Part 18

8.3K 728 8
                                    

Selama dua minggu ini aku disibukan dengan persiapan pesta. Arya memintaku menyelenggarakan pesta di salah satu hotel milik keluarganya. 

Persiapan pesta tersebut tidaklah mengalami kendala. Pesta di hotel tersebut diatur sedemikian rupa oleh petugas hotel.

Aku sesekali ke hotel untuk mengecek persiapannya. Selain itu sesekali meminta petugas hotel untuk mengatur tempat duduk atau dekorasi.

Aku juga mengecek makanan dan minuman yang akan disajikan nanti saat pesta. Arya sebelumnya juga meminta memasukan beberapa list makanan ke dalam pesta tersebut.

Selain mengecek persiapan pesta di hotel, di kantor juga aku membuat surat undangan untuk para tamu. Beberapa tamu undangan aku telpon setelah undangan dikirim untuk mengecek apakah mereka berhalangan hadir atau tidak. 

Setelah itu semua beres sekarang aku sudah berada di depan pintu menuju ruangan pesta. Aku sudah datang semenjak sore tadi. Aku juga sudah berpakaian dengan sangat rapi. 

"Selamat Datang, Pak Renaldi dan Ibu Hera, silahkan masuk." Aku menyapa  seorang Direktur Utama dari Partner Bisnis kami beserta istri yang mendampinginya sambil tersenyum dengan ramah. 

Setelah mereka masuk aku mengecek jam tangan di bagian kananku. 

Pukul 7.25

Pesta sebentar lagi akan diadakan, dan hampir semua tamu sudah hadir. Namun, bintang utama pesta ini, aku belum melihatnya sama sekali. 

Saat aku mendongak, bintang utama hari ini tengah berjalan bersama Ayahnya, Pak Rudi. Arya terlihat semakin tampan dengan rambutnya yang disisir ke belakang dengan rapi. Selain itu tuxedo yang berwarna biru dongker pun terlihat pas di tubuhnya yang tinggi dan berotot. Aura Alpha yang dominan begitu terlihat dan terasa

Benar-benar gambaran ciptaan tuhan yang paling indah.

Tanpa sadar aku menelan ludah. 

Aku menggelengkan kepalaku mencoba kembali tersadar dari pikiranku. 

"Selamat datang Pak Rudi dan Pak Arya" sapaku setelah mereka di hadapanku.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Pak Rudi

"Baik, Pak Rudi. Bagaimana dengan Pak Rudi?" Tanya balikku

"Seperti biasa, orang tua sudah sakit-sakitan. Namun, di luar terlihat baik. Bagaimana bekerja bersama Arya? Ia tidak setegas saya kan?"

"Tidak. Pak Arya lebih santai"

"Hahah… dasar anak muda. Kami masuk ke dalam." Kata Pak Rudi

Saat aku melihat Arya ia segera menoleh ke arah lain. Ada apa dengan sikapnya yang seperti itu?

Mereka pun masuk ke dalam. 

5 menit kemudian acara di mulai. 

"Halo, selamat malam semuanya" kata Pak Rudi yang berdiri di tengah podium sambil memegang mik. 

"Selamat malam" jawab para tamu

"Terima kasih banyak telah berkenan hadir di pesta ini. Pesta ini hadir bertujuan untuk memperkenalkan pengganti saya di perusahaan. Dia adalah satu-satunya anak lelaki saya."

Beberapa tamu mulai berbisik. 

Aku tahu pasti mereka sedang berbicara tentang Arya yang anak haram. 

"Arya Baskoro. Dia akan menggantikan saya sebagai pimpinan di perusahaan agensi PS Entertainment. Arya, silahkan naik ke atas panggung."

Arya kemudian naik ke atas panggung. Aura Alpha yang dikeluarkannya membuat semua mata tertuju kepadanya. 

Semua orang yang hadir di pesta ini adalah para Alpha dan Beta yang ketika Arya mengeluarkan feromon Alphanya tidak berdampak banyak selain alih mata tertuju kepadanya.

Namun aku seorang Omega dan tidak ada satupun yang tahu. Seharusnya aku mulai kelimpungan dengan berada di satu ruangan dengan banyak Alpha.

Akan tetapi aku tidak demikian. Itu karena aku sudah tahu ini akan terjadi, jadi sebagai jaga-jaga aku meminum dosis obat pencegah Heat dua kali dosis yang biasa aku makan. 

"Selamat malam semuanya, terimakasih para tamu dari teman dekat ayah saya, para partner bisnis, para artis dan para reporter terdekat yang hadir di pesta ini. Beberapa dari kalian mungkin terkejut dengan dipilihnya saya sebagai pengganti Ayah saya. Itu bisa dimengerti, saya memang anak di luar pernikahan. Namun, hal tersebut tidak akan menghambat saya bekerja menggantikan ayah saya. Kinerja saya itu bukanlah berasal dari siapa saya lahir namun berkat hasil belajar, pengalaman dan kerja keras saya selama ini. Itu saja yang ingin saya sampaikan. Silahkan nikmati pestanya."

Kemudian tepuk tangan meriah datang dari para tamu. 

Sekarang para tamu mulai mencicipi makanan yang dihidangkan. Arya dan Ayahnya pun menyapa para tamu satu persatu. Aku hanya memperhatikan mereka dari jauh saja.

"Sekretaris Di!"

"Astaga" aku kaget 

"Heheh… Sekretaris Di tidak sibukkan?" Tanya Mawar. Ia begitu cantik dengan dress berwarna merah tersebut yang cocok dengan namanya.

"Tidak, Oh iya, aku minta maaf."

"Soal apa?"

"Saat kita makan bersama aku tidak pamit dulu kepada kalian. Waktu itu aku tiba-tiba merasa tidak enak badan dan segera pulang."

"Oh, itu. Kami tidak masalah. Tidak perlu meminta maaf."

"Terima kasih."

"Sekretaris Di, filmku akan tayang 2 minggu lagi. Kamu bisa datang tidak?" Tanya Mawar

"Datang kemana?" Pertanyaan tersebut keluar dari Arya yang baru saja datang. Ia kemudian berdiri disampingku.

"Halo, Pak Arya" sapa Mawar kepada Arya

"Halo, juga Mawar. Tadi kamu meminta Sekretaris Di datang kemana?" Tanya Arya

"Film saya akan tayang 2 minggu lagi. Nanti saya ada jumpa fans juga di salah satu bioskop. Saya mau mengajak Sekretaris Di untuk datang kesana" jelas Mawar.

"Kalau saya ikut itu tidak masalah kan?" Tanya Arya

"Eh? Pak Arya mau nonton juga?" Tanya Mawar

"Memangnya tidak boleh?"

"Tidak. Maksud saya boleh. Tentu saja Pak Arya boleh datang. Heheh" kata Mawar 

"Nanti saya dan Sekretaris Di akan datang bersama?"

Apa?

"Tunggu, Pak Arya."

Bagaimana ia bilang seperti itu tanpa bertanya kepadaku terlebih dahulu?

"Saya sudah lama tinggal di kuar negeri dan kurang hapal kota ini. Saya tidak ingin tersesat."

Tapi kan ada G*ogle M*ps.

Namun aku tidak bisa mengatakan itu. Ya sudah kami hanya berangkat bersama. Tidak lebih.

Saat sebelum aku mengatakan setuju aku tiba-tiba merasa pusing. Kepalaku terasa berdenyut. Aku segera pamit dari hadapan mereka dan keluar dari sana. 

Saat aku keluar aku malah bertemu dengan seseorang yang tidak tepat.

"Halo, Sekretaris Di. Sudah lama kita bertemu. Sepertinya kamu sedang tidak enak badan." Kata Ivan sambil menyeringai.

Sial.

.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang