Semenjak aku datang ke sekolah di hari pertama semester kedua. Aku merasakan susana yang aneh. Aku sesekali menagkap pandangan para murid yang menatapku dengan aneh dan sesekali berbisik.
Aku memilih mengabaikan itu dan memilih untuk masuk ke kelas. Aku sudah berjanji kepada Arya agar kami duduk di kursi belakang saat semester pertama. Jadi, aku menaruh tasku di kursi paling pojok belakang.
Saat aku di dalam kelas pun aku melihat beberapa teman sekelasku yang menatapku kemudian berbisik. Aku merasa mereka tengah menggosipkan aku.
Aku pun pergi menuju ruang OSIS. Sebelum upacara di mulai, biasanya kami para anggota OSIS akan berkumpul terlebih dahulu.
“Selamat pagi, semuanya”
Aku menyapa para anggota OSIS yang sudah datang lebih awal. Namun mereka hanya melihatku kemudian mengabaikanku.
Aku bingung mengapa mereka semua bersikap seperti itu. Apa aku punya kesalahan terhadap mereka? Jika aku tinggal lebih lama di sini, sepertinya suasana di sini akan semakin memburuk.
Aku pun memilih keluar dari ruangan OSIS dan kebetulan ada Kak Bima, ketua OSIS yang baru saja datang. Aku segera menghampirinya.
“Pagi, Kak Bima” aku menyapa Kak Bima.
“Jangan bicara padaku” kata Kak Bima dengan dingin. Ia pun pergi menjauhiku. Namun dengan segera aku mencegahnya dengan memegang tangannya.
Mengapa ia juga tiba-tiba bersikap seperti ini?
“Kak Bima, tunggu” kataku mencoba menahannya pergi. Ia berbalik menatapku.
“Sebenarnya apa yang terjadi kak?“ tanyaku kepada Kak Bima.
“Lepaskan tanganku dulu” pintanya. Segera aku melepaskan lenganku.
“Apa aku pernah berbuat salah kepada Kak Bima? Para murid lain pun menatapku tidak suka. Aku bingung mengapa mereka tiba-tiba bersikap seperti itu.“ kataku kepada Kak Bima.
“Coba kamu lihat buletin sekolah. Setelah itu jangan dekati aku.“ setelah mengatakan itu Kak Bima pun pergi.
Aku segera menuju buletin sekolah yang terletak di dekat ruang guru. Dari jauh aku melihat sekumpulan orang tengah berkumpul di depan buletin sekolah.
Di saat aku mendekat ke arah sana, mereka yang menyadari kehadiranku segera menjauh. Apa aku terlihat semenjijikan itu?
Aku pun membaca tulisan yang ada di atas kertas yang di tempel di buletin sekolah.
'Dimas Hardian ternyata curang. Ia mendapatkan peringkat dua diangkatan dengan hasil menyontek teman sebangkunya. Selain itu ia menggoda anak kepala sekolah agar memberikannya jawaban dari setiap ulangan.'
Hah?!
Siapa yang menempel tulisan tidak benar ini? Kenapa mereka sampai setega ini berbuat jahat kepadaku?
Aku tidak pernah berbuat curang apalagi mengoda Kak Bima. Aku selalu berusaha dengan keras. Aku belajar tiap malam demi mempersiapkan ulangan.
Namun mengapa hasilnya seperti ini? Apa karena aku ini seorang Beta yang tidak pantas berpestasi. Tapi aku juga manusia, mereka seharusnya memperlakukanku dengan sama.
Mengapa hanya Alpha saja yang boleh berprestasi? Sedangkan aku Beta tidak bisa. Hanya karena aku Beta, mereka berani menuduhku curang.
Pantas saja sejak tadi para murid melihatku dengan tidak suka. Itu alasannya karena tulisan di depanku ini. Begitupula dengan Kak Bima yang memintaku menjauh darinya.
Aku ingin menangis di tempatku berada saat ini.
Namun aku tidak bisa menangis sekarang. Ada hal yang jauh lebih penting. Aku harus mencari orang yang menempelkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...