70

3.4K 103 0
                                    

Tandai typo!

***

PRANG!!!

"SIALAN! KENAPA BISA KEHILANGAN JEJAK?!" teriak seorang gadis marah bahkan membanting vas di depannya ke dinding.

Semua orang yang ada di sana menunjukan ekspresi yang berbeda-beda, ada yang takut ada yang biasa saja dan ada yang menghela napas pasrah. Temperamen gadis itu memang tak bisa dimengerti.

"Tenangin diri lo," ucap sahabat laki-lakinya.

Gadis berambut panjang itu berbalik badan dan melayangkan tatapan tajamnya membuat sahabat yang menegurnya terdiam tak mau berbicara lagi- bisa-bisa ia digantung di depan pintu.

"POKOKNYA HARI INI KALIAN SEMUA HARUS TEMUKAN JEJAK MEREKA, GUE MAU CEPAT BANTAI MEREKA SAMPAI KE AKAR-AKARNYA!" perintah mutlak yang tak bisa dibantah dari ketua mereka membuat segerombol orang itu segera pergi dan melaksanakan perintah menyisakan dirinya seorang.

Gadis itu menatap keluar jendela sambil bersedekap dada sesekali memijit pelipisnya, tangannya terkepal kuat mengingat bagaimana mangsanya kabur dengan sangat rapi.

"Ketua!"

"Hmm," deheman singkat membuat sang pemanggil bergetar ketakutan.

"Geng Naraka mengundang kita ke Jakarta untuk menyaksikan sesuatu yang mereka persiapkan," gadis lainnya yang berpenampilan serba biru itu berucap pelan.

"Naraka, hahaha! hentikan pencarian dan lakukan persiapan untuk berangkat ke markas mereka!"

"Baik ketua!" gadis itu mengangguk.

Sang ketua mengetukan jari-jarinya ke meja di depannya. "Lokasi markas?"

"Jalan Anggrek blok M yang merupakan tempat sepi dan hanya ada satu bangunan mewah di sana," jelas anak buahnya.

"Nice! Mungkin kita bakal pindah markas," gumam sang ketua menyeringai dengan menyeramkan.

Berganti tempat di waktu yang sama. Segerombol laki-laki yang tampang urak-urakan kini tengah berpesta pora dengan disajikan berbagai jenis alkohol di atas meja, dentuman musik menemani kebahagiaan mereka.

"Besok dia bakalan jadi milik gue," tawa saling beriringan mendengar ucapan dari seorang Gevran Devananta.

"Setelah lo icip abis iu dibagi-bagi, Gev," ujar Leo.

Gevran mengangguk puas. "Udah pasti, setelah ini si sialan itu gak bisa menyombongkan diri dia lagi karena bos kita yang akan berkuasa."

Seorang gadis di tengah-tengah mereka sedang asik mendesah, ia bersama beberapa laki-laki saling memuaskan nafsu birahi mereka tanpa tahu tempat. Ibaratkan binatang yang sedang kawin.

"Gue gak yakin si sialan itu masih mau nerima jalang kayak lo," salah satu di antara mereka berucap sinis.

Gadis itu menyeringai, "Gak perduli yang penting dia milik gue!"

"Di mana cewek itu?" tanya Gevran pada anak buahnya.

"Di gudang, kak," jawab anak buahnya.

"Beri dia makan supaya besok bisa kita gilir," ujar Leo penuh seringai.

"Baik!"

Ketua mereka hanya asik menikmati asap rokok yang ia hembuskan sendiri. Memikirkan bagaimana saingan cinta sekaligus saingan dalam masalah perkelahian membuat ia menggeram marah namun kemarahan berganti senyum jahat menani hari besok yang akan datang.

***

Hari esok yang ditunggu-tunggu semua orang telah tiba membawa kebahagiaan dan kemarahan yang bersatu. 

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang