Roxanne & Galaksi

3.3K 138 1
                                    

Tandai typo

***

"Gue udah gak hiks... suci hiks...," tangis Anne di pelukan Bella. "Gue... hamil hiks... anak dia...."

Hati para sahabatnya mencelos memikirkan setertekan apa Anne saat ini. Gadis dengan pemikiran yang paling dewasa di antara mereka terpuruk dan berbalut luka saat ini.

Tangan Berlian terulur menghapus air mata di pipi Anne.

"Anne...," tak mampu berkata-kata, Ivy hanya bisa menangis. Bagaimana bisa gadis sebaik Anne bisa menerima nasjb buruk ini.

Berlutut dan menggenggam tangan sahabatnya lalu mengecupnya lama, "Anne cewek kuat!"

Anne semakin dibuat menangis menyaksikan sahabat-sahabatnya yang ikut menangis bersama dirinya. Merasakan kepedihan bersama dengannya dan menopang dirinya.

"Gue gak tau mau ngomong apa. Tapi, lo udah berhasil bertahan sampai di titik ini," Sita menatap sendu sahabatnya.

Anne menunduk menatap perut ratanya yang sudah terisi sebuah nyawa kemudian mengelusnya dengan sayang. "Gue janji hiks... bakal sayangin dia... sampai akhir hayat hiks...."

"Kita semua bakal sayang dia," sahut Bella ikut mengelus perut sahabatnya.

"Jangan banyak pikiran, pikirin aja dedek bayinya," nasehat Berlian.

"Terus kelanjutannya?" Tanya Ivy masih setia dengan posisinya tadi.

"Gue bakal homeschooling..., mama hiks... sama abang hiks...udah tau dan mereka yang hiks...nyemangatin gue buat pertahanin dia," masih tetap mengelus perutnya.

Sita tersenyum dalam tangis. "Apapun pilihan lo, kita dukung."

Galaksi mendekat setelah ia rasa suasana mulai tenang. Melihat itu, Ivy beranjak dan memberi kode pada yang lain untuk keluar dari UKS dan memberi dua orang itu ruang untuk berbicara.

Galaksi angkat bicara ketika tersisa dirinya dan Anne. "Gue yang bakal tanggung jawab."

Anne tertegun lalu menggeleng, "Dia anak gue dan lo gak perlu terpaksa ngelakuin ini."

Galaksi berlutut dan melakukan hal yang sama dengan Ivy tadi, dengan pelan ia menempelkan tangan Anne di pipinya dan menikmati sentuhan tangan halus itu.

"Gue gak terpaksa. Jujur udah lama gue nyimpan rasa ke lo, gue cinta sama lo. Gue cinta semuanya asal itu lo, gak perduli mau dia anak siapa, gue mau jadi ayah dari anak ini dan jadi suami lo. Gue udah siap lahir batin."

Anne yang sudah tenang kembali terisak. Bagaimana bisa ia mengabaikan perasaan tulus Galaksi dan memilih cowok brengs*k seperti Rafli.

"Gue Galaksi Samudera berjanji bakal jadi suami dan ayah yang baik buat kalian," satu kalimat itu membuat Anne akhirnya luluh.

"Tunggu sampai gue lahiran, walau gue udah penuh dosa tapi setidaknya gue mau taubat dulu sama Allah, sampai gue lahiran lo harus tunggu."

Walau berat hati, Galaksi mengangguk dan tersenyum dan didetik selanjutnya ia membawa Anne ke pelukannya.

"Gue akan tunggu walau lama banget," tutur cowok itu.

"Lo siapin biaya nikah aja," pinta Anne bercanda.

Melihat interaksi di dalam sana diam-diam Ivy tersenyum. Mungkin ia sudah menghadap Sang Pencipta jika ia ada di posisi Anne.

"Sweetie...," Ivy menoleh dan mendapati wajah murung Erlang. "Jangan nangis lagi ya," lanjutnya.

Ivy mengangguk pelan lalu menggandeng tangan calon suaminya pergi dari sana meninggalkan teman-teman mereka.

"Ayo urus dia," ajak Ivy dengan senyum mengembang.

Erlang ikut tersenyum, ia tau makna dari kata dia yang disebutkan tadi oleh Ivy.

"Mulai hari ini dia udah gak ada di sini, tante udah keluarin dia," ujar Marlina, adik dari Ronald, ayahnya Erlang. Posisinya di SMA Cempaka Putih sebagai kepala sekolah.

"Makasih tante, Ivy harap tante tutup kasus ini karena Anne mau homeschooling aja," pinta Ivy.

Marlina tersenyum. "Tentu saja!"

Tatapan Marlina kembali menajam pada keponakan yang sudah ia anggap anaknya.

"Bunda gak mau dengar kalau kamu macam-macam sama Ivy ya," ancam Marlina. Kasus ini sudah sangat cukup menjadi pembelajaran untuk mereka semua.

"Erlang janji bunda, macam-macamnya nanti pas udah halal aja," ucapan Erlang sontak membuat Ivy memukulnya kuat dan disambut gelak tawa oleh Marlina.

Putranya ini sudah bucin sekali pada calon istrinya.

***

Vote sama comment

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang