Part 55

31 4 0
                                    

Keesokan malamnya, Ayuni datang ke Pantai Mati. Ia membawa empat ekor ayam hitam yang masih hidup dan beberapa sesajen, serta kemenyan. Ayuni memakai kebaya hitam dan kain samping. Ia juga menyanggul rambutnya.

Ayuni memotong kepala ayam itu untuk diambil darahnya. Ia membuat lingkaran di pasir putih dengan darah ayam tersebut lalu meletakkan sesajen dan kemenyan di dalam lingkaran itu.

Ayuni mulai bernyanyi. Ia menyanyikan lagu daerah dengan merdu. Tiba-tiba terdengar suara tabuhan musik tradisional yang mengiringi nyanyiannya. Setelah tujuh kali menyanyikan lagu tersebut, Ayuni mengatupkan kedua tangannya lalu membaca mantra.

Bisikan-bisikan yang entah dari mana asalnya mengikuti bacaan mantra yang diucapkan Ayuni.

"Ayuni... Ayuni...."

Ayuni mendengar suara serak wanita yang memanggilnya. Ia menoleh dan terkejut melihatku sosok wanita berwajah pucat dengan warna mata hitam semua berdiri di sana.

Sosok itu menghampiri Ayuni yang terpundur dan jatuh terduduk di atas pasir putih. Sosok itu juga duduk sambil meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. Ayuni membeku dalam ketakutan melihat itu.

Darah berwarna hitam keluar muncrat menodai pasir putih. Sesuatu keluar dari selangkangan sosok bermata hitam itu. Ternyata sosok anak perempuan keluar dari selangkangannya. Ia berlumuran darah berwarna hitam lalu merangkak menghampiri Ayuni.

Ayuni menggeleng ketakutan. Sosok anak perempuan itu memegangi kaki Ayuni lalu merentangkannya. Ia masuk ke selangkangan Ayuni.

"Aarrgghh!" Ayuni meringis kesakitan saat merasakan organ kewanitaannya dimasuki oleh makhluk itu. Ayuni pun tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, Ayuni terbangun. Ia mendapati dirinya tertidur di tepi pantai. Wanita itu melihat ke sekeliling. Sesajen dan bangkai ayam itu masih ada di sana.

"Mas Sudarman pasti mencariku." Ayuni segera bangkit dan berdiri. Ia merasakan sakit di bagian perutnya. Ayuni memegangi perutnya sambil bergegas pergi dari sana.

Setelah melakukan ritual tersebut, Ayuni tidak pergi ke mana pun. Ia tetap berada di dalam rumah karena masih syok dengan apa yang terjadi padanya.

Beberapa bulan kemudian.

Ayuni hamil. Ia tidak berharap lebih, karena sebelumnya ia pernah keguguran dan gara-gara itu, Ayuni depresi.

Meski pun begitu, Ayuni sangat menjaga kandungannya dan berhati-hati saat beraktivitas, seperti sebelumnya.

Ketika usia kandungannya menginjak bulan ke-6, Ayuni merasa khawatir. Ia takut kehilangan janinnya lagi. Sudarman menjaga Ayuni dengan baik. Ia melarang istrinya melakukan apa pun. Bahkan Sudarman tidak memperbolehkan Ayuni turun ke lantai satu. Ia hanya boleh berada di lantai dua.

Namun, Ayuni bisa bernapas lega saat usia kandungannya mulai menginjak bulan ke-7.

Rumah Burhan dan Irma sudah selesai dibangun. Mereka berdua sudah tinggal di rumah itu. Karena mereka penduduk baru di tempat itu, mereka berdua ingin sekali mengakrabkan diri dengan Sudarman dan Ayuni, tapi tampaknya Sudarman mau pun Ayuni sama-sama tertutup pada orang luar. Itu sebabnya Burhan dan Irma tidak berani mendekati mereka.

Tahun 2005, Ayuni melahirkan bayinya. Seorang bayi perempuan yang cantik dan sehat. Sudarman dan Ayuni sepakat memberikan nama Amadhea Claresza untuk bayi itu.

Saat usia Amadhea menginjak 9 tahun, wajahnya terlihat berbeda dari Ayuni mau pun Sudarman. Anak perempuan itu tidak mirip sama sekali dengan kedua orang tuanya.

Hal tersebut menjadi kesempatan Merlin untuk menjatuhkan Ayuni. Ia menuduh Ayuni telah berbuat serong, sehingga mengandung anak pria lain yang wajahnya mirip dengan pria itu. Entah siapa yang ia maksud, tapi hal tersebut membuat Sudarman sangat marah.

Ayuni sendiri panik, ia takut ketahuan kalau Amadhea adalah anak hasil dari ritual terlarang.

"Dia anakku! Kamu tidak bisa berhenti mengganggu kami, ya?!" bentak Sudarman.

"Aku hanya mengkhawatirkanmu, Mas. Aku takut kamu terluka karena wanita itu!" ucap Merlin dengan tatapan sinis tertuju pada Ayuni.

"Amadhea mirip dengan kami berdua," kata Sudarman penuh penekanan.

"Bagaimana kalau tes DNA. Nggak mahal, kok. Aku hanya ingin memastikan kalau wanita itu tidak mengkhianati kakakku," kata Merlin.

Ayuni tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya diam sambil menahan emosi.

"Kalau Mbak Ayuni terbukti berselingkuh, Mas harus menceraikannya," kata Merlin.

Sudarman mengepalkan tangannya. "Kenapa kamu selalu mengatur hidupku?! Kamu yang tiba-tiba datang seperti hantu membuat kepalaku pusing, Merlin!"

"Setelah Ibu meninggal, Mas Sudarman tidak lagi memperhatikanku. Itu semua karena Mbak Ayuni. Aku benci padanya!" gerutu Merlin.

"Baiklah, kalau Ayuni ketahuan berselingkuh dengan pria lain, aku akan menceraikannya. Tapi, kalau dia tidak terbukti berselingkuh, maka hubungan persaudaraan kita berakhir," ucap Sudarman.

"Apa?" Merlin menatap tak percaya pada kakaknya.

"Semua warisan orang tua kita sudah dibagi dua dengan adil. Kamu juga sudah besar dan berkeluarga, kamu tidak akan bergantung lagi padaku kalau hubungan persaudaraan kita berakhir," ucap Sudarman.

"Tapi, Mas...."

"Diam, Merlin! Aku sudah bosan dengan semua yang keluar dari mulutmu!" bentak Sudarman.

Setelah hasil tes DNA keluar, ternyata hasilnya memang cocok. Amadhea adalah anak kandungnya Sudarman.

Dengan begitu, hubungan persaudaraan Sudarman dan Merlin berakhir.

Namun, ketika Sudarman dan Ayuni meninggal dalam sebuah insiden kecelakaan, Merlin kembali ke rumah itu dan merebut semua harta kekayaan kakaknya dari Amadhea.

👻 End Flashback 👻

Amadhea mengerti, kenapa wajahnya sangat mirip dengan Karminah, karena ia berasal dari rahim yang sama, yaitu rahim Surni. Tetapi, dipindahkan ke rahim yang berbeda, yaitu rahim Ayuni.

"Tapi, bagaimana mungkin aku memiliki DNA yang cocok dengan Papa, tapi aku bukan anak Papa?" tanya Amadhea kebingungan.

"Karena kamu dipindahkan ke rahim Ayuni, kamu berubah menjadi janin saat berada dalam perut Ayuni. Itulah sebabnya kamu memiliki DNA yang cocok dengan orang tuamu. Mungkin seperti itu," ucap Karnilah.

Hening.

Mereka berempat tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Nenek tinggal sendirian di sini?" tanya Greeta memecahkan keheningan.

Karnilah mengangguk. "Rumah ini sudah sangat tua sepertiku. Aku sudah tidak mampu lagi membersihkannya. Bahkan mungkin ruangan di lantai dua sudah seperti kandang laba-laba, karena aku tidak bisa menaiki tangga dengan kursi roda ini. Aku hanya bisa berkeliling di lantai satu, memasak di dapur, dan membuat sesajen."

Lagi-lagi hening.

"Apa Nenek bisa menolongku?" tanya Amadhea memelas.

"Ilmu hitamku sudah aku buang sebagian waktu itu. Ilmuku yang sekarang tidak akan mampu melawan ibuku dan kakak-kakakku," ucap Karnilah.

Amadhea tampak khawatir.

"Ibuku tidak akan membunuhmu. Dia menginginkan tubuhmu untuk dijadikan wadah barunya. Itulah sebabnya dia sangat melindungimu, selain karena kamu anaknya.

Dia akan melakukan ritual terlarang untuk membangkitkan dirinya dan anak-anaknya. Sebelum ibuku menguasai tubuhmu, kamu harus mengalahkannya," kata Karnilah.

"Bagaimana caranya? Di tidak bisa dikalahkan," ucap Amadhea.

Karnilah menggeleng. "Aku juga tidak tahu."

👻👻👻

16.14 | 1 September 2021
By Ucu Irna Marhamah

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang