Pagi ini di kantor PS Entertainment sangatlah sibuk. Para karyawan mendapat kabar bahwa CEO dari PS Entertainment akan membawa penggantinya.
PS Entertainment adalah perusahaan agensi. Mereka merekrut para calon aktor, aktris, penyanyi dan band. Mereka menauingi para pekerja entertainment tersebut. Beberapa rekrutan mereka berasal dari hasil ajang perncarian bakat dan yang lainnya.
Perusahaan ini adalah salah satu agensi besar yang berada di Indonesia. Agensi ini didirikan langsung oleh Pak Rudi Prasetyo sejak dia masih diumur pertengahan 30an.
Pak Rudi Prasetyo adalah anak dari konglomerat di Indonesia. Saudaranya beliau memiliki perusahaan di bidang lain, seperti fashion dan food.
Semua orang membicarakan orang yang menggantikan Pak Rudi Prasetyo, CEO dari PS Entertainment. Pasalnya ia tidak pernah sekali pun membawa calon penerusnya di saat acara perusahaan maupun acara luar.
Walaupun ia memiliki seorang anak perempuan ia tidak pernah membawa sekalipun anaknya itu. Aku jadi penasaran bagaimana rupa anak perempuan dari Pak Rudi Prasetyo, bosku.
Kami para karyawan mulai berkumpul di lantai bawah. Kami akan menyambut kedatangan mereka. Aku dan Mbak Ayu berdiri berseblahan.
Tidak lama mobil milik Pak Rudi Prasetyo berhenti di depan pintu masuk. Pintu sebelah kanan di buka. Pertama yang keluar adalah Pak Rudi Prasetyo kemudian yang kedua adalah pria.
Lah?
Kenapa Pria?
Bukannya anak Pak Rudi Prasetyo adalah perempuan. Semua karyawan mulai berbisik. Mereka sepertinya juga heran dengan pria yang berjalan bersama dengan Pak Rudi Prasetyo itu.
Eh.
Kenapa dia ada di sini?
Pria yang sehari lalu aku pinta jangan bertemu lagi denganku.
Kemudian kami mengabaikan fakta mengejutkan itu dan menyambut kedatangan mereka dengan meriah. Setelah itu Aku, Mbak Ayu, Pak Rudi beserta Arya berjalan menaiki lift.
Arya tampak biasa saja melihatku. Ia seolah-olah tidak terkejut melihatku berbeda dengan diriku. Di dalam lift kami terdiam hingga akhirnya sura 'Ding' tanda lift terbuka.
Kami turun dari lift dan sekarang sudah berada di lantai atas gedung. Pak Rudi berhenti berjalan. Kami pun segera berhenti.
Pak Rudi membalikkan tubuhnya begitu pun dengan Arya. Arya tersenyum melihatku. Ia menggunakan setelan jas yang sangat rapi dan terlihat mahal. Tidak hanya itu rambutnya di sisir ke belakang membuat ia tampak jauh lebih dewasa.
Arya kembali tersenyum melihatku. Aku tertangkap basah sedang mengamatinya.
“Sekretari Ayu dan Sekretari Dimas, perkenalkan ini anak saya Arya Baskoro. Ia akan menjadi pengganti saya.“ kata Pak Rudi memperkenalkan pria di sampingnya.
“Saya Arya Baskoro, CEO baru“
“Saya Ayu Permata, sekretaris lama“
Arya dan Ayu saling menjabat tangan mereka memperkenalkan diri. Setelah itu mereka melepaskan jabat tangan mereka.
Pandangan Arya sekarang kembali ke arahku. Ia mengukurkan tangannya, aku pun melakukan hal yang sama.
“Saya Arya Baskoro, CEO baru“
“Saya Dimas Herdian, sekretsris baru yang akan menggantikan Sekretaris Ayu“
Setelah berkenalan sejenak Arya memegang tanganku dengan erat. Ia mengusap punggung tanganku dengan jompolnya. Aku agak tersentak dengan yang dilakukannya. Setelah itu ia melepaskan tangannya.
Baru kemarin aku memintanya agar kami jangan bertemu lagi, tapi lihat takdir berkata kain. Kami akan sering bertemu. Malahan hampir tiap hari. Nasibku sepertinya sedang buruk.
Tidak hanya bertemu hampir setiap hari kecuali hari libur, ia juga adalah atasanku langsung. Aku akan menjadi sekretarisnya. Bagaimana bisa berakhir seperti ini?
“Sekretaris Ayu dan Dimas, tolong kalian persiapkan rapat dadakan. Hari ini saya akan memperkenalkan Arya di depan para petinggi lainnya.“
“Baik, Pak”
Aku dan Mba Ayu secara serempak menjawab perintah dari Pak Rudi. Setelah itu mereka pergi menuju ruang kantor CEO.
Sekarang aku bisa bernapas dengan lega. Kemudian aku menoleh ke arah Mba Ayu.
“Sekretaris Ayu, bukannya anak pak Rudi itu perempuan ya?“
Tanyaku sedari tadi penasaran. Mba Ayu pastinya lebih tahu karena ia sudah bekerja cukup lama di sini. Berbeda dengan diriku yang baru bekerja 3 minggu.
“Anaknya Pak Rudi memang perempuan.“
“Lalu kenapa Arya-maksudku Pak Arya yang menggantikannya.“
Sepertinya aku akan sulit terbiasa dengan memanggil Arya dengan tambahan kata 'Pak'
“Dulu aku pernah dengar kalau Pak Rudi punya anak haram dan itu adalah lelaki. Namun aku juga tidak menyangka dia akan lebih memilih Pak Arya dibanding anak kandungnya sendiri”
“Kenapa Sekretaris Ayu tidak pernah cerita?“
“Itu tidak terlalu penting. Lebih penting kita segera menyiapkan rapat”
Setelah itu kami pun segera menyiapkan rapat.
Sebenarnya aku ingin tahu lebih banyak. Tapi kami sedang bekerja. Itu bisa di kesampingkan dulu. Ada hal penting yang harus kami kerjakan dahulu.
Setelah selesai menyiapkan ruangan rapat dan memberitahu para petinggi lain. Aku di suruh Mba Ayu untuk memberitahu Pak Rudi dan Arya.
Tukk tukk
Aku mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam “Silahkan, masuk”. Aku membuka pintu kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan ceo. Pintu yang tadi sudah aku tutup sebelumnya.
Pak Rudi beserta Arya tengah duduk di atas sofa. Mereka duduk bersebrangan. Sofa tersebut terletak di bagian tengah ruangan. Meja kerja CEO ada di bagian belakang ruangan.
“Persiapan rapat sudah selesai. Para petinggi lain sudah menunggu”
“Baik, Sekretaris Di. Tunggu kami sebentar”
“Baik, Pak”
Aku mengangguk mendengar perkataan Pak Rudi. Kemudian aku pamit untuk menunggu di luar.
Sekitar 5 menit kemudian pintu di sebelahku di buka.
“Kita pergi sekarang”
“Iya, Pak”
Aku pun mengikuti mereka di bagian belakang. Kami lergi menuju lantai tempat dimana rapat akan di adakan.
Setibanya kami tiba di depan ruang rapat. Pak Rudi masuk terlebih dahulu. Arya tadi bilang kepada Pak Rudi bahwa ia akan berbicara sesuatu kepadaku.
“Dimas, maksudku Sekretaris Di”
“Iya, Ar-Pak Arya”
“Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu sehari lalu. Kita akan sering bertemu”
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Roman d'amour[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...