Part 30

48 7 0
                                    

Amadhea tidak menjawab.

"Kamu punya masalah apa? Kalau punya masalah, cerita saja. Aku pasti mendengarkan. Bukan cuma aku, Zahra dan Greeta juga pasti mendengarkan," ucap Alinda.

"Aku... hanya sedikit ragu, apakah aku ini anak kandung orang tuaku atau bukan," gumam Amadhea.

Alinda mengusap bahu Amadhea.

Terdengar suara langkah seseorang menuju kamar. Pandangan Amadhea dan Alinda tertuju ke pintu.

Ternyata Zahra dan Greeta yang datang. Masing-masing membawa nampan. Sementara mulut Greeta tampak penuh.

"Dhea?!" Zahra terlihat senang melihat Amadhea sudah bangun.

Greeta meletakkan nampan di meja. "Kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit?"

Amadhea menggeleng. "Aku cuma pingsan, kok."

"Aku sudah menyuapinya bubur tadi," kata Alinda.

"Syukurlah," kata Greeta.

"Alinda, ini makanan kita. Kata Tante Irma kita makan di sini saja biar sekalian jagain Dhea," kata Zahra.

Saat mereka berdiskusi, Irma masuk ke kamar. "Dhea?"

Amadhea menoleh pada Irma. "Tante."

"Tante sudah menelepon dokter tadi . Katanya sedang dalam perjalanan. Mungkin terjebak hujan," ucap Irma sambil duduk di tepi ranjang.

Amadhea mengangguk. Ia menoleh pada teman-temannya. "Kalian makan, ya. Tante sudah makan?"

Irma mengangguk.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memeriksa Amadhea. Irma menemani Amadhea di dalam kamar. Sementara teman-teman Dhea menunggu di luar kamar.

Setelah selesai diperiksa, ternyata Amadhea mengalami typhus ringan. Dokter memberikan resep obat.

Setelah dokter pergi, Irma juga pamit pulang. Ia menitipkan Amadhea pada teman-temannya.

Amadhea melihat teman-temannya makan. Ia menghela napas berat. "Selama 3 hari aku tidak boleh pergi ke sekolah."

"Sampai kamu sembuh, lebih baik jangan pergi ke sekolah dulu," kata Greeta.

Alinda mengangguk. "Iya, jangan memaksakan diri."

Zahra juga mengangguk.

Amadhea tersenyum. "Ada camilan di lemari itu. Kalian ambil saja."

"Lemari mana?" Greeta langsung merespon.

Amadhea menunjuk ke lemari yang ia maksud.

Greeta mengernyit. "Bukannya ini lemari pakaian?"

Amadhea menggeleng. "Aku biasa menyimpan camilan di sana."

Greeta membukanya. Ada banyak camilan di dalam lemari. "Wuaaaah! Apa ini boleh aku makan?"

"Bagi-bagi dengan Zahra dan Alinda," kata Amadhea.

"Alinda dan Zahra sedang diet," celetuk Greeta sambil membawa semua camilan itu.

"Itu punya kamu, Dhea," kata Zahra.

"Tidak apa-apa. Lagian aku tidak memakannya," ujar Amadhea.

Zahra, Alinda, dan Greeta tidur di kamar Amadhea. Mereka membawa kasur busa dari ruang kamar lain dan meletakkannya berdempetan dengan ranjang Amadhea. Ukuran dan tingginya tidak jauh berbeda.

"Ah, kasur ini nyaman sekali," kata Greeta yang telentang sambil menggerak-gerakkan tangan dan kakinya.

Zahra yang tidur di sampingnya juga terlihat nyaman. Sementara Alinda tidur satu ranjang dengan Amadhea.

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang