Part 47

3.8K 294 1
                                    

"Hahahah" aku tertawa untuk waktu yang cukup lama dan tidak sadar ada sedikit air mata yang keluar dari kedua mataku.

"Berhentilah tertawa." Pinta Arya sedikit malu. Walaupun ini malam hari, aku masih bisa melihat sedikit pipinya yang memerah dari cahaya lampu yang ada di kios penjualan.

"Hahahahaha… maafkan aku, tapi ini benar-benar lucu" jawabku setelah selesai tertawa dan menghapus air mata. 

Aku tertawa bukan tanpa alasan, itu karena kejadian beberapa saat lalu di depan sebuah kios lempar rotan.

Karena aku gagal dalam melempar rotan lingkaran ke dalam salah satu hadiah, Arya menawarkan diri untuk bermain. Ia berkata apa hadiah yang aku inginkan dan ia akan mendapatkannya. Aku pun meminta sebuah boneka beruang putih yang berada di tengah-tengah pajangan. 

Arya kemudian membeli 10 rotan lingkaran, dan dengan fokus melempar rotan tersebut ke bagian tengah meja, dimana di sana ada sebuah balok berdiri. Arya harus memasukan rotan ke dalam balok tersebut.

Itu terlihat mudah namun sebaliknya.

Hingga rotan ke 10 tidak bisa masuk ke dalam balok tersebut, Arya terlihat kecewa dan menghela nafas. Lalu aku menenangkannya dan berkata tidak apa-apa padanya jika ia tidak bisa.

Akan tetapi Arya tidak menyerah, ia kembali membeli rotan dan kali ini ia langsung membeli 40 buah rotan. Awalnya aku melarangnya untuk membeli rotan sebanyak itu, namun Arya berkata, ia ingin mendapatkan hadiah boneka beruang putih tersebut.

"Terima kasih untuk snacknya" kataku sambil berseru dengan riang dan menempelkan snack tersebut ke wajahku.

Setelah semua rotan habis, Arya memang mendapatkan sebuah hadiah, namun hadiah tersebut adalah sebuah snack manis yang biasanya berada di minimarket dijual dengan harga 5 ribu. 

Dengan membeli rotan sebanyak 50 biji, maka harga snack yang aku pegang sekarang tidak lagi bernilai 5 ribu tapi 50 ribu. 

Tidak buruk. Haha.

"Aku minta maaf karena tidak bisa mendapatkan boneka beruang putih tersebut." Kata Arya menyesal.

"Tidak apa-apa. Aku sangat senang dengan hadiah snack ini."

Aku masih melihat Arya yang murung maka aku berkata, "Jangan pikirkan itu, kita lanjut ke kios permainan lainnya."

Arya mengangguk dan memegang tanganku. Kami berdua berjalan bersama ke kios selanjutnya. Kios yang berada di depan kami adalah sebuah permainan yang melempar sebuah bola kasti berwarna hijau ke tumpukan kaleng yang disusun seperti piramida mesir.

Setelah kami membayar kami mendapat kesempatan 3 kali untuk melempar bola kasti yang yang aku pegang. Aku harus meruntuhkan semua tumpukan kaleng besi tersebut.

Aku memegang bola kasti dengan satu tanganku, mataku fokus melihat bagian bawah dan tengah dari piramida tersebut.

Dengan sekuat tenaga aku melempar bola kasti ke arah depan menuju bagian yang aku lihat tadi. Bola dengan cepat meluncur dan--

Trang trang…

Suara kaleng yang berjatuhan terdengar.

Aku melihat piramida kaleng hanya menjatuhkan bagian atasnya saja, sedangkan susunan paling bawah masih utuh.

"Selanjutnya biar aku yang coba." Ucap Arya.

Aku menyerahkan bola kasti lain kepada Arya dan Arya pun mencoba melempar susunan kaleng yang tersisa.

Namun 2 lemparan Arya selalu meleset. 

"Yahhh…" Arya kesal karena ia gagal. 

Kami berdua akhirnya hanya mendapatkan sebuah sabun mandi batangan dari hasil barusan.

Tidak menyerah, kami berdua berlanjut menuju kios lain, kali ini kami hanya perlu melempar sebuah panah kecil seukuran jari tangan ke papan yang sedang berputar dengan cepat. Akan tetapi, para pengunjung banyak yang berkumpul di kios ini, sehingga kami sulit untuk mendapatkan giliran. Jika kami menunggu pun, itu akan cukup memakan waktu.

Akhirnya kami beralih menuju permainan lain. Permain selanjutnya kami hanya perlu menendang bola ke dalam gawang sebanyak 5 kali. 

Menurutku itu cukup menarik, apalagi jarak antara tempat bola di taruh dan gawang bola tidaklah jauh. Kira-kira hanya berjarak 5 meter. Selain itu hadiahnya boneka beruang yang jauh lebih besar daripada kios permainan pertama tadi. 

Aku pun mencoba menendang bola sebanyak 5 kali setelah tadi membayar. Namun semua bola selalu meleset keluar atau tertangkap oleh penjaga gawang.

Lagi ini tidak mudah.

Arya kembali menawarkan diri. Perawakannya yang tinggi serta wajahnya yang tampan segera menyita perhatian para pengunjung di sini. 

Arya menatap gawang dengan tajam, selain itu penjaga gawang juga menatap bola dengan intens. Menerka-nerka kemana bola akan meluncur.

Arya mengayunkan kaki kananya lalu dengan kuat menendang bola dan---

Gollll~

Kami semua yang berada disana bersorak gembira melihat kejadian tersebut. 

Arya adalah orang pertama yang berhasil mendapatkan hadiah tersebut.

"Ini untukmu." Kata Arya menyerahkan boneka beruang coklat yang berukuran setengah dari badanku.

"Yayy… terima kasih." Kataku tersenyum bahagia.

"Kamu hebat." Aku memuji Arya.

"Tentu saja." Kata Arya bangga.

"Aku lapar, ayo kita makan." Ajakku lalu di balas anggukan oleh Arya.

Arya kembali membawa boneka yang tadi ia dapat. Kami berdua pergi membeli makanan kaki lima yang tersedia di sini. 

Setelah kenyang kami melihat waktu sudah hampir tengah malam. Kami harus segera pulang karena besok pagi sekitar jam 10 pagi, jadwal pesawat kami akan terbang.

"Ini hari yang menyenangkan." Kataku. 

Kami berdua sedang di perjapanan pulang.

"Aku senang mendengarnya kalau kamu bahagia." Jawab Arya.

"Seharusnya kita naik permainan tadi, tapi karena aku takut kita tidak jadi menaikinya." Kataku menyesal.

"Aku tidak masalah. Melihatmu senang itu sudah cukup bagiku. Selain itu aku juga menghabiskan waktuku denganmu. Itu sudah lebih dari cukup."

"Terima kasih. Kamu memang terbaik, sayangku." Kataku riang gembira.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang