Insecure

541 21 0
                                    

Hari ini Kautsar datang ke pesantren, ia ingin curhat ke ustadz Zeyn. Sedangkan keluarga haji Jafar sudah berangkat ke tanah suci 3 hari yang lalu.

"Assalamu'alaikum, ngelamun aja brother. Awas tiba-tiba tantrum". Ucap Zeyn langsung duduk di samping Kautsar.

Mereka berdua duduk di kursi bawah pohon rindang yang berada di taman pesantren.

"Wa'alaikumsalam, kayak cenayang luh bang tiba-tiba nongol". Balas Kautsar.

Dengan tatapan penuh selidik, mata Zeyn menatap Kautsar dengan lekat.

"Mau curhat tentang apa bro, ukhti lagi??". Tanya Zeyn sambil menaikkan sebelah alisnya.

Sebelumnya Kautsar sudah menghubungi Zeyn via chat.

Kautsar mengangguk dan menunduk,
"Iya bang, gue mimpiin dia". Lirih Kautsar.

Bibir Zeyn menyunggingkan senyuman,
"Yumna... Iyee kan. Ukhti yang luh sering ceritain ke gue adalah Yumna kaaan". Tebakan Zeyn benar.

Kautsar kaget dan menatap Zeyn penuh keheranan.

"Kok, luh tau bang??". Tanya Kautsar heran.

"Gue kan sepupu ipar Yumna, paman haji Jafar udah cerita ke gue bro. Udahlah gak usah ditutup-tutupin lagi". Ucap Zeyn.

Jujur Kautsar tak enak hati, karena biar gimana pun Zeyn adalah kakaknya Zidni.

"Bang sorry... Ceritanya panjang". Ucap Kautsar ingin menjelaskan.

Zeyn menepuk bahu Kautsar,
"Udah tau semuanya gue, gak perlu luh cerita". Balas Zeyn santai.

Membuat Kautsar bingung dan penuh tanda tanya,
"Luh gak marah karena Zidni adek luh ditolak Yumna, terus sekarang gue lagi nunggu jawaban dari Yumna". Jelas Kautsar.

"Ngapain marah, si Zidni aja kalem tau tentang luh khitbah Yumna. Gue gak ada hak buat marah, antara Yumna dan adek gue udah selesai bro. Udah lama banget 9 tahun lalu". Tegas Zeyn ada benarnya juga.

Kautsar menghela napas lega, takut Zeyn tidak terima dan tidak mau berteman dengan dirinya lagi.

"Gue, istri gue dan Yazid ditugasin jadi perantara proses ta'aruf luh sama Yumna". Ucap Zeyn melirik Kautsar sekilas.

"Hah?? Perantara?? Dijawab aja sama Yumna belum, nunggu dia pulang umroh bang". Ujar Kautsar kaget.

"Ya gak apa-apa, paman haji Jafar mau prosesnya cepet. Misal Yumna mengiyakan dalem waktu dekat kalian menikah. Makanya proses ta'aruf dari sekarang bro". Jelas Zeyn.

Kautsar menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bukan tidak siap tapi agak heran mengapa perantaranya Zeyn dan Yazid kalau Yasmin istri Zeyn si Kautsar tidak masalah.

"Udah kalem aja, semangat bro kan proses ta'aruf itu agar mengenal lebih deket satu sama lain meski gak saling komunikasi tapi lewat perantara". Ujar Zeyn menaik turunkan alisnya.

"Cuma agak gimana gitu ya perantaranya luh dan Yazid, kalau istri luh si gak apa-apa pasti pro dipihak Yumna. Lah kalian berdua hadeuh...". Ucap Kautsar agak ragu.

Zeyn menepuk kencang punggung Kautsar,
"Heh ente kadang kadang ente.. Gue dan Yazid dipercaya sama paman haji Jafar langsung lho. In syaa Allah amanah". Gertakan Zeyn geregetan ke Kautsar.

"Ok atur aja, gue mau cerita nih bang semalem gue mimpiin Yumna kasih peci putih ke gue, tapi peci itu milik gue. Dan terus dia ngilang gitu aja". Jelas Kautsar mulai curhat.

Zeyn mesem-mesem menahan tawa,
"Luh udah istikharah emang??". Tanya Zeyn.

"Akhir-akhir ini gue sering istikharah bang bahkan sebelum opa ajak gue ke rumah pak haji". Jawab Kautsar jujur.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang