Getaran Hati

430 14 0
                                    

Kautsar memasuki ruang ICU terlihat ada dokter, perawat dan suster mengelilingi brankar Yumna.

"Dokter, istri saya baik-baik aja kan??". Tanya Kautsar terlihat cemas.

Dokter menghela napas terlebih dahulu,
"Tadi pasien sempat menggerakkan tangannya pak, saturasi oksigennya sudah kembali normal". Jelas dokter.

Kautsar menghela napas lega, ia benar-benar takut terjadi suatu hal yang tak diinginkan.

Lalu Kautsar mendekat ke Yumna dan menatap lekat wajah pucat Yumna.

"Alhamdulillah... Jangan buat aku takut yank". Bisik Kautsar.

"Mungkin pasien butuh support system dari Anda sebagai suaminya, coba ajak interaksi pasien mungkin saja direspon". Jelas dokter.

Kautsar mengelus kepala Yumna dengan lembut.

"Hei bidadari surgaku, apa kamu gak mau lihat anak-anak kita. Udah 7 hari berlalu yank". Bisik Kautsar lagi.

"Kamu pasti akan sadar kan, jangan tinggalin aku dan the twin. Kami butuh kamu Ya qolbi". Ucap Kautsar lagi meski pelan.

Karena dokter dan suster masih berada di ICU.
Dengan lekat Kautsar menatap Yumna, apa yang ia utarakan barusan belum ada tanda-tanda Yumna merespon.

"Kamu bisa denger aku kan sayang, kita bisa lewatin ini sama-sama??Kamu harus berjuang lagi supaya cepet sadar demi anak-anak kita yank". Bisik Kautsar tak tahan lagi membendung air matanya sendiri.

Hingga butiran air matanya menetes tanpa izin, ia tidak sanggup menatap dari dekat seperti ini dengan kondisi Yumna masih koma.
Tangannya erat menggenggam tangan Yumna, dan ia letakkan tangan Yumna ke dada sebelah kirinya.

"Meski kita udah lama bersama, tapi kamu selalu mampu getarin hati ini yank. Buka matamu, aku mohon...". Lirih Kautsar meminta.

Tiba-tiba tangan Yumna yang Kautsar genggam bergerak sedikit. Ia bisa merasakan saat tangan Yumna menyentuh dadanya.

"Kamu respon aku yank?? Denger suara aku kan". Ucap Kautsar.

".... Dokter, istri saya merespon dan tangannya bergerak". Ujar Kautsar memberitahu dokter.

"Alhamdulillah... Tetap genggam tangan istri Anda, biar saya periksa kondisinya sekarang". Balas dokter.

Sambil dokter dan para suster memeriksa, Kautsar sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Yumna.

Hingga akhirnya mata Yumna yang terpejam bergerak untuk terbuka perlahan. Kautsar pun melihat hal tersebut, ia merasa sangat bahagia.

"Sayang... Kamu udah sadar, aku disini yank". Ucap Kautsar menatap Yumna.

Dengan perlahan Yumna membuka mata, membuat Kautsar bahagia karena do'anya terkabul.

Secara perlahan Yumna melirik Kautsar yang masih berada di sampingnya sambil menggenggam tangannya.

"Wanita terhebatku, terima kasih kamu udah berjuang". Bisik Kautsar.

"Syukur pasien sudah siuman, kondisinya pun sudah membaik, kalau gitu kami permisi pak". Pamit dokter keluar dari ruang ICU.

Kautsar mengangguk dan tak lupa berterima kasih kepada tim dokter yang telah membantu.

"Bi...". Lirih Yumna pelan.

"Sssst... Jangan banyak bicara dulu. Aku ngerti kamu masih lemas kan. Tenang ya sayang, yang terpenting kamu udah siuman dan aku bahagia banget". Ucap Kautsar seraya menyentuh bibir Yumna.

Mata Yumna berkaca-kaca sambil terus menatap retina Kautsar. Meski tanpa berbicara, tapi Kautsar mengerti maksud Yumna.

"Kamu jangan sedih, semuanya baik-baik aja yank. Dan anak-anak kita juga baik-baik aja". Jelas Kautsar.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang