Ridho Allah

531 21 0
                                    

Sungguh saat ini Kautsar merasa panas dingin, ia dan opa Haidar serta beberapa kerabat dari mendiang ayah dan bundanya sudah berada di rumah haji Jafar. Kautsar heran kenapa harus bawa sanak saudara dari kedua orangtuanya tidak hanya opa Haidar saja. Memang si semua itu sudah rencana opa Haidar, karena titah Yumna pun menyuruh Kautsar membawa keluarganya ketika datang ba'da isya seperti saat ini.

"Zamir gugup banget si kamu. Rileks aja nak". Ujar budhe nya Kautsar sambil mengelus-elus punggung.

"Gak kok budhe, cuma dikit aja. Hehehe". Balas Kautsar sambil terkekeh pelan.

Padahal untuk saat ini terkekeh pelan pun rasanya tidak membuat Kautsar tenang. Apalagi Yumna belum hadir di hadapannya, baru haji Jafar dan istrinya saja serta Yazid.

"Yumna pake hijab warna apa ya kira-kira, terus kalau pake hijab yang sama saat pertama kali bertemu pertanda diterima apa ditolak??". Tanya hati Kautsar penasaran.

"Nak Kautsar diminum dulu teh manisnya". Ucap hj Ruqaiyah.

Kautsar mengangguk dan menatap teh manis tersebut.

"Gak panas kok nak, bukan Yumna yang buat". Jelas haji Jafar sambil tersenyum.

"Kalau teh buatan kak Yumna beda ya bang rasanya??". Tanya Yazid menggoda Kautsar.

Kautsar menatap malas Yazid, disaat seperti ini masih sempat-sempatnya menggoda Kautsar yang sedang gugup.

Tak lama Yumna pun datang ke ruang tamu mengenakan hijab berwarna sage green. Membuat Kautsar terpukau menatap kehadiran Yumna.

Opa Haidar langsung menyenggol tangan Kautsar,
"Jaga pandangan kamu, kalian belum sah". Bisik opa Haidar penuh penekanan.

Dapat peringatan seperti itu Kautsar langsung menundukkan kepalanya tak berani menatap Yumna lagi.

"Astaghfirullah.. Lagi-lagi Yumna buat gue terpukau. Pake hijab warna hijau itu lagi, jadi flashback pertama kali ketemu". Batin Kautsar.

Yumna pun mengucap salam dan dijawab kompak oleh orang-orang yang berada di ruang tamu.

"Cieee abang terpesona lihat kak Yumna". Bisik Yazid menggoda Kautsar lagi.

"Berisik nih bocah gede, psssttt...". Balas Kautsar geregetan.

Yumna duduk diantara kedua orangtuanya dan berhadapan dengan Kautsar.

"Yumna udah hadir, jadi bisa langsung kita bahas ya". Ucap opa Haidar.

Haji Jafar menatap putri sulung semata wayangnya,
"Gimana nak kamu udah tentuin jawaban atas khitbah nak Kautsar??". Tanya haji Jafar.

Yumna hanya mengangguk pelan, kali ini Kautsar benar-benar tidak berani menatap siapapun ia hanya menunduk menunggu jawaban Yumna.

"Bicaralah, nak Kautsar dan keluarganya udah nunggu". Ucap hj Ruqaiyah.

Sebelum berucap Yumna menarik napas dalam-dalam, ia menatap ke keluarga Kautsar lalu beralih menatap Kautsar sekilas saja.

"Bismillah...". Yumna mulai berucap.

Kautsar memejamkan mata sambil menunduk, bahkan ia merasa gemetaran menunggu ucapan Yumna selanjutnya.

"Ya Allah ridhoilah cinta hamba kepadanya. Jika memang ditakdirkan berjodoh persatukanlah kami dalam cinta yang suci". Do'a Kautsar dalam hati.

Detak jantung Kautsar semakin tak karuan menunggu ucapan Yumna selanjutnya.

"Afwan... ". Ucap Yumna lagi.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang