Interogasi

441 14 0
                                    

Sedari tadi haji Jafar menatap Kautsar-Yumna secara bergantian. Tatapan yang penuh arti dan membingungkan bagi Kautsar-Yumna.

"Ba mulai aja sekarang". Ujar hj Ruqaiyah.

Yumna-Kautsar menunduk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Aba kok serius banget si, ada apa nih??". Tanya hati Kautsar.

"Gak biasanya tatapan aba kayak gitu". Gumam Yumna dalam hati.

"Ehemm... ". Deheman suara bariton haji Jafar menyadarkan Kautsar-Yumna.

"Apa ada yang perlu dibicarain ba??". Tanya Yumna berhati-hati.

"Iya ada, mengenai kalian. Bukan maksud aba dan ummah ikut campur". Jawab haji Jafar serius.

Seketika Kautsar dan Yumna saling tatap.

"Maaf nak bukan kami ikut campur masalah kalian. Tapi nampaknya ini persoalan serius". Timpal hj Ruqaiyah.

Kautsar-Yumna masih bingung masalah apa yang serius tentang rumah tangganya.

"Tadi pagi saat kamu telepon aba untuk ajukan cuti ngajar, tiba-tiba Yazid nyeletuk tentang poligami". Jelas haji Jafar.

Dengan kompak Kautsar-Yumna menghela napas resah.

"Yazid ngadu ke aba dan ummah??". Tanya Yumna.

Haji Jafar menggeleng cepat,
"Gak ngadu tapi nyeletuk katanya suami kamu sakit gara-gara ada hubungannya dengan poligami". Jelas haji Jafar.

Kautsar gelengkan kepala,
"Afwan ba, gak gitu ba cerita sebenernya. Saya gak ada niatan untuk poligami kok". Ucap Kautsar meyakinkan.

Akhirnya Kautsar-Yumna menjelaskan cerita sebenarnya. Meski pada awalnya orangtua Yumna tidak ingin campur urusan rumahtangga sang anak. Tapi jika menyangkut poligami nampaknya serius dan harus dibahas bersama.
Untuk Yazid memang benar tidak mengadu, hanya menyeletuk dan keceplosan saja. Sehingga Yazid pun di interogasi haji Jafar tadi pagi. Namun karena haji Jafar dan istri tidak ingin mendengar cerita dari satu pihak. Alhasil interogasi dari pihak terkait langsung sekalian menjenguk Kautsar yang sedang sakit.

"Jadi gitu ba mah ceritanya". Ucap Yumna diakhir penjelasannya.

Haji Jafar menatap heran ke Yumna,
"Aba heran sama pemikiran kamu nak". Ucap haji Jafar.

"Tapi ba kami udah baikan kok, emang gak ada masalah. Itu bukan masalah ba bagi saya. Dan Yumna udah sepakat gak paksa saya berpoligami". Jelas Kautsar.

Yumna melirik Kautsar yang sedari tadi membelanya di hadapan orangtuanya sendiri.

"Alhamdulillah kalau udah clear masalah kalian. Untuk kamu nak jangan paksa suami kamu, itu dosa nak. Jangan berdalih poligami diperbolehkan, tapi pikirin kesiapan dan kesanggupan suami kamu". Ujar hj Ruqaiyah menasihati Yumna.

"Baik mah, Yumna mengaku salah". Balas Yumna seraya tertunduk.

Tangan Kautsar pun mengelus punggung Yumna.
Orangtua Yumna sudah tahu alasan Yumna menyuruh Kautsar berpoligami dan sudah mengerti alasan Kautsar menolak sampai bersikap dingin ke Yumna.

"Aba bersyukur masalah tersebut bisa kalian selesaikan dengan baik dan gak berlarut-larut. Lain kali pikirkan lagi nak, poligami bukan satu-satunya jalan keluar untuk kalian punya momongan bener apa kata suami kamu". Jelas haji Jafar memberikan nasihat.

Kautsar menggenggam tangan Yumna, karena dalam hal ini Yumna paling banyak disalahkan.

"Gak apa-apa yank. Kita lewatin ini sama-sama ya". Ucap Kautsar pelan.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang