76

5.1K 125 2
                                    

Berdamai dengan masa lalu memang tak semudah kata, tapi masa lalu adalah pengalaman yang membuat kita bisa menghadapi badai di masa depan.

~Safaraxn~

Tandai typo!

***

POV Shelli

Shelli kecil tumbuh di keluarga yang begitu menyayanginya dan memperlakukannya seperti seorang putri negeri dongeng. Ia dimanja tapi tak membuatnya menjadi gadis sombong.

Namun, sejak ia bergaul dengan sepupunya, Jessica Livina perubahan besar terjadi pada dirinya. Bandel dan suka membully menjadi kepribadiannya saat remaja. Tanpa tahu jika sepupunya itulah yang akan menghancurkan hidupnya.

"Jessi, tapi itu kan boneka aku. Nenek yang beliin buat aku," rengek Shelli menatap boneka beruang berwarna pink yang ada di tangan Jessica.

"Kita kan sepupu seharusnya kamu mau berbagi, Shelli," ujar Jessi tak mau kalah.

Shelli berusaha menggapai boneka itu pasalnya ia sudah berjanji akan terus menjaga boneka itu.

"Kalo kamu mau kan bisa minta ke nenek, punyaku udah lusuh, dibeliin baru pasti masih bagus," bujuk Shelli.

Jessi terkekeh dan membelai wajah adiknya itu. Tanpa basa-basi ia menjatuhkan boneka kesayangan Shelli ke lumpur membuat Jessi terkejut.

"Jessi!" Sentak Shelli.

Jessi menendang boneka itu ke dalam selokan lalu bersedekap dada.

"Kamu udah remaja gak cocok main boneka lagi, kamu mau diejek?" Dari situlah Jessi mulai menghasut dan mencuci otak Shelli.

Shelli mulai meniru cara berpakaian Jessi, cara berbicara yang kasar dan semua hal tentang Jessi ia tirukan. Karena di otaknya tercetak label bahwa ia sudah dewasa dan bukan lagi anak kecil padahal usianya baru saja empat belas tahun.

Suaru hari Jessi membawanya ke club, entah cara apa yang Jessi pakai sampai anak dibawah umur seperti mereka diizinkan masuk ke dalam club.

Dentuman musik dan lampu warna-warni membuat mata Shelli tak terbiasa. Ia hanya membuntuti Jessi, kata Jessi jika main kesini ia bisa menjadi orang dewasa.

Ia terkejut kala melihat Jessi duduk di pangkuan seorang laki-laki asing usianya sepantaran dua puluh tahun ke atas. Laki-laki itu menggerayangi tubuh Jessi mrmbuat Shelli membatin gelisah.

'Jessi gak salah milih tempat bermain?' Batinnya.

Beberapa menit kemudian, Shelli pergi ke kamar mandi hendak membuang hajat. Baru saja selesai, suara dua orang berbeda jenis kelamin terdengar.

Shelli mengintip sedikit dan membulatkan matanya tak percaya melihat Jessi dan laki-laki tadi melakukan hubungan badan apalagi tubuh Jessi sudah telanjang bulat. Desahan memenuhi kamar mandi itu.

"Honey, benarkah kamu mau menjual sepupumu? Dia terlihat polos," tanya si laki-laki ditengah perzinaan mereka.

"Bukankah kalau polos lebih menarik. Aku sangat membencinya, keluargaku hanya membanggakan dirinya. Apa apa selalu jalang itu yang diperhatikan, ia mendapatkan semua yang tak kudapatkan," kembali lagi Shelli terkejut bukan main mendengar penuturan kakak sepupunya.

"Jadi apa rencanamu?"

Jessi menyeringai, "Tentu saja menjual dirinya lalu berkata pada seluruh keluarga kalau Shelli telah kehilangan keperawannya karena bergaul secara bebas dan seluruh keluarga membencinya, aku tak sabar menempati posisinya itu."

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang