Part 25

53 7 0
                                    

Amadhea melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 11.42. Gadis itu tampak khawatir. Apalagi suasana kelas sangat sunyi. Ia melihat Pak Dedi yang duduk di meja guru sambil membaca buku materi di tangannya. Amadhea juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia melihat teman-temannya belajar dengan serius.

Deg!

Serasa ada godam yang menghantam jantungnya saat Amadhea mendengar suara derap langkah kaki di koridor sekolah. Ia menoleh ke jendela. Terlihat makhluk-makhluk mengerikan itu berlarian di koridor. Mereka menggedor-gedor pintu dan sebagai masuk lewat jendela.

Amadhea melihat teman-temannya yang mulai merasakan kehadiran makhluk-makhluk itu. Mereka berdo'a dengan khusyuk.

"Aaarrgghhh!" Salah seorang siswi mulai kerasukan.

Amadhea menutup kedua matanya untuk beberapa saat kemudian ia kembali membuka matanya. Gadis itu terbelalak setelah mendapati dirinya berada di sebuah tempat pemakaman umum. Ia masih duduk di bangkunya yang berada di atas salah satu makam.

Amadhea segera turun dari bangkunya kemudian ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tidak ada siapa pun di tempat itu. Hanya dirinya dan batu-batu nisan yang mencuat di atas gundukan tanah.

Amadhea membatin, apa aku sedang berada di dimensi lain lagi? Seperti waktu itu?

Perhatian Amadhea tertuju ke pohon besar di depan sana. Amadhea mengenali pohon tersebut yang tak lain adalah pohon tua di depan gerbang SMA Germada yang sebenarnya sudah ditebang. Namun, di dimensi lain, pohon itu masih berdiri kokoh.

"Jadi, bangunan SMA Germada dibangun di atas kuburan?" Amadhea berlari ke arah pohon itu.

Semakin dekat, Amadhea melihat ada banyak mahkluk yang 'bertengger' di pohon tua tersebut. Ada laba-laba besar, ular berkepala manusia, makhluk yang merangkak bertentakel, makhluk yang menyerupai landak, bahkan masih banyak lagi makhluk-makhluk aneh lainnya.

Amadhea menelan saliva karena mereka menyadari kalau Amadhea melihat kehadiran mereka. Makhluk-makhluk itu berlarian dan terbang ke arahnya. Amadhea segera menutup matanya rapat-rapat.

"Amadhea... Amadhea...." Suara itu terdengar lagi.

"Kamu siapa? Kenapa terus menggangguku?" tanya Amadhea.

Terdengar suara cekikikan.

"Aarrgghh!!!"

Amadhea tersentak kaget. Ia segera membuka matanya. Amadhea kembali berada di dalam kelas. Ia melihat beberapa temannya yang kerasukan. Kali ini para siswa lebih gesit. Mereka segera membawa siswi yang kerasukan ke ruangan di lantai bawah seperti kemarin.

Zahra membaca Al-Qur'an dengan suara pelan nyaris tidak terdengar, Greeta menggenggam rosario di tangannya sambil berdo'a, Alinda juga berdoa. Terlihat taburan garam dan pasir putih di sekitarnya. Setidaknya itu membuat mereka aman. Karena Amadhea melihat makhluk-makhluk itu tidak mendekati mereka bertiga.

Pandangan Amadhea tertuju ke jendela. Ia melihat Xaga berdiri menatap padanya dari luar jendela.

Amadhea keluar untuk menghampiri Xaga, tapi laki-laki itu sudah tidak ada di sana. "Ada apa dengannya? Apa dia juga hantu? Kenapa suka menghilang secara tiba-tiba?"

Kali ini hanya sedikit murid yang kerasukan. Mereka segera mendapatkan penanganan dan langsung sadar meski dalam kondisi lemas.

Karena hari ini adalah hari Jum'at, beberapa siswa yang beragama Islam sudah pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat jum'at. Beberapa siswi tampak khawatir kalau-kalau akan ada kerasukan lagi, sementara kebanyakan siswa pergi sholat jum'at. Sebenarnya masih ada beberapa siswa di kelas yang Non-Muslim berjaga-jaga.

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang