Part 27

6.3K 501 15
                                    

Semenjak tadi setelah makan siang di dapur aku segera kembali ke kamar. Aku membuka lemari pakaian dan mengeluarkan semua pakaianku.

Aku memilih mana saja pakaian yang akan aku pakai nanti saat pergi menonton bioskop bersama Arya. Beberapa pakaian aku rasa tidak cocok karena model lama, beberapa pakaian lainnya aku singkirkan juga karena terlalu berlebihan. 

"Kenapa tidak ada pakaian yang bagus?" Gumamku melihat semua pakaian yang berantakan di atas ranjang.

Akhirnya aku menemukan pakaian yang di rasa cocok dan mencoba bercermin.

"Cu, kamu mau kemana?" Tanya Nenek yang baru saja masuk ke dalam kamar kami. 

"Mau main ke luar, Nek." Jawabku setelah itu menatap cermin menggunakan pakaian yang baru saja aku pilih.

"Kamu mau pergi ke cafe nya Raka?" Tanya Nenek.

Aku berbalik lagi dan menatap ke arah Nenek kemudian berkata, "Engga, Nek. Aku mau nonton ke bioskop dengan teman lain." Aku merasa malu mengatakan itu. 

"Benarkah? Nenek senang mendengarnya. Biasanya hari libur kamu habiskan di rumah. Sebenarnya dia temanmu atau kekasihmu? Kamu terlihat sangat bersemangat" tanya Nenek

Aku berbalik sambil menggaruk tengkukku dan berkata, "Hanya teman, Nek," Mendengar jawabanku Nenek tidak bertanya lagi dan hanya memperhatikan saja.

Kemudian aku mengganti pakaianku di kamar mandi menggunakan celana jeans berwarna biru, atasannya kaos putih berlengan pendek serta dilapisi kemeja biru muda oversize. 

Saat aku keluar dari kamar mandi, Nenek yang melihatku berkata, "Cucuku terlihat sangat manis dan tampan." Aku membalas pujian itu dengan senyuman kemudian berkata, "Terima kasih, Nek"

Saat aku hendak membereskan pakaian yang berada di atas ranjang, Nenek menghentikanku dan berkata "Kamu pergi saja, jangan biarkan temanmu menunggu lama. Biar ini Nenek yang bereskan." 

"Terima kasih, Nek. Aku pamit dulu" kataku bersalaman dengan Nenek

"Iya, bersenang-senanglah." Jawab Nenek

Semenjak kemarin aku terus memikirkan perkataan Arya tentang 'kencan' kami ini. Jantungku terus berdebar memikirkannya. Aku merasa sangat excited.

Arya [ Dimas, besok aku jemput kamu di rumahmu ya] 20.19

[Tidak perlu Pak Arya. Jemput saya di halte bus xxx saja] 20.21

Arya [ Baiklah, besok aku jemput jam 2 siang] 20.23

[ Iya Pak Arya ] 20.24

Aku membaca percakapan pesan di ponselku setelah baru saja tiba di halte bus tempat Arya akan menjemputku. Aku sudah berada di halte pukul 2 siang kurang seperempat jam. 

Cuaca di siang hari ini begitu terik. Namun untung saja halte bus ada atapnya, jadi setidaknya panas matahari tidak langsung mengenai kepalaku.

Setelah menunggu kurang lebih 10 menit Arya akhirnya sampai. Sebelumnya aku tidak tahu kalau yang berhenti di depanku adalah milik Arya. Mobil yang baru pertama kali aku lihat. Aku tahu itu mobil Arya setelah Arya menurunkan kaca di bagian penumpang yang memperlihatkan wajah tampannya itu sambil berkata, "Dimas, ayo masuk"

"Baik, Pak Arya." Jawabku lalu membuka pintu mobil di bagian penumpang.

Setelah aku duduk dan menutup pintu Arya berkata, "Jangan lupa pasang seatbelt-nya." Untung saja Arya mengingatkanku dan aku segera menarik ujung sealtbealt dari bagian kiri ke bagian kanan. 

'Klik'

Terdengar suara seatbelt yang baru saja mengunci.

Mobil pun berjalan di tengah jalan raya yang terik.

"Filmnya tayang jam berapa?" Tanya Arya membuka percakapan.

Aku menyamping melihat ke arah Arya dan menjawab," jam 15.30 Pak Arya."

Mobil berhenti karena di depan lampu merah sedang menyala, Arya sekarang berbalik melihat ke arahku dan berkata, "Sudah aku katakan beberapa kali, panggil aku Arya saja ketika kita hanya berdua."

"Baik, Arya" jawabku. Arya yang mendengar itu pun tersenyum.

Sekarang lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau dan mobil pun kembali melaju.

Sekitar pukul 15.05 kami akhirnya sampai di parkiran mall.setelah itu kami naik ke lantai atas.

"Masih ada waktu, kamu mau beli makan dulu tidak?" Tanya Arya

"Nanti saja beli makannya setelah kita selesai nonton." Jawabku

"Oke, kalau itu yang kamu mau." Kara Arya

Saat tiba di lantai 4 ternyata sudah banyak orang yang berada disana.

"Ternyata cukup ramai." Kataku 

"Iya benar, antusias film Mawar sangatlah bagus." Jawab Arya

Saat aku melihat trailer filmnya, Film Mawar ini bertema tentang kisah cinta anak sekolahan. Lawan main Mawar dulunya adalah penyanyi cilik. Sedari dulu dia memang telah terkenal dengan ketampanannya. 

Lawan main Mawar ini berperan sebagai anak sekolah berandalan yang puitis. Ia selalu bisa merangkai kata-kata gombalan indah kepada Mawar yang adalah anak sekolahan baru pindahan. 

Mereka berdua tampak sangat serasi di poster. Lawan main Mawar yang mengemudikan motor klasik sedangkan Mawar diboncengnya. 

Poster tersebut sedang kami lihat saat ini. 

"Pintu teater 1 telah dibuka, para penonton silahkan masuk ke dalam." 

Terdengar suara pengumuman. Aku dan Arya berbalik melihat penjaga wanita telah membuka pintu theater 1.

Kami dan para penonton lain pun masuk ke dalam ruangan bioskop. Kami mendapatkan tempat duduk yang sangat pas, yaitu berada di tengah-tengah. 

Setelah semua penonton masuk, lampu di bioskop pun di matikan dan hanya cahaya dari layar saja yang ada.

Film pun di mulai.

Saat ditengah film ponselku tiba-tiba berbunyi. Aku segera mengambil ponselku yang lupa aku matikan nada deringnya sebelum masuk tadi.

Saat melihat layar ada nama Nenek tertera di sana. 

Segera aku keluar dari ruangan bioskop. Arya pun mengikutiku di belakang.

Saat sudah di luar tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponselku. Dari notifikasi terlihat pesan masuk tersebut.

Nenek [Kami tahu dimana kalian tinggal. Kami sudah berada disini]

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang