Rapat dadakan yang di minta Pak Rudi sudah berjalan kurang lebih 15 menit. Ia mengenalkan Arya kepada semua petinggi agensi di ruangan rapat. Kemudian ia mengumumkan bahwa Arya akan menggantikannya.
Sontak saja setelah itu banyak pejabat tinggi agensi tidak terima dengan kehadiran Arya. Mereka tidak terima Arya menggantikan ayahnya.
Mereka berbicara Arya terlalu muda untuk memegang jabatan sebagai CEO menggantikan ayahnya. Mereka juga bilang kalau Arya belum berpengalaman dan keputusan Pak Rudi menyerahkan jabatannya ke anaknya itu adalah salah besar.
Akan tetapi Arya tidak tinggal diam saat ia dipojokkan. Ia tiba-tiba mengeluarkan feromon Alphanya. Seketika susana di dalam ruangan rapat menjadi tegang. Dadaku merasa sesak dengan feromon Alpha yang tidak bisa aku hindari.
Segera Pak Rudi menenangkan Arya. Arya pun perlahan menghilangkan feromon Alphanya. Ia kemudian berbicara.
“Saya tahu kalau kalian semua itu belum sepenuhnya percaya terhadap saya. Akan tetapi saya berasal dari lulusan di universitas bergengsi di Amerika Serikat. Selain itu saya juga beberapa kali berkerja di bidang lain milik kakek saya. Walaupun ini adalah pertama kalinya saya bekerja di bidang ini, saya akan bekerja semaksimal mungkin.“
Semua orang yang ada di dalan ruang rapat pun diam mendengar pembelaan Arya. Setelah itu Pak Rudi segera menambahkan.
“Saya percaya dengan dipilihnya Arya, jiwa yang masih muda akan membawa perubahan atau gebrakan baru untuk agensi kita. Setuju atau pun tidak ini adalah keputusan akhir. Sekian rapat hari ini. Kalian bisa kembali ke ruangan kalian masing-masing”
Setelah itu para petinggi di agensi keluar dari ruang rapat. Beberapa mereka masih terdengar membicarakan Arya. Mereka pasti masih meragukan kinerja Arya
Aku merasa pusing akibat feromon Alpha yang tadi Arya keluarkan. Apalagi ruang rapat juga di penuhi para Alpha dan beberapa Beta.
Tentu saja aku yang tidak sempat minum obat pencegah heat akan merasa pusing dan sesak. Saat Arya melihat ke arahku. Aku pamit ke toilet dulu.
Sesampai di toilet aku menenangkan nafasku. Aku menutup mataku berusaha agar aku merasa tenang.
Di dunia ini manusia tidak hanya terbagi menjadi pria dan perempuan, namun ada Alpha, Beta dan Omega. Jadi ada Pria-Alpha, Pria-Beta, Pria-Omega dan Perempuan-Alpha, Perempuan-Beta, Perempuan-Omega.
Para Alpha biasanya memiliki fisik yang kuat dan bagus. Tidak hanya itu biasanya mereka memiliki wajah yang tampan atau cantik. Biasanya mereka ada dari kalangan atas. Mereka selalu menduduki jabatan atas. Populasi mereka pun sedikit.
Para Beta adalah sekelompok manusia pada umumnya. Mereka tidak memiliki feromon seperti Alpha atau pun Omega. Selain itu mereka menduduki sebagai populasi terbanyak.
Terakhir adalah Omega. Layaknya seperti Alpha yang memiliki feromon, Omega juga memilikinya. Mereka adalah sekelompok manusia yang bisa bereproduksi, termasuk Pria-Omega. Populasi mereka paling sedikit diantara Alpha dan Omega.
“Sekretaris Di?“
Panggilan dari Arya membuat ku kembali membuka mata.
Aku adalah seorang omega. Dulunya aku beta namun saat tes gender kedua aku menjadi omega. Itu akan gawat kalau Arya sampai tahu aku menjadi Omega. Ia pasti akan kembali membuliku.
Aku menghirup aroma tubuhku. Untung saja aku tidak mengeluarkan feromon Omegaku dan tidak masuk fase heat. Aku merapihkan pakaianku.
“Sekretaris Di”
Arya kembali memanggilku. Aku segera keluar dari bilik toilet dan berjalan keluar dari toilet. Aku menemukan Arya yang menungguku di samping pintu masuk toilet. Ia segera melihatku saat aku tiba.
“Iya Ar-Mkasudku Pak Arya”
“Haha. Sepertinya kamu belum terbiasa“ Arya terkekeh
Tentu saja aku belum terbiasa. Ia tiba-tiba datang dan sekarang menjadi atasanku.
“Kalau hanya ada kita berdua, kamu bisa panggil aku Arya saja” kata Arya sambil tersenyum.
Aku mana berani seperti itu. Tentu saja aku harus memanggilnya 'Pak Arya' saat kerja. Walaupun aku membencinya, setidaknya saat di kantor aku harus bersikap formal.
“Tidak, Pak Arya” tolakku
“Kamu tidak sakit, kan?“
Tanya Arya sambil memegang dahiku dengan punggung tangannya. Aku segera tersentak dan mundur ke belakang dengan tindakannya yang tiba-tiba.
“Saya baik-baik saja,” jawabku
“Lalu kenapa kamu tadi terlihat pucat?“
“Itu karena saya belum sarapan”
“Kalau begitu kita makan siang. Ini sudah jam makan siang. Tidak baik menunda makan”
“Baik pak, Pak Arya mau saya pesankan makanan?“
“Tidak perlu. Kita makan bersama keluar”
Aku ingin menolaknya. Aku merasa tidak nyaman.
“Jangan menolak. Kalau kamu tidak nyaman, ajak Sekretaris Ayu untuk makan bersama kita”
Ia seolah-olah bisa membaca pikiranku. Untunglah kalau ia tidak keberatan makan bersama Sekretaris Ayu. Setidaknya kalau ada orang lain aku akan merasa lebih tenang.
“Baik, Pak. Saya akan menghubungi sekretaris Ayu”
“Iya. Saya tunggu di parkiran”
“Baik, Pak”
Setelah itu aku pergi mengajak Mbak Ayu.
Saat Aku dan Mbak Ayu turun di basement parkiran kami melihat Arya sedang menyenderkan tubuhnya ke mobil. Mobil mahal keluaran terbaru tersebut tampaknya itu miliknya.
Saat ia melihat kami ia menyuruh kami untuk mendekat ke arahnya.
“Ayo masuk. Sekretaris Di, kamu duduk di kursi penumpang samping pengemudi.“
Sepertinya dia memamg memiliki kekuatan membaca pikiran pasalnya aku ingin duduk di belakang. Jadi sebelum aku membuka pintu belakan ia segera mencegahku.
“Baik, Pak Arya”
Aku pun menuruti keinginanya. Aku tidak ingin berdebat dengan Arya. Apalagi di sini ada Mbak Ayu. Ia akan curiga.
Saat kami semua masuk aku baru ingat mengapa Arya tidak memakai supir?
“Saya memang sedang tidak pakai supir”
Kembali, seolah ia tahu pikiranku.
“Kalian tidak masalah saya ajak makan di restoran padang?“ tanya Arya
“Tidak, Pak Arya” jawab Aku dan Mbak Ayu bersamaan.
Setelah itu mobil dihidupkan dan mobil pun bergerak di jalanan ibukota.
To Be Continued
Tinggalkan jejak☆
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...