61

3.1K 122 0
                                    

Ketemu lagi sama aku yang manis dan cantik!

Tandai typo ya biar aku perbaiki!

***

Mengerjab pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke rentinanya. Ivy membalikan badannya dan kosong membuat Ivy panik setengah mati.

"Lah laki gue kemana?!" Ivy kalang kabut.

Satu detik...
Dua detik...
Tiga detik...

"Astagfirullah! Goblok banget sih gue. Kan dia lagi dirawat, apes banget dah gue," barulah gadis itu teringat.

Semalam ia diantar oleh sang papa ke rumahnya dan Erlang. Awalnya memang di suruh ke rumah ayah Ronald atau papa Dean tapi gadis itu menolak. Lagi pula ia tidak terlalu takut juga di rumah sendiri.

"Hadeeh biasa jam segini gue nyisir rambut tuh bocil," gumam Ivy sambil bercermin.

Ia mengambil kunci motor dan tasnya digantung ke pundak. Di ruang makan, ia menyantap sarapan yang ia buat tadi setelah bangun lalu berangkat menggunakan motor sang suami.

***

Lah itu motornya kak Erlang bukan sih?

Iya. Tapi kok bisa ada di kak Ivy ya?

Belum dengar ya? Erlang ditabrak terus masuk rumah sakit mungkin karena itu motornya dikasih pinjam ke pacarnya

Biasanya kan kalo pacaran itu tukeran hp tapi ini tukeran motor

Ntar kalo nikah tukeran no rekening kali ya?

Huss masih pagi udah pada gibah aja

Sono belajar biar gak rugiin uang ortu kalian!

Ivy melengos begitu saja membiarkan pikiran para siswa siswi itu berkecamuk. Lagi pula, mau apapun yang dikasih Erlang ia terima saja kan Erlang suaminya.

"Kusut banget tuh muka," ejek Berlian melihat sahabatnya duduk sambil menekuk wajahnya.

Ivy melirik sebentar kemudian mengeluarkan buku pelajaran pertama. Tak menghiraukan sekitar, gadis itu tenggelam dalam aktifitas menulisnya.

"Yvonne Ludovica!"

Ivy terkejut dan penanya malah mencoret sembarangan alhasil catatan yang sudah ia susun rapi terbengkalai. Menggeram dan menatap nyalang ke depannya, sepersekian detik tatapannya melembut.

"Iya pak, ada apa?" tanya Ivy dengan nada tak santai.

Pak Hartanto menatap salah satu muridnya itu jengah. "Sedang apa kamu sampai saya menerangkan tidak dilihat?"

Ivy mengangkat catatan matematika yang penuh dengan angka-angka dan satu coretan memanjang. 

"Lagi nyalin catatan materi bapak." 

Pak Hartanto menggeleng pelan lalu mengambil spidolnya hendak melanjutkan pelajarannya. Tapi, sebelum kembali melanjutkan ia berkata, "Karena pacar kamu sakit kamu juga gak semangat ya hari ini."

"Udah tua jangan suka ikut campur masalah asmara anak muda, pak," ucapan Ivy baru saja mengundang tawa teman-temannya.

"Lo berani bener sama pak Har," bisik Lucy, yang menjadi teman sebangku sementara menggantikan Erlang.

"Yvonne, saya ini masih muda ya," pak Hartanto berteriak kesal.

"Papa saya umurnya 46 tahun masih nganggap dirinya muda, gak tahu diri banget kan papa saya. Apalagi bapak yang udah 50 tahun tapi masih anggep diri muda, setengah abad, muda itu kek saya baru 17 tahun," cerocos Ivy memainkan rambutnya.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang