Mati Kutu

535 23 0
                                    

Sejak 3 hari yang lalu, akhirnya Kautsar sekarang hanya mengajar 1 mata pelajaran saja yaitu sebagai guru olahraga di Ponpes Ash-Shiddiq. Setelah hampir sebulan mengajar bahasa dan sastra Arab menggantikan ustadz Ridwan yang saat itu cuti.

Kini Kautsar sedang mengajarkan para santri olahraga sepak bola di lapangan yang terdapat di Pesantren.

"Guys lihatin nih caranya juggling kayak gini.... ". Ujar Kautsar seraya mencontohkan juggling bola.

Para santri dengan seksama memperhatikan.

".... Mainin bolanya jangan bola yang mainin kalian. Gampang kan pasti bisa kalian, yok semangat...". Sambungnya lagi.

"MaasyaAllah, Gus Kautsar hebat ya. Bisa berbagai macam ilmu beladiri dan sekarang sepak bola juga bisa". Ujar santri Arsya anaknya ustadz Zeyn.

Kautsar menatap Arsya si bocah polos namun suka nyeletuk macam abi nya.

"Makanya saya jadi guru suruh ngajarin kalean semua. Yaudah coba juggling ya saya waktuin 30 detik deh". Ucap Kautsar sambil memegang stopwatch.

Para santri pun mulai bergantian juggling bola, sedangkan Kautsar memperhatikan dan mengarahkan.

Deru motor matic pun memasuki area Pesantren, si pengendara motor nampak terus menatap ke arah Kautsar yang sedang mengajar para santri. Bahkan si pengendara motor memicingkan matanya menatap lekat Kautsar dari kejauhan.

"Ayo masuk dek". Ucap seorang ibu yang dibonceng si pengendara motor tersebut.

Motornya pun di parkir, lalu ia bersama ibunya berjalan menuju ruang sekretariat Pesantren namun masih terfokus menatap ke arah Kautsar. Hingga bola yang di juggling salah satu santri terlempar ke arah si pengendara motor tadi.

"Yaah bocah jugglingnya kejauhan". Ucap Kautsar sambil berjalan ke arah pengendara motor.

Semakin Kautsar mendekat untuk mengambil bola, semakin orang itu tersenyum dan berbinar.

"Abang...". Teriak orang itu.

Kening Kautsar mengeryit heran, namun ia tersenyum ketika melihat seorang yang tadi dibonceng.

"Bu hajjah, assalamu'alaikum... apa kabar bu hajjah??". Tanya dan salam Kautsar untuk bu hajjah.

Siapa lagi kalau bukan hj Ruqaiyah yang Kautsar temui saat ini. Baru kali ini mereka berjumpa lagi meski Kautsar sudah sebulan di Ponpes.

"Wa'alaikumsalam". Jawab hj Ruqaiyah dan juga si pengendara motor tadi.

"Alhamdulillh baik, nak". Jawab hj Ruqaiyah sambil tersenyum.

Kautsar menyalami dengan sopan hj Ruqaiyah sebagai calon mertua tidak jadi.

"Bang Kai... Eh bang Kaisar.. Masih inget gak??". Tanya orang itu.

Kautsar memperhatikan orang yang tadi mengendarai motor membonceng hj Ruqaiyah. Diperhatikan dari ujung sandal ke ujung rambut. Sosok tampan, kurus, dengan rahang ditumbuhi rambut halus.

"Ih malah diem, ini Yazid bang. Adek ipar abang lho". Ujar Yazid dan langsung memeluk Kautsar.

Sempat kaget dengan pengakuan dan pelukan dari Yazid.

"Bocah udah gede luh, abang sampe gak kenal". Ucap Kautsar membalas pelukan Yazid.

"Bang Kai eh bang Kaisar kemana aja si, pergi gak balik-balik sampe Yazid udah gede aja gak kenal". Ucap Yazid masih memeluk Kautsar dengan erat.

Hj Ruqaiyah hanya tersenyum saja, ia tahu Yazid merindukan Kautsar yang dulu sempat ia anggap sebagai kakak.

"Ehemm... Udah pelukannya??". Deheman haji Jafar membuat pelukan Yazid lepas.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang