Takut

400 11 0
                                    

Sudah 5 hari Yumna belum siuman juga dan masih dirawat di dalam ICU. Kautsar pun belum bisa menjenguk Yumna di dalam ruang ICU, ia hanya bisa menunggu di luar ICU sambil bolak-balik ke ruang bayi tempat dimana the twin dirawat.

"Ya Allah, hamba mohon pertolongan Engkau.. Agar istri hamba cepat membaik dan siuman". Batin Kautsar sambil bersandar di kursi tunggu.

Air mata mengalir meski tanpa seizinnya, entah sesering apa ia menangisi Yumna.

"Kalau seandainya bisa tuker posisi, lebih baik aku yang ada di dalam ICU, yank". Gumam Kautsar dalam hati.

Hingga langkah kaki mendekatinya namun Kautsar tidak sadar kehadiran seseorang tersebut.

"Assalamu'alaikum". Ucapan salam seseorang itu.

Kautsar masih terdiam dalam lamunannya memikirkan Yumna.

Orang itu menghela napas berat,
"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh... Jawab woi". Ucap salam orang itu seraya menyentuh bahu Kautsar.

Sontak Kautsar terlonjak kaget dan langsung menoleh.

"Astaghfirullah... Wa'alaikumsalam warohmatullah". Jawab Kautsar seraya menghapus air matanya sendiri.

"Boleh duduk gak nih gue??". Tanya orang tersebut meminta izin.

"Duduk aja bang ngapain izin". Jawab Kautsar.

Orang tersebut adalah Zeyn yang hari ini menjenguk Yumna hanya sendiri saja. Kemarin ia dan Yasmin sudah datang ke RS untuk menjenguk Yumna dan menengok si kembar, hari ini ia kembali lagi sekalian lewat sepulang dari dakwah.

"Luh sendirian aja bro??". Tanya Zeyn yang sudah duduk di samping Kautsar.

"Iya bang, aba dan ummah baru aja pulang mau ganti pakaian. Nanti malem kesini lagi". Jawab Kautsar terlihat lemas.

"Innallaha ma'ashobiriin, Yumna pasti siuman kok. Yang penting terus panjatin do'a dan positive thinking". Ujar Zeyn memberikan support system ke Kautsar.

Kautsar tertunduk lesu, perasaannya benar-benar kacau dihantam kebahagiaan sekaligus kesedihan.

"Jangan nangis... luh kan kepala keluarga, harus strong. Inget anak kembar dan istri luh". Ujar Zeyn lagi.

Air mata Kautsar menetes lagi, hingga matanya terlihat sembab karena sering menangis.

"Gue bingung bang, di sisi lain gue bahagia banget anak kembar gue lahir selamat tapi di sisi lain Yumna kritis". Jelas Kautsar melirih.

Zeyn mengusap bahu Kautsar,
"Percayalah bro Allah gak akan uji hambanya di luar batas kemampuan. Yumna akan lewatin masa kritisnya dan kalian bisa berkumpul bersama". Ucap Zeyn menyemangati.

Helaan napas Kautsar berat dan nampak lelah. Kurang istirahat, makan tidak teratur, pikiran kacau.

"Aamiin Ya Allah, gue takut bang. Takut banget". Balas Kautsar.

"Takut kenapa??". Tanya Zeyn serius.

"Takut... Takut keadaaan lebih buruk lagi. Gue gak sanggup". Jawab Kautsar.

"Hussst.. Gak boleh su'udzon dan mendahului takdir Allah. Parah luh bro, inget ya dunia ini sementara dan apa yang ada di dalem hidup kita semuanya titipan". Jelas Zeyn.

Mata Kautsar terpejam seraya kepalanya bersandar ke tembok ruang ICU.

"Iya hanya titipan bahkan orang yang kita sayang juga titipan Allah. Tapi gue mau dikuatkan hati gue ini bang". Ujar Kautsar.

"Jangan nangis jangan dibawa galau, luh yakin dan tegarkan hati bahwa semuanya akan kembali baik-baik aja". Ucap Zeyn menasihati Kautsar.

"Gue berusaha tegar tapi gue takut kehilangan meski gue udah sering ngerasa kehilangan sejak gue masih bayi bahkan". Ucap Kautsar lirih.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang