Kembali lagi ke masa sekarang.
“Silahkan masuk”
Arya membolehkan aku masuk ke dalam ruangannya setelah tadi aku mengetuk pintunya. Aku membuka pintu dengan tangan kiri. Sedangkan di tangan kanan aku membawa secangkir kopi panas.
Aku mengambil buku laporan yang aku jepit diantara tangan kanan dan tubuhku dengan tangan kiriku. Setelah itu kamu masuk ke dalam ruangan kerja Arya.
Arya tengah sibuk dengan berbagai buku laporan di atas mejanya. Kemudian ia menatap ke arahku saat aku mendekat ke arahnya.
“Ini kopi panasnya, Pak Arya” kataku sambil menaruh cangkir kopi tersebut di meja Arya.
Ia tersenyum dengan ramah lalu berkata “Terima kasih, Sekretaris Di.“
“Itu sudah menjadi tugas saya.“ kataku sambil melangkah mundur.
“Bagaimana laporan kegiatan saya hari ini?“ tanya Arya yang menyatukan kedua tangannya sambil menatap dengan lekat.
Tanpa sadar aku mengalihkan pandanganku dan segera membuka laporan kegiatan yang tadi aku bawa.
“Hari ini tidak ada banyak perubahan. Pak Arya hanya ada pertemuan dengan Departemen Produksi dan Departemen Sales & Marketing serta anggota Kstaria untuk pembahasan mengenai perilisan album baru di siang hari. Setelah itu tidak ada lagi” kataku kepada Arya. Setelah itu aku menutup buku laporan tersebut dan melihat ke arah Arya.
“Sore hari saya tidak ada kegiatan, kan?“ tanyanya.
“Iya, benar. Pak Arya,” kataku membenarkan.
“Kalau para artis naungan kita biasanya mereka berkumpul di mana?“ tanya Arya
“Mereka biasanya berada di lantai 3 untuk latihan dan yang lainnya.“ jelasku
“Biasanya mereka semua selalu ada di sana setiap saat?“
“Tidak. Beberapa dari mereka memiliki kegitan di luar. Seperti pemotretan, bermain film, tampil di televisi dan yang lainnya. Memangnya kenapa Pak Arya?“
“Saya ingin menyapa mereka. Saya ingin melihat bagaima para artis dan aktor yang telah ayah saya rekrut dulu.“
“Kalau begitu, apakah Pak Arya nanti sore akan turun ke lantai 3?“
“Iya. Nanti kamu beritahu mereka.“
“Baik, Pak Arya. Kalau begitu saya kembali ke meja saya”
“Iya”
Setelah itu aku keluar dari ruangan Arya dan kembali ke meja kerjaku di samping Mba Ayu.
“Bagaimana Pak Arya?“ tanya Mba Ayu setelah aku duduk di kursi. Aku menghadap ke arah Mba Ayu.
Tadi pagi Mba Ayu memintaku untuk melaporkan kegiatan serta membawa kopi kepada Arya. Ia ingin aku mulai melakukannya sendiri tanpa bantuan Mba Ayu.
Apalagi minggu depan Mba Ayu akan keluar dari perusahaan ini. Dan selanjutnya aku yang akan terus menemani Arya.
“Pak Arya terlihat baik dan ramah.“ kataku
“Saya kira ia akan seperti ayahnya, Pak Rudi” kata Mba Ayu
Pak Rudi memang selalu bersikap tegas dan terlihat menyeramkan. Aku tidak tahu alasannya kenapa. Apa itu karena usianya yang sudah berumur?
'Ia bersikap ramah dan terlihat baik di luar, tapi nyatanya ia begitu jahat.'
Ia bersikap seperti itu layaknya 8 tahun lalu. Waktu itu aku terperangkap ke dalam perlakuannya hingga akhirnya aku disakiti dan ia tinggalkan.
Namun saat ini, aku tidak ingin terjebak lagi ke dalamnya. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlalu dekat dengannya. Biarkanlah hubungan kami ini hanya sekedar atasan dan bawahan saja.
Walaupun aku tidak mau pun, aku tidak bisa keluar dari pekerjaan ini. Saat sekarang ini, mencari pekerjaan tidaklah mudah.
“Sekretaris Di..“
Panggilan dari Mba Ayu membuatku kembali ke dunia nyata, setelah tadi lama berpikir.
“Maaf Sekretaris Ayu”
“Kamu kenapa? Dari tadi kamu bengong saja sampai saya panggil beberapa kali tidak menjawab.“
“Itu, saya tiba-tiba memikirkan sesuatu.“
“Apa benar? Apa jangan-jangan Pak Arya bersikap kasar terhadap kamu?“
“T-tidak. Pak Arya benar-benar bersikap baik dan ramah.“
“Baiklah kalau kamu berbicara seperti itu. Kita lanjutkan kembali pekerjaan kita.“
Aku balas mengangguk atas perkataan Mba Ayu.
***
Setelah jam makan siang berakhir. Aku dan Arya pergi untuk meeting. Aku tetap menemaninya karena aku akan mencatat apa yang mereka bahas.
Saat aku dan Arya masuk ke dalan ruangan pertemuan, semua orang selain kami telah datang.
“Selamat Siang Pak Arya” sapa mereka semua sambil berdiri dari tempat duduk mereka.
“Siang, semuanya. Silahkan kembali duduk” kata Arya setelah ia duduk di kursinya yang berada di tengah. Sedangkan aku hanya berdiri di sampingnya.
“Bagaimana persiapan album baru untuk band Kstaria?“
Kstaria adalah band yang di naungi oleh agensi kami. Kstaria adalah band pertama yang di buat oleh agensi kami. Para anggota band di rekrut dan di bentuk sendiri oleh agensi kami.
“Semuanya berjalan dengan lancar, Pak Arya. Persiapan demo lagu sudah ada. Kami hanya perlu membuat rekaman lagu, pemotretan untuk album , music video, pembuatan cd album dan perilisan.“ jelas kepala departemen produksi
“Bagaimana dengan para anggota Kstaria? Dimana mereka berada? Seharusnya mereka berada di sini“ kata Arya dengan nada tajam. Berbeda ketika ia berbicara kepadaku.
Pertanyaan dari Arya membuat semua orang di dalam ruangan diam menunduk. Suasana di dalam ruangan pertemuan mendadak tidak nyaman.
“Apa kalian tidak memberitahu para anggota band untuk hadir di pertemuan kali ini?“ tanya Arya. Nadanya kembali terdengar kurang bersahabat.
“K-kami sudah memberitahu mereka untuk hadir. Namun mereka tidak bisa hadir karena sesuatu.“ jawab Kepala Departemen Produksi
“Apa mereka sedang ada jadwal di luar agensi?“
“T-tidak, Pak Arya”
“Lalu mereka sibuk karena hal apa?“
Arya tiba-tiba melihat ke arahku kemudian dia berkata “Sekretaris Di, coba hubungi manajer Kstaria. Tanyakan Mereka sedang berada dimana“
“Baik, Pak Arya” kataku sambil mengangguk
Segera aku merogoh ponsel dari saku celana bagian kanan. Lalu membuka ponsel dan menghubungi nomer manajer Kstaria.
Bekerja sebagai sebagai sekretaris membuatku harus memiliki nomer manajer artis serta beberapa orang penting lainnya.
Aku sengaja menekan tombok loud speaker. Terdengar bunyi nada dering dari sana, namun tidak ada jawaban hingga terdengar “Mohon maaf nomer yang anda hubungi saat ini sedang tidak aktif. Silahkan tinggalkan pesan. Beep”
Hah….
Arya terdengar menghela napas kasar.
“Ini adalah persiapan album bagi mereka. Seharusnya mereka hadir. Di pertemuan selanjutnya saya ingin mereka hadir.“
“Baik, Pak Arya” kata kepala produksi.
To Be Continued
Tinggalkan jejak☆
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Catch Me If You Can
Romance[ End ] Aku, Dimas Herdian, saat di akhir makan malam bersama Arya Baskoro aku mengatakan kepadanya agar kami tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin berurusan dengan orang yang membully-ku sewaktu SMA dulu. Namun sehari kemudian aku malah kembal...