Mengambil Keputusan

415 10 0
                                    

Malam ini haji Jafar dan istri berkunjung ke rumah Kautsar-Yumna. Ingin tahu keadaan anak dan menantu mereka karena insiden tadi siang.

"Maaf ya nak kami ganggu kalian". Ucap hj Ruqaiyah.

"Gak ganggu kok mah, kami malah seneng ummah dan aba berkunjung kesini. Padahal Yumna gak apa-apa". Balas Yumna.

"Lain kali kamu harus hati-hati ya nak jangan banyak pikiran, kelola emosi kamu supaya gak stres". Haji Jafar menimpali.

"Pasti ba, aba dan ummah tenang aja. Soalnya ada yang super perhatian dan protektif banget sejak Yumna hamil". Ucap Yumna melirik Kautsar.

"Demi kabaikan kamu yank". Ucap Kautsar menatap Yumna.

"Tapi gak harus semuanya dilarang, masa ini itu gak boleh". Yumna merengek manja.

Membuat kedua orangtuanya tersenyum melihat tingkah Yumna yang manja ke Kautsar.

"Nak Kautsar, orang hamil juga butuh gerak jangan suruh diem aja. Bahkan ada lho senam hamil". Ujar hj Ruqaiyah.

"Nah iya tuh kapan-kapan temenin istri kamu senam hamil. Setau aba baik untuk kesehatan kehamilan, sayangnya zaman ummah hamil Yumna dan Yazid senam hamil belum banyak dilakukan di negara ini". Haji Jafar menimpali.

Kautsar tersenyum kikuk, tidak bisa bayangkan menemani Yumna senam hamil. Pasti banyak bumil dan pakmil lainnya.

"Iya bi aku ada rencana ikut senam hamil, kamu harus temenin aku ya". Ucap Yumna excited.

"Hadeuuh... Yumna excited banget pingin ikut senam hamil". Kautsar membatin.

Dibalas anggukkan oleh Kautsar, di iyakan saja daripada merajuk lagi. Meski Kautsar ragu untuk menemani jika memang jadi ikut senam hamil.

"Nak luka kamu udah diperiksa belum waktu tadi di RS??". Tanya haji Jafar ke Kautsar.

"Gak perlu diperiksa ba, udah diobatin sama Yumna kok tadi sore". Jawab Kautsar.

"Seharusnya sekalian diperiksa nak lebam kayak gitu pipi kamu". Ucap hj Ruqaiyah.

"Mah, ba... Suami Yumna ini gak mau lukanya dipegang orang lain kecuali sama Yumna". Ditimpali Yumna sebenarnya sindirian halus bahwa Kautsar keras kepala susah dibujuk untuk diperiksa ke dokter.

"Oh iya ada hal penting yang mau Yumna sampein". Ujar Yumna.

Kautsar menatap Yumna banyak pertanyaan.

"Hal penting apa?". Tanya Kautsar penasaran.

"Iya nak hal penting apa, tadi siang katanya mau ada yang dibicarain sama aba dan pak kyai Fatih". Ucap haji Jafar.

Niatnya tadi siang Yumna ingin sampaikan perihal penting ke haji Jafar dan kyai Fatih, tapi terhalang dengan masalah Faiz.

Yumna melirik Kautsar sekilas, lalu ia menghela napas dalam-dalam.

"Bismillah....". Lirih Yumna pelan namun masih terdengar oleh Kautsar.

"Karena cuma ada aba perwakilan dari Ponpes Ash-Shiddiq, Yumna mau.....". Ucapan Yumna menggantung.

Tangan Kautsar langsung meraih tangan Yumna untuk digenggam memberikan support system terbaik. Meski ia tidak tahu apa yang akan Yumna sampaikan.

".... Aba, ummah, dan kamu bi. Ini udah Yumna pikirin sejak lama apalagi gara-gara masalah tadi siang, bahwa Yumna makin memantapkan keputusan pingin ajukan pengunduran diri sebagai pengajar di ponpes". Sambung Yumna.

Kening Kautsar mengkerut dan menatap heran Yumna. Begitupun orangtua Yumna sama kagetnya.

"Kamu serius yank?? Bukannya kamu seneng ngajar di pesantren??". Tanya Kautsar heran.

Do'a di Sujud TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang