50

3.9K 140 0
                                    

Tandai typo!

***

Bella, Sita, dan Berlian langsung menubruk tubuh Ivy setelah ia turun dari gendongan Erlang. Ketiganya tersedu-sedu ketika melihat Ivy kembali dengan selamat, yang lain juga merasa lega karena mereka tak kehilangan anak orang.

Marlina menghela napas lega setelah melihat kepulangan Ivy, bisa-bisa ia diamuk oleh sahabat kakaknya, Dean karena menghilangkan putri semata wayangnya. Mau bagaimanapun, semasa muda ia sangat takut dengan Dean karena auranya yang dominan bahkan Ronald saja kalah.

"Biarin Ivy istirahat," suruh Erlang di kala mereka tak mau melepas pelukannya.

"Hng...," Sita masih kesal dengan Ivy yang tak mau mendengarkan perkataan calon suaminya.

Sebelum masuk ke dalam tenda, Ivy menatap semua siswa, "Gue minta maaf ya buat kejadian ini. Gara-gara gue kalian jadi kerepotan. Dan juga terima kasih."

"Apaan sih kak, kita seneng kok kakak bisa balik lagi," seru Layla tak terima.

"Iya!!!" yang lain menimpali.

Ivy menggosok tubuhnya menggunakan handuk basah yang disiapkan oleh sahabat-sahabatnya lalu berganti pakaian kemudian beristirahat. Soal kejadian ini, Ivy akan menjelaskan dengan pelan pada keluarganya agar pihak sekolah tak disalahkan karena keteledorannya.

"Nikmati waktu lo, Ivy sebelum kesucian lo direnggut," gumam seseorang melihat Ivy dengan sirat kebencian.

***

Sudah hari keempat SMA Cempaka Putih melangsungkan kegiatan camping walau dua hari lalu terjadi kejadian tak mengenakan yang menimpa salah satu siswi mereka akan tetapi, semangat berkemah tak surut bahkan korban kejadian kemarin sedang menikmati pemandangan di sekitarnya. Dan hari ini mereka akan pulang.

"Kapan mulainya?"

"Saat yang tepat, rencana terasa mudah berkat kejadian kemarin."

"Emang kenapa?"

"Ketemu sama makhluk halus yang agak kasar, hahaha."

"Hahaha. I know."

"Yeah, walau makhluk halusnya nyata sih."

"Heh?!"

"Ssst, nanti ketahuan."

"ANAK-ANAK, PERLENGKAPANNYA SUDAH DIBERESKAN SEMUANYA?" tanya pak Bara.

"UDAH PAK!"

"KALO GITU MASING-MASING MENUJU KE BUS YA, SESUAI DENGAN URUTAN PERTAMA KALI KITA KE SINI. TERTIB JANGAN RIBUT!"

Ivy segera mengambil tempat di samping Jesi karena sejak awal ia dan Jesi duduk berdampingan saat di bus. Ia melirik sebentar lalu mencolek dagu gadis itu genit, tak lupa kedipan di matanya membuat Jesi mendengus sebal.

"Mau gue buang tangannya ke luar jendela?" tanya Jesi.

"Eyy, angan dong undaa, nanti kalo Ivy matiii gimana dong?" balas Ivy dengan suara yang diimut-imutkan.

"Sinting! ihh jauh-jauh sana," dorong Jesi.

Ivy malah menggenggam tangan Jesi yang terulur padanya, "Unda Jesi ayang kan ama Ivy?"

"Huwaa, mommy kenapa gue bisa sama Ivy sih?" rengek Jesi.

"Jujurly ya Vy, apa karena kesasar di hutan waktu itu lo jadi aneh kek gini?" seorang cewek angkat suara.

Terdengar gelak tawa di bus itu membuat bus yang tampil terdepan itu membuat penghuni bus lain penasaran apa yang terjadi di sana.

'Tertawa puas aja dulu, nangisnya nyusul.'

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang