Tandai typo!
***
Prang!
Kamar bernuansa biru pastel yang luas bak kamar para putri negeri dongeng kini terbengkalai dengan pecahan vas yang terletak di mana-mana dengan dinding yang basah dan lantai yang berair. Bahkan semua buku-buku di atas meja dan ranjang sudah berantakan.
Beberapa pelayan segera berlari masuk melihat keadaan nona muda mereka yang sejak seminggu lalu mengurung diri dan sensitif membuat mansion megah ini terlihat suram. Melihat seorang gadis yang tampilannya berantakan dengan mata sembab sedang meremas rambutnya membuat mereka merasa iba tapi mau bagaimana lagi mereka tak tahu alasan nona mereka bertingkah seperti itu.
"Yvonne sialan!" sekali lagi ia membuang barang apa saja yang ada di depannya.
"Nona, apa anda baik-baik saja?" dengan bodohnya mereka bertanya membuat amarah gadis itu semakin memuncak.
Gadis itu menatap mereka marah dengan padangan sinis. "DIAM DAN KELUAR SAJA SANA!"
Dengan hati gelisah mereka segera saja berlalu sebelum nona mereka semakin mengamuk, mau bagaimanapun mereka tak mampu dengan sikap arogan gadis itu.
"Puas kan lo udah rebut Erlang dari gue!" ia mencorat-coret foto Ivy dengan mata berair.
"Seharusnya lo gak usah pindah! lo udah rebut kebahagiaan gue, lo berlagak sebagai protagonis padahal lo hanya cewek jalang yang bakal gua injak-injak," semua penghuni kebun binatang ia absen semuanya lalu berakhir merobek foto saingannya.
"ERLANGGA DEWA ERIKSON HANYA MILIK GUE BUKAN LO YVONNE JALANG!" kembali ia berteriak keras dan kembali melempar vas bunga terakhir di kamarnya. Kamar indah itu sudah tak bisa terdefenisikan lagi.
Di sisi lain, seorang gadis lainnya duduk memangku kaki dengan tatapan angkuh. Tampilannya begitu anggun apalagi cara ia memainkan jari-jari lentiknya. Kemudian, memikirkan sesuatu yang menurutnya menyenangkan ia tertawa terbahak-bahak sampai air mata tergenang di pelupuk mata.
"Ngapain lo ketawa? kek orang gila aja, walaupun emang dari awal emang gila?"
Ruangan dengan warna kelabu ini terdapat tiga cewek dan seorang cowok. Ini markas mereka yang tak ada siapapun yang tau, perkumpulan mereka hanya terdiri dari empat orang dan empat-empatnya sangat licik dan lihai bersembunyi di dalam topeng.
"Cuman mikirin si cewek bodoh yang pastinya lagi mewek di suatu tempat, hahaha," teman-temannya bergidik ngeri melihat gadis itu kembali tertawa.
"Lo gak tau apa yang mereka rencanain?" tanya cowok tampan yang sedang bermain game di sofa seberang.
Gadis bersurai panjang itu menyeringai, pancaran cahaya mentari menyentuh wajahnya membuat senyumnya semakin menyeramkan. "Tau dong."
'Mereka yang main-main malah dijadikan boneka,' batin kedua rekan ceweknya.
"Kak, pergerakan mereka lama banget. Udah lama gue nunguin, topeng ini buat gue kelihatan makin bodoh aja," keluh cewek satunya.
"Sabar baby, tanggal mainnya udah ditentukan masa mau kacauin secepat ini, biar mereka atur rencana dulu," tukas cewek yang dipanggil 'kak' itu.
"Gue udah gede!" cewek yang paling muda itu menggebrak meja dan berteriak tak suka saat cewek yang ia anggap kakak memanggilnya baby.
Cowok dan temannya tergelak melihat tingkah menggemaskan si bungsu mereka. "Haha, mental lo masih kayak baby, dek. Si Coco aja lebih dewasa dari pada lo."
"Ihh, abang juga jangan gitu, gue gak suka. Gue udah gede! gak mau tau!" ia mencak-mencak tak terima.
"Bocil bocil bocil!" ejek gadis lain bernama Coco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu milikku! (REVISI)
Teen FictionPERINGATAN! Sebagian alur cerita berubah!!! Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelikan. Bagaimana jadinya jika cewek yang tidak per...