Bercermin

459 20 0
                                    

Pagi ini Kaisar sengaja melewati pasar, berharap bertemu Yumna. Apalagi ini weekend biasanya Yumna ke pasar. Karena waktu itu pun bertemu Yumna di pasar.

Kaisar memicingkan matanya, nampak 2 wanita berhijab berjalan seperti menenteng belanjaan. Ia memperhatikan dan lalu tersenyum. Kaisar hapal bahkan dari cara jalan Yumna. Ia pun melajukan motornya mendekati ke arah 2 orang wanita itu.

"Assalamu'alaikum". Kaisar mengucapkan salam.

Ada kemajuan sekarang ketika bertemu Yumna ucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam". Jawab kedua wanita itu kompak.

"Pagi Yumna, bu hajjah". Sapa Kaisar sambil cengar-cengir.

"Pagi juga nak Kaisar. Lho ngapain ada di pasar nak??". Tanya bu hj.Ruqaiyah.

"Lewat aja bu hajjah, eh lihat kalian". Jawab Kaisar berbohong.

"Yumna, mau aku bantu bawain belanjaannya??". Tanya Kaisar.

"Terimakasih, gak usah akhi". Jawab Yumna singkat.

"Gak usah repot-repot nak, kami bisa bawa belanjaan sendiri kok. Gak banyak juga nih belanjanya". Jelas bu hj Ruqaiyah.

Kaisar tersenyum manis sambil mengangguk, sekarang ia pakai metode pendekatan tidak memaksa tapi kalem saja. Tiba-tiba ada seorang laki-laki mengucap salam dan menyapa Yumna juga bu hj Ruqaiyah.

"Nak Zidni belanja juga di pasar??". Tanya hj Ruqaiyah.

"Iya bu hajjah, belanja buat kebutuhan pesantren sama santri dan santriwati juga". Jawab Zidni.

"Tapi akhi Zidni kelihatan sendirian aja??". Tanya Yumna.

"Mereka berada di dalem pasar, ukhti Yumna". Jawab Zidni ramah.

Kaisar menarik napas pelan, dadanya bergemuruh saat Yumna mengobrol dengan Zidni. Bahkan Kaisar memperhatikan Zidni dari ujung kaki sampe ujung peci yang Zidni kenakan.

"Ke pasar pake gamis, kayak mau sholat aja". Gerutu Kaisar dalam hati.

Zidni menoleh ke Kaisar dan tersenyum,
"Antum belanja juga di pasar ini??". Tanya Zidni.

"Gak kok, cuma lewat aja tadi". Jawab Kaisar agak malas.

"Aneh nama gue di ganti antum, iih...". Gerutu dalam hati Kaisar.

Zidni hanya mengangguk saja, namun Kaisar memperhatikan Zidni lagi. 

"Apa gue harus berpenampilan kayak Zidni supaya Yumna mau temenan sama gue??". Tanya hati Kaisar.

Mereka bertiga pun selesai mengobrol lalu Yumna dan ibunya lanjutkan perjalanan pulang.

"Yumna... Tunggu, maaf ya. Gak apa-apa sambil jalan". Ucap Kaisar mengejar Yumna dan meninggalkan motornya di pinggir jalan.

"Apa aku harus kayak si Zidni supaya kamu mau temenan sama aku??". Tanya Kaisar tiba-tiba.

Membuat Yumna dan ibunya terdiam lalu berhenti melangkahkan kaki.

"Bicarain baik-baik nak ke dia". Bisik hj Ruqaiyah pelan tak terdengar Kaisar.

Yumna pun berbalik dan menatap sebentar Kaisar, lalu ia mengalihkan pandangannya.

"Akhi... Kamu gak akan bisa jadi gus Zidni, begitupun sebaliknya, karena diri kamu ya kamu. Tapi kalau mau jadi lebih baik dari versi kamu sekarang, in syaa Allah pasti bisa. Inget akhi, kamu dan gus Zidni beda bukan orang yang sama". Jelas Yumna panjang lebar.

Kaisar tertegun mendengarkan penjelasan Yumna. Hingga Yumna dan hj Ruqaiyah pamitan pulang, Kaisar hanya mengangguk saja tanpa bisa berkata-kata apapun lagi.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang