Part 33

6.4K 507 5
                                    

Maaf karena kami datang terlambat" kata Arya kepada seorang laki-laki dewasa di depan kami yang berdiri dari tempat duduknya.

"Tidak masalah, saya mengerti. Saya juga baru sampai 10 menit yang lalu. Jalanan ibukota memang selalu macet." Kata laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut adalah Produs Konser yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan agensi kami. 

"Tapi, tetap saja. Seharusnya kami bisa datang tepat waktu di pertemuan sangat penting ini." Kata Arya 

"Tidak apa-apa, Pak Arya. Silahkan duduk." Kata laki-laki yang bernama Fadli tersebut. 

Aku dan Arya pun duduk bersebelahan di seberang Pak Fadli. 

"Kita pesan makan dahulu. Setelah itu kita bahas kerja sama kita." Kata Arya lalu dibalas anggukan Pak Fadli.

Kami bertiga pun membuka buku menu yang berada di atas meja. Setelah itu mencari menu yang akan kami pesan. Kemudian aku memanggil seorang pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan pria di depan kami.

"Kami mau pesan menu makanannya." Jawabku 

"Baik, pesanannya apa saja? Biar saya catat." Kata pelayan tersebut kemudian mengeluarkan pena dan note dari saku celananya.

"1 Black Pepper Beef Pasta, 1 Tomato Chicken Pasta, 1 Spaghetti with Tomatoes, untuk minumannya 3 orange juice serta untuk dessertnya 2 Mango Cake dan 1 Cream Cake." Kataku. Dan pelayan pun menulisnya di buku catatan yang ia bawa.

"Baik, apa ada lagi tambahannya?" Tanya pelayan tersebut.

"Tidak ada. Cukup itu saja" jawabku.

"Baik, mohon ditunggu." Kata pelayan tersebut setelah menaruh pena dan note nya ke dalam saku celana. Kemudian ia beranjak pergi dari sini.

"Waktu perusahaan saya mengadakan pesta perkenalan saya kenapa Pak Fadli tidak bisa hadir?" Tanya Arya

"Waktu itu saya sedang sakit. Jadi saya tidak bisa datang." Kata Pak Fadli

"Seharusnya Pak Fadli mengabari saya, saya dan Sekretaris Di bisa datang menjenguk ke rumah Pak Fadli."

"Tidak apa-apa. Waktu itu saya juga tidak sempat untuk memberitahu kamu. Omong-omong saya baru kali ini melihat Sekretaris Di. Seingat saya Sekretaris CEO adalah Ayu." 

"Sekretaris Di memang baru. Sewaktu saya datang menggantikan ayah saya, Sekretaris Di juga sedang proses menggantikan Sekretaris Ayu."

"Oh begitu. Pantas saja saya tidak tahu. Selain itu semenjak kalian datang, kenapa kalian terlihat canggung? Seharusnya kalian mulai akrab, kan?" Tanya Pak Fadli.

Sepertinya Pak Fadli bisa merasakan aura canggung diantara kami. Sebenarnya aku berusaha untuk tidak terlalu memperlihatkan itu, tapi ternyata Pak Fadli bisa merasakannya. 

Aura canggung ini bukan tanpa alasan. Itu karena kejadian di parkiran tadi sebelum kami berangkat menuju kesini. 

Saat Arya bertanya tentang sikapku yang selalu melamun. Tanpa sadar aku langsung mengucapkan kalau aku sedang memikirkan Arya.

Setelah itu baik aku dan Arya yang sedang menatap mata segera berbalik mengalihkan pandangan ke arah lain. Aku sedikit malu karena tiba-tiba mengatakan hal tersebut. Kalau Arya mungkin aku pikir ia tidak menyangka dengan jawabanku.

Kemudian selama perjalanan menuju ke sini kami berdua diam. Aku bingung mau mengatakan apa.

Setelah itu makanan utama pun datang. Kami mulai menyantap hidangan di depan kami.

Sesekali Pak Fadli menanyakan tentang sekolah Arya di Amerika sewaktu dulu. Lalu membahas mengenai keluarga Arya.

Selain itu juga mereka membahas mengenai konser-konser yang telah Pak Fadli selesaikan. Konser yang telah Pak Fadli selesaikan semuanya berjalan dengan sukses dan lancar.

Sedari dulu memang Pak Fadli selalu bekerja sama dengan PS Entertainment. Walaupun begitu, Arya, sebagai CEO baru tetap harus menyapa dan memperkenalkan dirinya serta melanjutkan kerja sama bila Arya merasa kinerja partner bisnisnya bagus.

"Saya ingin Konser Kstaria dimulai dari Provinsi xxx terlebih dahulu." Kata Arya memulai pembicaraan setelah memakan makanan penutup.

"Kenapa? Biasanya konser pertama akan selalu diadakan di Ibukota?" Tanya Pak Fadli sedikit terkejut dengan permintaan Arya.

"Hampir semua anggota Kstaria berasal dari provinsi tersebut. Selain itu banyak penggemar dari provinsi tersebut juga. Oleh karena itu saya merasa itu alasan yang cukup bagus untuk memulai tur dalam negeri dari sana." Jelas Arya

Pak Fadli diam sebentar memikirkan perkataan Arya. Mungkin ia sedang menimbang, namun tidak lama ia berkata, "Baik, saya rasa itu juga bagus. Kita akan mulai konser pertama di sana."

Setelah itu pembahasan berlanjut ke arah yang lain. Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 9 malam.

"Baik, Pak Fadli itu saja yang akan kita bahas hari ini." Kata Arya setelah berdiri. Aku dan Pak Fadli juga ikut berdiri.

"Iya, terkait permintaan kamu, bila mana ada ada kendala atau hal lainnya saya akan menghubungi kamu." Kata Pak Fadli. 

"Iya, Pak Fadli. Terima kasih"

"Iya, terima kasih juga Pak Arya." 

Mereka pun berjabat tangan. 

Setelah itu Pak Fadli pun pergi. Saat aku dan Arya berjalan beriringan keluar dari restoran hotel. Aku ingin menjelaskan maksud perkataanku tadi saat di parkiran kantor.

Namun saat sebelum aku membuka mulutku untuk berbicara terdengar suara yang menginterupsi, "Arya!"

Suara tersebut berasal dari seorang perempuan yang berjalan keluar dari lift. Perempuan tersebut terlihat sangat cantik dengan dress coklat selutut serta rambut panjangnya yang terurai.

Aku melirik ke arah Arya yang raut wajahnya bertambah senang saat bertemu dengan wanita tersebut.

Apa aku terlambat?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang