SURREPTITIOUS
by Ucu Irna Marhamah
Amadhea Claresza mendadak bisa melihat sosok-sosok makhluk halus di rumahnya, padahal sebelumnya ia tidak bisa melihat kehadiran mereka di sekitarnya.
Gangguan-gangguan dari makhluk-makhluk itu membuat Amadhea pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Amadhea telah tiba di rumahnya. Ia membuka pintu gerbang kemudian masuk. Rumah besar bertingkat dua itu tampak tua dan menyeramkan. Halamannya tidak terurus. Ada banyak sulur yang merambat ke pagar gerbang dan benteng rumah. Tanaman-tanaman hias di pot tampak sudah layu.
Burung-burung liar bertengger di kolam air mancur yang airnya sudah tidak mengalir lagi, tapi menggenang berwarna hijau kehitaman dan banyak jentik nyamuk di air kotor itu.
Meski pun ruangan di dalam rumahnya juga menyeramkan, tapi setidaknya tidak lebih menyeramkan jika dilihat dari luar.
Di ruang tamu, ada dua foto besar. Yang satu seorang pria paruh baya dengan kumis dan jambang yang sedikit memutih. Ia tersenyum bijak. Sementara foto yang satunya adalah wanita cantik yang kira-kira berusia 35 tahunan. Wanita itu tersenyum keibuan.
Di dapur, Amadhea memotong daging. Tampaknya ia sudah mandi dan terlihat lebih segar. Gadis itu mencuci potongan daging tersebut lalu mulai menyalakan kompor dan menumis bumbu.
Aroma rempah dari bumbu yang digoreng itu memenuhi seisi ruangan. Amadhea memasukkan daging yang sudah dipotong dan dicuci itu ke wajan lalu mengaduknya agar bumbu-bumbu yang ditumis itu meresap. Amadhea memasukkan sedikit air.
Sambil menunggu dagingnya matang, Amadhea menuangkan nasi dari rice cooker ke piring. Uap lembut menari-nari di atas gumpalan nasi itu. Kemudian Amadhea mengambil botol susu dari dalam kulkas.
Setelah masakannya matang, ia pun duduk di meja makan sendirian lalu menyantap makanannya dengan lahap.
Hening.
Yang terdengar hanya suara ketukan sendok dan piring. Bahkan detik jarum jam di ruang tamu pun sampai terdengar ke dapur.
Garpu di samping piring perlahan bergeser tanpa disadari Amadhea. Semakin lama, garpunya semakin bergeser.
Amadhea mengambil garpu dari samping piringnya, tapi tidak ada. Ia melihat garpu itu berada di jarak yang agak jauh dari tempatnya saat ia menyimpan tadi. Gadis itu terdiam sesaat dan tampak berpikir. Namun, ia tidak peduli lalu mengambil garpu itu dan menusukkannya ke daging dan memakannya.
Tiba-tiba botol susunya jatuh dan isinya tumpah membasahi lantai. Amadhea terpaksa berhenti makan. Ia berjongkok dan mengambil botol susu itu. Sesaat Amadhea berhenti melakukan aktivitasnya. Ia mendengar suara ketukan sendok dan piring. Padahal jelas ia tidak sedang makan, melainkan memegang botol susu yang tumpah. Dan yang pasti ia sendirian di rumah itu.
Amadhea menelan saliva. Ia melihat ke kolong meja di mana ada kursi kosong di depannya. Ia melihat ada sepasang kaki menandakan ada seseorang yang duduk di sana. Amadhea segera berdiri dan melihat ke kursi tersebut dan ke sekelilingnya. Tidak siapa-siapa di ruangan itu. Suara ketukan sendok dan piring yang ia dengar tadi juga sudah menghilang.
Namun, satu hal yang membuat Amadhea terkejut. Makanan di piringnya tampak acak-acakan seperti dicakar kucing. Padahal tadi ia baru makan 3 suap. Ia tidak pernah berantakan saat makan.