Part 57

61 7 0
                                    

Zahra, Zayn, dan Elan mundur saat makhluk-makhluk yang muncul dari laut itu semakin mendekat.

.

Arnold dan Alinda berpegangan tangan sambil menutup mata kala makhluk-makhluk yang merangkak itu yang sudah dekat.

.

Gretta tampak sibuk menaiki tangga kayu dengan gemetar, karena takut jatuh. "Ayolah, Greeta. Mana tenagamu!"

.

Kedua mata Amadhea kembali menghitam. Lagi-lagi ia menyerang Xaga.

"Hantu yang satu ini benar-benar menyebalkan," geram Xaga.

"Aaarrgghhhh!!!" Amadhea berteriak kesakitan. Ia melawan dirinya sendiri. Mencoba untuk tetap sadar. Plester yang menutupi dahi kiri Amadhea yang benjol terlepas. Benjolan itu tiba-tiba terbuka dan kini tampak mata berwarna hitam yang bergerak menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Xaga!!! Tinggalkan aku!" teriak Amadhea.

"Aku tidak akan meninggalkanmu!" ucap Xaga.

Amadhea menjambak rambutnya sendiri menyalurkan rasa sakitnya. Pembuluh darahnya muncul di pipi dan dahi kirinya.

"Tinggalkan aku sebelum aku kehilangan kesadaranku!" teriak Amadhea.

Bukannya pergi, Xaga malah berlari ke arah Amadhea dan memeluk gadis itu dengan erat. "Aku ada di sini untukmu. Dhea, kamu pasti bisa, kamu pasti bisa mengalahkannya. Ini tubuhmu, kamu memegang kendali penuh atas tubuhmu."

Ketiga mata Amadhea yang berwarna hitam pekat kini menatap tajam pada Xaga. Pembuluh darah yang menonjol di bagian kiri wajahnya membuat gadis itu semakin menakutkan.

Di dimensi lain, Amadhea sedang berada dalam ruangan yang gelap. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tidak ada apa-apa di ruangan itu, hanya kegelapan.

Amadhea mendengar suara bisikan-bisikan yang membaca mantra. Ia sudah muak dengan semua suara itu. Amadhea menyentuh dadanya yang terasa sakit.

"Hentikan semua ini!" Amadhea membuka matanya. Sebelah matanya yaitu yang kanan kembali normal. Ia mendongkak menatap Xaga yang tengah memeluknya.

Darah segar mengalir dari perut laki-laki itu. Amadhea menunduk melihat kukunya yang besar dan tajam menusuk perut laki-laki itu.

"Xaga," gumam Amadhea sembari menatap laki-laki itu dengan tatapan nanar.

Kedua mata Amadhea kembali normal. Ia segera mundur mencabut kukunya dari perut Xaga. Laki-laki itu terpundur dan jatuh ke tanah.

Amadhea menginjak kukunya tersebut hingga patah. Ia mengambil patahan kukunya dan menancapkannya ke mata ketiga di dahi kirinya. Pembuluh darah di wajahnya menghilang seketika. Amadhea meringis kesakitan, tapi ia menusukkan kuku tersebut semakin dalam hingga cairan kental berwarna hitam itu terciprat ke mana-mana.

Hantu Surni keluar lewat mata di dahi kiri Amadhea disertai suara teriakan lalu menghilang dari pandangan.

Amadhea terkulai lemas. Kali ini ia sudah sadar sepenuhnya. Gadis itu menatap Xaga yang juga menatap padanya. Laki-laki itu tersenyum sendu. Amadhea juga tersenyum.

Tiba-tiba hantu Surni muncul di belakang Xaga. Kedua mata Amadhea terbelalak. "Xaga! Awas!!!"

Surni menutup mata kiri Xaga lalu ia mencungkil matanya dan memakannya.

"Tidak!!!" Amadhea berlari ke arah Xaga dan Surni. Ia mengulurkan tangannya ingin mencakar wajah Surni, tapi ia malah menembus tubuh hantu Surni. Karena sekarang Amadhea sepenuhnya manusia dan sepenuhnya sadar (tidak kerasukan).

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang