Terbongkar

4.3K 151 0
                                    

Tandai typo!

***

Kediaman Khaliq kini sangat ramai dengan kehadiran ketiga sepupu Ivy dari pihak ayah dan satu sepupu dari pihak ibu, adik perempuan kesayangannya Eireen Maia Xyllvera. Ditambah lagi, kedua orang tuanya mengundang Calypso, inti Andromeda lalu sahabat abangnya pula.

Ivy bersama keempat saudaranya sedang duduk di teras depan rumah sambil menikmati udara sejuk di pagi hari. Tak lama kemudian terdengar deru mobil dan motor bersamaan.

"Cieee... kak Ivy calon suaminya udah datang," Enza langsung berteriak histeris ketika melihat Erlang turun dari motornya dengan keren, tak lupa tangan mungil gadis itu menunjuk ke arah Erlang.

Semua orang membulatkan mata tak percaya, apalagi Calypso dan inti Andromeda terkecuali Erlang sendiri. Mendengar teriakan Enza, Eireen, Vanya, dan Sindy menahan tawa melihat wajah Ivy yang merona.

"Apaan sih? heh bocil jangan asal fitnah ya," habislah, perjodohan ini kan ia rahasiakan dari semua orang terkecuali keluarga besarnya.

"Fitnah apaan? orang bilangnya fakta kok, kakak kan mau nikah sama bang Erlang setelah lulus sekolah," sahut Enza yang belum peka dengan sekitarnya.

"Queenza!!!" Ivy mencak-mencak tak terima, dengan mudahnya rahasia perjodohannya terbongkar di depan orang-orang ini.

"Pfft! HAHAHA!" dengan tatapan tajam, Ivy melihat ke balkon kamar adiknya.

Kembali melihat ke Enza eh malah si mungil sudah kabur sebelum dijadikan keset kamar mandi. Netra cokelat Ivy memindai satu persatu orang yang baru datang dan ia mendapatkannya, abang kampretnya yang menahan tawa.

"Yaelah bukan abang yang kasih tau sama bocil, Davin kali ah," elak Ravin ketika tatapan adiknya menghunus bagai mata pisau.

"DAVINDRA!!!" Ivy langsung berlari masuk ke dalam rumah, tujuannya sekarang kamar adik bungsunya.

Sudah ia bilang jangan diceritakan pada Enza, gadis kecil namun cabe rawit. Walau masih kecil ia bisa membuat seseorang kena mental dengan kata-kata pedasnya.

"MAMA PAPA!! KAKAK SIKSA ADEK NIIH!"

"BIBI, LIAT KAK IVY NIH!"

Pak Dean maupun ibu Sofia hanya mampu mengelus dada lalu mengajak tamu-tamu mereka masuk. Semua orang masih berusaha mencerna fakta yang abrus saja terungkap tadi, Erlang? dia santai saja, toh dengan begini tak akan ada yang bisa mendekatinya secara gamblang.

Kaishan langsung murung ketika tau bahwa gadis yang membuatnya tertarik beberapa hari yang lalu kini sudah berstatus calon istri orang. Seketika, pandangan matanya bertemu dengan gadis cantik bersurai cokelat dengan style yang casual membuatnya terlihat cantik. Entah mengapa, pesona gadis itu melebihi pesona Ivy di mata seorang Kaishan yang baru saja patah hati.

"Kak Vanya!! Kak Sindy" Enza yang baru saja terbebas dari gelitikan Ivy langsung berlari menuruni tangga dengan kaki pendeknya.

"Jangan lari-lari," tegur Sindy.

Ivy masih kesal, hal ini terlihat dari wajahnya yang cemberut. Sepertinya hari ini Ivy tak akan tenang dikarenakan mereka semua. Dan baru saja matanya menangkap kemeja yang dipakai Ravin yang baru saja menapaki anak tangga terakhir.

"Woy," satu kata itu berhasil membuat Ravin terdiam.

Ravin tak perduli dan melanjutkan langkahnya. Ia yakin adik perempuan kesayangannya itu akan berubah jadi reog jika ia tetap kekeuh dengan kemeja milik adiknya.

"Woy," masih berusaha sabar.

"Panggil siapa, Vy? woy woy gitu," tanya Vanya.

Dengan sekejap mata Ivy menarik kerah baju abangnya dan menghadap ke arahnya. "Siapa yang nyuruh pake kemeja Ivy?"

"Paan sih? kemeja abang ini, main nuduh sembarangan!" ketus Ravin yang berusaha mengelak.

"Assalamualaikum," sapa seorang gadis yang menyembulkan kepalanya ke pintu.

Ivy langsung bertingkah sopan dan mengambil tempat di samping Enza membuat gadis mungil itu sedikit menempelkan tubuhnya ke Vanya. Masih takut dengan sosok reog kakak sepupunya itu. Beralih pada gadis bernama Rehana tadi, dengan senyum kikuknya ia masuk dan bersalaman dengan pak Dean dan ibu Sofia.

"Maaf terlambat," ujarnya.

"Gak apa-apa, mereka juga baru datang," balas ibu Sofia memasang senyum yang sangat manis.

'Ma, calon mantu nih,' batin Ivy menatap ibunya yang juga tengah menatapnya.

'Mantap, sayang. Memang masuk ke semua kriteria nih. Hana dapat nilai A+ dari mama' seakan saling mengerti, ibu Sofia ikut membatin sambil mengangkat jempolnya.

'Hehe, penilaian mama gak pernah salah.'

Ravin yang sedari tadi menyimak pembicaraan papanya sesekali melirik dua perempuan yang menjadi prioritasnya sekarang merasa jengah. Ia tahu apa yang dipikirkan kedua perempuan itu, apalagi sedari tadi mereka terus-terusan menatap Rehana penuh binar.

'Punya mama sama adek perempuan emang ribet,' keluhnya dalam batin.

"Psst...," Kaishan mencolek pinggang sahabatnya.

Ravin mendesis, "Enak aja lo main colek colek. Pindah haluan lo?"

"Gila!" sinis Kaishan. "Cewek yang di samping Enza siapa namanya?"

"Chevanya," jawab Ravin menyesap jusnya. "Tertarik lo? udah gak sama Ivy?"

"Hmm, patah hati pas tau kalo dia udah dijodohin sama pewaris Erikson, gue aja masih kalah sama Erikson. Kalo kata pepatah mati satu tumbuh seribu, Chevanya juga cantik lebih cantik dari Ivy sih menurut gue," Ravin terperangah dibuatnya, berteman dengan Kaishan selama lima tahun tak pernah ia dengar kalimat yang lebih panjang dari ini.

"Ya Allah alhamdulillah Engkau sudah memberikan rahmat untuk sahabat hamba," Ravin mendramatis.

"Minta dipecat nih bocah," gumam Kaishan meraup wajah Ravin kasar.

***

Vote sama comment

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang