Tandai typo!
***
"Bandel."
Ivy mendengus kasar dengan tatapan nyalang membuat cowok di depannya tak perduli lalu menyeret gadis itu. Ivy semakin dibuat kesal ketika cekalan di tangannya sangat kuat sampai kuku-kuku cowok itu mengenai kulitnya.
"Lepasin!" Ivy menarik tangannya paksa. "Minggir gue mau pulang."
"Katanya sama teman kok gak ada, udah gue duga pasti lo tebar pesona kan? apalagi ini, abis dibelanjain sama siapa lo?! cowok baru? haha," Erlang berujar sinis diakhiri dengan kekehan.
"Maksud lo apa?! tadi gue sama sahabat-sahabat gue, lo yang gak jelas datang-datang langsung nuduh," melangkah pergi membiarkan cowok itu kesal sendiri.
Tanpa aba-aba Erlang langsung menggendong Ivy seperti karung beras membuat gadis itu memberontak sambil memukul punggung Erlang.
"Lepasin bangs*t! gue bilang lepasin b*bi," marah Ivy.
Erlang berdecih sinis mengabaikan tatapan orang-orang yang terarah pada mereka berdua sedari tadi.
Mereka kenapa?
Entahlah, lagi marahan
Anak muda zaman sekarang langsung angkat aja
Erlang mendudukan Ivy di atas jok motornya sambil kedua tangannya diletakan di samping tubuh gadisnya, mengukungnya agar ia tak bisa lari. Dengan tatapan menghunus ke Ivy. Ivy? ia bersedekap dada lalu menatap marah pada Erlang yang sedari tadi tak mengeluarkan suara. Tak lama kemudian, Erlang mengambil ponselnya dan menunjukan sebuah foto yang tentu saja membuatnya terkejut.
Di foto itu terdapat dirinya sedang memeluk mesra seorang cowok dan cowok itu bukanlah Erlang. Erlang langsung kesal ketika nomor tak dikenal mengirimkan foto itu tadi, apalagi baju yang Ivy kenakan sama persis dengan di foto.
Mengingat-ngigat bukankah tadi yang ia peluk hanya Anne saja. Jadi, sedari tadi Erlang bertindak tidak jelas ini karena cemburu ia berdekatan dengan cowok lain.
"Jelasin ini apa?!" bentak Erlang mengejutkan Ivy.
"Gue gak ketemu sama cowok manapun!" Ivy masih meninggikan suaranya.
"Terus ini apa?! jawab jujur Yvonne!" Erlang tak sadar jika Ivy akan semakin marah padanya.
"Gue bersumpah Erlangga! gue tadi hanya meluk Anne, Roxanne Aleissa. Dan soal foto itu gue gak tau apa-apa bangs*t. Gue bukan cewek gak tau diri yang udah dijodohin tetap mesra-mesraan sama cowok lain, njing!"
Tak mendapat jawaban yang diinginkannya sontak saja ponsel berlogo apel digigit itu dibanting keras ke lantai dingin membuatnya hancur berkeping-keping. Ivy langsung terlonjak kaget dengan air mata mengenang di pelupuk mata. Sungguh, ia takut dengan Erlang sekarang. Ivy memang bisa menerjang siapa pun namun jika orang terdekatnya bertindak seperti ini dengan membanting-banting barang-barang atau apapun membuat Ivy takut.
Plak
"Gak usah bicara sama gue lagi!" Ivy langsung menendang perut Erlang lalu turun dan membereskan ponsel yang sudah hancur lalu berlari pergi tak lupa belanjaannya meninggalkan Erlang yang masih merintih.
"Yvonne!" panggil Erlang.
Ivy menghapus air matanya yang hendak jatuh dan menahan taxi yang sedang lewat. Ia saja tak tau foto apa tadi masa langsung dibentak-bentak. Ivy benci sangat benci!
***
Ssttt ada yang telepon nih~
Ssttt ada yang telepon nih~Melirik sebentar nama yang tertera di layar kemudian dengan terpaksa ia mengangkat telepon itu. Terdengar deheman singkat sebentar.
"Assalamualaikum, sayang."
"Waalaikumussalam tante. Ada apa ya?"
"Tadi Erlang marah sama Ivy ya, nak? soalnya sejak pulang tadi dia ngurung diri di kamar terus. Gak biasanya."
Lebih memilih jujur, Ivy langsung menjawab, "Iya tante. Ivy dituduh selingkuh sama Erlang."
"Hahaha. Astagfirullah, anak itu. Maaf ya kalo tadi Erlang kasar sama kamu, dia kalo marah tante sama om aja gak mampu sama dia."
"Iya gak papa tan, itu salahnya Erlang bukan tante. Ivy maunya dia yang minta maaf bukan tante atau om."
Biarlah dia egois! siapa suruh Erlang yang tak mencari tau lebih dulu dan langsung menuduhnya. Walau Ivy sudah menyimpan rasa tapi dia seharusnya sadar diri kalau dirinya masih berstatus calon bukan suami maupun pacar.
"Oh iya tante, tadi dia juga mecahin hpnya," Ivy langsung mengadu sambil menatap miris ponsel berlogo apel digigit itu.
"Anak ini! Nanti kalau dia udah keluar tante marahin dia ya, kamu istirahat aja sana."
"Sipok tante, Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Ivy membaringkan tubuhnya sambil menatap ke luar jendela di mana bulan terang menghiasi langit malam hari.
"Siapa sih yang mau buat gue sama Erlang berantem? kalo gue tau orangnya bakal gue lubangin kepalanya, ishh kesel kesel!" Ivy melampiaskan kemarahannya pada guling yang dipeluknya dan tak lama kemudian terbang ke alam mimpi.
***
Vote sama comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu milikku! (REVISI)
Teen FictionPERINGATAN! Sebagian alur cerita berubah!!! Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelikan. Bagaimana jadinya jika cewek yang tidak per...