Panggilan Kesayangan

662 17 0
                                    

Yumna menerima seperangkat perhiasan yang ummahnya berikan, perhiasan itu emas hantaran dari Kautsar kemarin.

"Makasih ya bu hajjah, eh ummah. Dianterin segala". Ucap Kautsar keceplosan dan berdiri di belakang Yumna.

"Ya Allah nak, masih panggil bu hajjah aja. Biasain panggil ummah, kan kamu mantu di keluarga ini, anak ummah dan aba juga". Jelas hj Ruqaiyah.

Kautsar mengangguk malu karena masih canggung panggil hj Ruqaiyah dengan sebutan 'ummah'.

"Afwan ummah, saya lupa". Balas Kautsar sambil menyengir.

Hj Ruqaiyah pun berlalu dari depan pintu kamar Yumna. Karena tidak ingin mengganggu pengantin baru.
Dan Yumna kembali menutup pintu kamarnya lalu duduk di sisi tempat tidur sambil memegang seperangkat perhiasan emas.

"Kamu banyak banget si kasih emas hantaran, aku denger kemarin saat akad mahar juga banyak banget. Seserahan juga banyak". Ujar Yumna.

"Gak apa-apa yank, aku mampunya cuma segitu. Semoga kamu ikhlas terima semua yang aku beri ya". Ucap Kautsar menatap lekat Yumna.

"Maa syaa Allah indah banget natap wajah yang udah halal ini". Batin Kautsar bahagia.

Yumna bingung seperangkat perhiasan ini mau dikemanakan. Ia tipe perempuan yang tidak terlalu suka memakai perhiasan hingga mencolok. Bahkan di jarinya hanya memakai 2 cincin dari Kautsar, 1 cincin lamaran waktu itu dan 1 lagi cincin pernikahan.

"Kok bengong, gak suka ya?? Maaf.. aku gak tau perhiasan model apa yang kamu suka, aku beli karena kata penjaga tokonya ini unlimited dan best edition". Ujar Kautsar nampak sedih.

"Gak kok aku suka, tapi aku gak mungkin pake semua perhiasan ini. Aku simpan aja ya??". Balas Yumna berhati-hati takut membuat Kautsar tersinggung.

Kautsar hanya tersenyum dan mengangguk saja tanpa berucap, tapi membuat Yumna merasa bersalah.

"Aku pake deh yang mana ya, gelang atau kalung menurut kamu bagus yang mana??". Tanya Yumna minta pendapat.

Kening Kautsar mengernyit heran, tapi bilang mau disimpan sekarang ingin dikenakan.

"Semuanya bagus apapun yang yayank pake, tapi kalau di depan aku aja ya". Jawab Kautsar seraya tersenyum.

"Iyalah cuma di depan suami aku aja, jadi mana perhiasan yang harus aku pake??". Tanya Yumna lagi dan balas senyuman Kautsar.

"Hemm.. Cincin kan udah dua di jari kamu, anting kamu udah pake, gelang kaki aja nih yank". Ucap Kautsar sambil mengambil gelang kaki di kotak perhiasan tersebut.

Yumna mengangguk saja, mereka benar-benar saling menjaga perasaan agar tidak menyinggung hingga membuat salah satu diantara mereka sedih.

"Iya tapi kalau keluar rumah aku lepas ya. Kalau di dalem rumah aku pake terutama di hadapan kamu". Jelas Yumna.

"Iya sayangku, aku ngerti kok. Sini aku pakein gelang kakinya". Ucap Kautsar sambil bertekuk lutut di hadapan Yumna.

Membuat degup jantung Yumna tak karuan.

"A-a-aku bisa pake sendiri...". Ucap Yumna gugup.

"Udah tanggung yank aku pakein, maaf ya". Balas Kautsar seraya menyentuh pergelangan kaki Yumna.

"Kamu bener-bener buat aku sport jantung Ya habibi". Ucap Yumna dalam hati.

Entah mengapa Yumna masih saja deg-degan jika diperlakukan manis oleh Kautsar, padahal yang Kautsar lakukan hanya hal kecil saja.
Ia terus memperhatikan Kautsar yang sedang memakaikan gelang kaki untuknya.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang