Makhluk Pencemburu

546 17 0
                                    

Deru mobil yang dikendarai Kautsar tiba di garasi rumah. Kautsar langsung bergegas turun dan membukakan pintu mobil untuk Yumna.

"Yank kok diem aja si dari tadi". Ujar Kautsar.

Namun Yumna tak menggubris, ia malah ke bagasi untuk mengangkat belanjaan-belanjaan yang tadi dibeli.

"Biar aku aja, kamu masuk sana. Pasti kamu capek". Kautsar menahan tangan Yumna.

Yumna pun melirik sekilas Kautsar, tanpa berucap apapun Yumna masuk ke dalam rumah.

Kautsar menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil terus menatap Yumna yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Ya Allah, Yumna kenapa ya?? Masa si dia cemburu sama Kayla, ah gak mungkin. Gue gak ngapa-ngapain cuma ngobrol bentar doang tadi". Gumam Kautsar.

Sedari tadi di perjalanan pulang Kautsar bingung kenapa Yumna diam, meski beberapa kali Kautsar ajak mengobrol bahkan menggoda sekalipun. Tapi tidak di respon sama sekali.

Kautsar pun membawa barang-barang belanjaan ke dalam rumah, lalu ia simpan di dapur. Sedangkan Yumna berada di kamar.

Sambil berjalan menaiki anak tangga menuju kamar, pikiran Kautsar bertanya-tanya.

"Mungkin Yumna cuma lelah aja kali ya, atau emang beneran cemburu. Kenapa gue ke-PD-an si??". Kautsar terus bertanya dalam hati.

Didapati Yumna sedang berdiri di balkon, dan Kautsar langsung mendekat.

"Ya qolbi... Afwan". Bisik Kautsar seraya memeluk Yumna dari belakang.

"Minta maaf untuk apa??". Tanya Yumna.

"Untuk yang tadi di supermarket, kamu cemburu kan??". Tebak Kautsar to the point.

Yumna menghela napas dan menunduk,
"Siapa yang cemburu si, biasa aja". Jawab Yumna sambil gelengkan kepala.

"Terus kenapa diem aja sepanjang perjalanan pulang??". Tanya Kautsar.

"Ya Allah, hamba gak mengerti tentang gejolak di hati hamba ini". Batin Yumna.

"Pingin diem aja emangnya gak boleh". Jawab Yumna.

Kautsar tidak puas dengan jawaban Yumna, ia pun merogoh saku celananya.

"Nih aku hapus nomor Kayla di handphone aku". Ujat Kautsar seraya memperlihatkan untuk menghapus nomor Kayla.

"Apaan si bi, gak usah. Nanti kamu gak bisa komunikasi sama temen kamu itu. Katanya mau sharing tentang per-arsitekturan". Ucap Yumna.

Nomor Kayla pun telah terhapus dari ponsel Kautsar.

"Perempuan itu kalau cemburu gak bakal ngaku". Ucap Kautsar seraya mengeratkan tangannya melingkar di perut Yumna.

"Aku gak cemburu". Tegas Yumna.

Kautsar tersenyum seraya menempelkan dagunya di bahu Yumna.

"Aku lebih pilih gak komunikasi sama Kayla, daripada kamu diemin aku". Jelas Kautsar.

"Gak baik lho mutusin tali silaturahmi". Ucap Yumna.

"Gak baik juga diemin suami gara-gara cemburu". Timpal Kautsar.

Yumna pun tertunduk, ia merasa serba salah. Jujur ia merasa tak nyaman Kautsar akrab dengan teman perempuan.

"Afwan Ya habibi, mungkin aku berlebihan". Lirih Yumna.

"Kamu berhak cemburu atas diri aku yank, dan gak masalah. Asal kamu jangan ngambek". Jelas Kautsar seraya memejamkan mata.

Menikmati memeluk sang istri di atas balkon kamar pada siang menjelang sore hari ini.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang