Part 51

3.5K 247 0
                                    

Saat tahu Paman Arya tidak bisa membeli saham tersebut, Arya sedikit kebingungan. Kami pun berencana untuk datang ke rumah pemilik saham tersebut dan berharap orang tersebut tidak akan menjual saham tersebut ke kakek.

"Kamu bilang memintaku untuk tidak menjual saham? Apa aku tidak salah dengar?" Pria yang berambut putih seumuran kakek duduk di kursinya. 

Awalnya ia tidak mengizinkan kami untuk masuk. Namun kami berusaha mengobrol walaupun sebentar dan mendengar permintaan kami terlebih dahulu. Akhirnya ia menyetujui kami untuk masuk ke dalam rumahnya walaupun tidak disambut dengan ramah.

Arya menghirup udara dan kemudian berbicara, "Betul, mungkin itu terdengar tidak masuk akal atau mustahil, tapi saya harap anda tidak menjual saham tersebut." 

"Anda sudah tahu kalau itu tidak masuk akal dan tetap datang ke sini untuk memohon saya tidak menjualnya?"

Ara terdiam mendengar hal tersebut.

"Mungkin anda sudah tahu kalau waktu itu paman anda datang ke sini berniat untuk membeli sahamnya. Tapi saya menolaknya. Jadi, anda sangat tahu kan, kalau itu terserah saya sebagai pemilik saham untuk menjual tersebut atau tidak. Saya tahu kalau kamu menjabat sebagai CEO, menggantikan Ayahmu, saya menghormati itu, karena memang Ayahmu adalah pemegang saham terbesar. Tapi anda bagi saya adalah pihak luar yang tidak bisa ikut campur dengan urusan saya."

Arya masih terdiam setelah mendengar semua penolakan dari kakek tersebut. 

"Anda adalah seorang lulusan dari luar negeri dan cukup pintar untuk memahami penolakan saya dengan jelas."

"Saya mengerti." Arya menanggapi penolakan kakek tersebut lalu menambahkan, "Terima kasih telah meluangkan waktu anda yang berharga untuk kami. Kami pamit."

Setelah keluar dari rumah paman tersebut dan kembali menuju kantor, pikiran Arya seperti sedang ditempat. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu.

Ia pasti sangat bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Usahanya sangat sia-sia. Aku ingin membantunya, namun aku tidak bisa apa-apa selain terus berada di sisinya.

Memang walaupun Ayah Arya adalah pemilik saham terbesar, namun bila mana pemilik saham ke dua beserta sisanya bersatu, itu akan melebihi saham milik Ayahnya. Dan itu pula yang cukup mengkhawatirkan. Jika mereka bersatu maka, dengan mudah posisi Arya akan tersingkirkan. 

Saat mobil yang sedang kami kendarai melaju di jalanan raya mendekati kawasan perusahaan, terlihat segerombolan orang yang berkumpul di depan gedung perusahaan. Dengan segera aku menghentikan mobil dan memarkirkannya di pinggiran jalan.

"Sekretaris Di, kenapa berhenti?" Arya sedikit kebingungan.

"Maaf Pak Arya, saya merasa ada yang aneh. Ada banyak orang yang sedang berkumpul di depan perusahaan." Mendengar penjelasanku, Arya segera melihat ke arah depan lalu berkata, "Sekretaris Di, coba cek di internet."

Mendengar perintah tersebut Aku mengambil tablet dari tas kerja dan membuka aplikasi pencarian. Di kolom pencarian aku langsung mengetik nama perusahaan "PS Entertainment".

Bagai kilat kata kunci hasil pencarian segera ditampilkan. Di sana banyak artikel baru yang bermunculan. 

"Salah Satu Agensi Entertainment Terbesar, PS Entertainment, Diduga Menggelapkan Dana Pajak."

"Kasus Penggelapan Pajak Dari Salah Satu Agensi Besar PS Entertainment."

"PS Entertainment, Perusahaan Agensi Yang Diduga Tersandung Kasus Penggelapan Pajak."

"Mengenai Kasus Penggelapan Pajak, Perwakilan Dari PS Entertainment Belum Ada Yang Membuka Suara."

"Beginilah Tanggapan Artis XXX Mengenai Kasus Penggelapan Pajak Agensi PS Entertainment."

Aku beberapa judul artikel dari hasil pencarian. Aku melihat Arya yang tengah memijit pelipisnya. 

Aku membuka salah satu artikel berita tersebut. Kemudian membaca isinya dalam hati.

Di awal paragraf menjelaskan kalau PS Entertainment adalah perusahaan agensi hiburan yang cukup besar di tanah air. Perusahan tersebut sudah mendapat perhatian sejak 10 tahun terakhir berkat para artis dan aktor yang dinaunginya berhasil dalam dunia hiburan tanah air.

Selanjutnya dikatakan bahwa media mendapat kabar dari Badan Keuangan Pemerintah yang mengurus dalam hal perpajakan kalau PS Entertainment telah menggelapkan pajak selama 5 tahun belakangan ini.

Badan Pemerintah tersebut mendapatkan info dari seorang informan yang identitasnya dirahasiakan. Itu agar menjaga keselamatan orang tersebut. Karena Badan Pemerintah tersebut takut akan kejadian yang akan menimpa informan tersebut bila identitasnya dipublikasikan.

Di akhir dijelaskan bahwa Badan Pemerintah tersebut tidak akan lama lagi akan segera mendatangi perusahaan PS entertainment. Mereka akan melakukan pemeriksaan di tempat secara menyeluruh di dalam perusahaan.

"Pak Arya, banyak dari media yang memberitakan bahwa PS Entertainment telah menggelapkan dana selama 5 tahun terakhir. Mereka mendapatkan info dari Badan Pemerintahan yang juga mendapat info dari seorang informan yang dirahasiakan."

"Oke, Sekretaris Di." Kata Arya sedikit meringis setelah mendengar penjelasan singkatku. 

"Pak Arya jadi sekarang bagaimana? Apa kita tetap masuk ke dalam gedung perusahaan atau putar balik menuju apartemen?" Tanyaku

Untuk waktu yang lama Arya terdiam. Aku juga merasa gugup di situasi yang seperti ini.

"Kita masuk ke perusahaan. Aku akan menghadapi para reporter tersebut"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang