69

2.9K 101 0
                                    

Tandai typo!

***

Drap drap drap

Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke seorang gadis dengan tampilan rapi bersama seragam sekolahnya. Wajahnya begitu ceria dengan rambut dikepang membuat ia terlihat seperti anak SD.

"Erlang! aku udah sehat!" Ivy berteriak dengan semangat sambil tersenyum ceria.

Erlang baru saja selesai memasak ikut tertular senyum Ivy padahal semalam demam Ivy belum juga turun. Ia menempelkan dahinya ke dahi Ivy membuat sang empu terkejut dengan wajah memerah.

"Masih hangat, gak papa sekolah hari ini?"

Ivy segera mengalihkan tatapannya ke tempat lain kemudian mengangguk antusias. "Iya udah sehat."

"Jangan dulu ya, suhu kamu masih hangat," bujuk Erlang. Ia tak mau jika nanti demam istrinya kembali naik.

Mendengar hal itu Ivy langsung cemberut dan mencak-mencak tak terima. "Gak papa Erlang. Ivy janji gak bakalan anteng pas di sekolah." Ia mengangkat jari kelingkingnya di depan wajah.

Erlang mengelus gemas rambut hitam nan panjang Ivy dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking milik istrinya. "Yaudah harus anteng ya!"

Berlian dan Sita saling berbisik melihat seorang gadis yang tidak sepertinya. Ia duduk diam tak membuat keributan di kelas dan disampingnya 'pacarnya' terus memerhatikan wajahnya yang teduh itu.

"Sebenarnya si Ivy kerasukan atau apa?" bisik Sita sesekali melirik Ivy.

"Nah itu gue juga heran, gak mungkin kan arwahnya ketinggalan di kantin gara-gara insiden kemarin?"

"Jangan asal ngomong! Gue kasih tau Ivy ya."

"Kampret! gue kasih tahu juga tentang lo."

Bella menatap malas dua gadis aneh yang sialnya adalah sahabatnya sendiri.

"Vy tumben kalem?" tanya Caca to the point.

Biasanya Ivy akan duduk di meja guru sambil mengobrol dengan teman-temannya menggunakan suaranya yang sangat keras.

"Gue mau jadi cewek cool, Ca," jawabnya enteng.

"Ndasmu cool! kayak monyet ranggunan bisa dalam sehari berubah jadi cool, gak yakin gue," ucapan Kim Aerum sungguh sangat tepat sekali.

Ivy memegang dadanya dan memasang wajah terkejut, mendramatis suasana. "Lo tega sama gue, Aerum."

"Najis Vy!" Aerum segera menghindar ketika Ivy hendak berdiri memeluknya.

"Sweetie, duduk diam ya," peringat Erlang menahan Ivy karena gadis itu melupakan janjinya saat di rumah tadi.

Tak mau membuat Erlang marah gadis itu duduk kembali membuat teman-temannya menahan tawa. Erlang yang biasanya dikontrol oleh Ivy kini berganti peran Erlanglah yang mengontrol pacarnya.

"Abis pulang kemarin nih bocil demam?" tanya Bella.

"Hm," dehem Erlang.

"Pantasan! kalem banget," seru Shelli menertawakan Ivy.

"Paan lo natap-natap gue kayak gitu, suka?!" tanya Ivy sinis pada Jessi.

Jessi memutar bola matanya malas. "Jangan kepedean deh lo, gue masih normal ya walaupun lo cantik tapi gak sampe buat gue belok kek si Bella."

"Jessinjing!" umpat Bella melemparkan penghapus papan dan berhasil dihindari oleh gadis itu.

***

Ivy menjelajah setiap cemilan yang berjejer rapi di raknya masing-masing mengambil cemilan dengan rasa cokelat lalu mengisinya ke troli. Memilih sayur-sayuran dan buah-buahan untuk persiapan satu minggu ke depan. Barulah setelah itu ia pergi ke kasir membayar belanjaannya.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang