Takdir Allah

563 18 0
                                    

Seusai sholat ashar, hari ini benar saja opa Haidar mengajak Kautsar untuk pergi ke suatu tempat yang dimana membuat jantung Kautsar berdetak lebih cepat. Kautsar mengendarai mobil sendiri tanpa supir, opa Haidar duduk di samping Kautsar.

"Tegang banget si cucu opa". Ujar opa Haidar menggoda Kautsar.

"Gak kok opa, aku lagi fokus nyetir aja nih". Balas Kautsar seraya tersenyum.

"Jelas aku tegang opa, aku gak tau maksud opa ajak aku untuk apa. 2 bulan yang lalu opa ajak aku ke pesantren dan aku ketemu sama mereka lagi". Lanjut Kautsar dalam hati.

"Opa pingin tau tipe perempuan yang kamu suka kayak gimana si??". Tanya opa Haidar tiba-tiba.

Tak ada hujan angin tidak seperti biasanya opa Haidar bertanya seperti itu.

"Gak gimana-gimana opa, yang penting perempuan asli, hehehe". Jawab Kautsar sambil tertawa.

Mata opa Haidar memutar malas,
"Iya lah, opa serius tanya ke kamu. Perempuan yang seperti apa yang kamu sukai nak??". Tanya opa Haidar lagi.

Kautsar menarik napas terlebih dahulu,
"Aku si sebenernya gak neko-neko, cukup sadar diri aku ini manusia biasa. Jadi gak terlalu banyak mau tapi karena didalem agama islam harus mencari pendamping hidup yang dilihat dari bibit, bebet, bobot dan agama yang terpenting". Jelas Kautsar bijaksana.

Membuat opa Haidar tersenyum penuh arti seraya menatap sang cucu,
"Berarti cocok in syaa Allah, belok nak ke jalan angsana ya". Ucap opa Haidar mengarahkan Kautsar agar berbelok.

Sempat heran karena opanya menyuruh belok ke jalan yang Kautsar sendiri masih hapal betul. Tapi husnudzon saja dulu, meski dada Kautsar dag dig dug tidak karuan entah apa penyebabnya.

-----------------------------------------------------------

Di tempat lain Yumna sedang menatap kolam ikan yang berada di halaman samping rumahnya. Sambil berdzikir memakai tasbih digital miliknya, ia terus beristighfar dan menyebut asma Allah.

"Kak kok ngelamun aja si??". Tanya Yazid langsung duduk di samping Yumna.

Yumna tersenyum dan menarik napas dalam-dalam,
"Gak ngelamun kok, lagi fokus dzikir aja dek". Jawab Yumna.

"Kenapa si kakak selalu diem sampe aba dan ummah aja bingung lho dengan sikap kakak". Ucap Yazid merasa heran.

Yumna menoleh ke Yazid,
"Perasaan kakak emang suka diem deh dari dulu, apa salahnya si dek". Ucap Yumna sambil tersenyum namun matanya menatap ke arah kolam ikan koi.

Dengan nyaman Yazid menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Gak salah kak, tapi kakak harus tegas sama hati kakak. Oh iya ummah panggil kakak suruh bantu di dapur tuh". Ujar Yazid.

Dengan cepat Yumna pun berdiri dari kursi, sebelumnya ia mencubit hidung sang adik karena gemas.

"Aduuh... Kebiasaan cubitin hidung Yazid melulu deh, jadi tambah mancung nih". Protes Yazid seraya mengelus hidungnya yang sedikit memerah.

Sambil berjalan menuju ke dapur Yumna terkekeh pelan karena berhasil meledek sang adik bungsu kesayangannya. Jujur saja Yazid agak heran mengapa mempunyai kakak satu-satunya tapi sangat pendiam sekali beberapa tahun belakangan ini.

-----------------------------------------------------------

Mobil sedan Nissan Teana berwarna hitam yang Kautsar kendarai tiba di tujuan yang opa Haidar arahkan. Seluruh tubuh Kautsar terasa panas dingin dan bergetar ketika mobil yang ia kemudi berhenti tepat di depan sebuah rumah.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang