari kedua mataku.
Krek.
Aku tersentak dengan suara pintu darurat yang terbuka. Aku mencoba berdiri karena was-was siapa yang datang kesini?
"Dimas?" Itu adalah Arya. Ia terlihat bernapas dengan cepat.
"Ternyata kamu disini. Aku sedari tadi mencari kamu. Kenapa kamu tidak bilang kalau sakit." Tambah Arya
Tidak! Arya tidak boleh tahu kalau aku sedang heat.
Namun tubuhku malah dengan otomatis mengeluarkan feromon Omega. Aku melihat Arya tersentak mencium aroma feromon milikku.
Ini berakhir!
Arya pasti sudah tahu dengan mencium aroma feromonku ini!
"Jangan mendekat." Kataku pada Arya saat ia melangkah mendekat secara perlahan. Arya kemudian berhenti. Aku mencium feromon Alphanya yang beraroma layaknya lemon.
Aroma lemon tersebut segera memenuhiku. Aku begitu nyaman dan mabuk dengan aroma miliknya. Dan tanpa sadar aku malah mendekatkan tubuhku ke arahnya.
Aku memeluk Arya dengan erat dan kembali mengusek wajahku di dada bidangnya. Kepalaku sekarang dipenuhi dengan keingingan terus memeluk dirinya dan tidak ingin jauh darinya.
"Dimas, kamu tidak bisa begini. Kamu harus di periksa dokter." Aku menggelengkan kepalaku dan sekarang aku menatap wajah Arya yang memerah. Bagian vital Arya yang berdiri terasa di perutku.
"Jangan pergi. Aku ingin bersamamu."kataku sambil tersenyum menggoda ke arahnya. Aku mengusap wajahnya dengan sensual di mulai dari hidung, pipi, dagu lalu ke bibirnya.
"Dimas, aku mohon kamu harus sadar." Aku mengabaikan perkataan Arya dan menatap bibir Arya dengan buas dan dengan sengaja menjilat bibirku mencoba mematahkan kesabaran Arya.
Dengan cepat aku menjijitkan kedua kakiku mencoba menyamakan tinggi tubuh kami. Lalu bibir kami pun saling bertemu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...