Part 05

34 8 0
                                    

Kedua kaki Aulia gemetar kala merasakan tangan panas menyentuh kakinya. Gadis itu memberanikan diri untuk melihatnya. Ia menunduk, tapi tidak ada apa-apa di bawah sana. Saat kembali berbalik ke jendela, wajah itu sudah satu sentimeter berada di depannya.

Aulia berteriak, tapi saat mulutnya terbuka, makhluk mengerikan itu memasukkan kepalan tangannya ke mulut Aulia, sehingga suaranya tidak keluar.

Wanita menyeramkan itu mendorong Aulia hingga tersungkur jatuh ke lantai. Makhluk itu terus memasukkan tangannya seolah ingin Aulia menelan seluruh tangannya. Tangan wanita sudah masuk sampai sikut. Bahkan Aulia bisa merasakan tangan wanita itu mencakar lambungnya.

Aulia merasakan sesak napas. Kakinya menendang-nendang. Meja di sampingnya berguncang terkena tendangan kaki Aulia. Gelas di meja tersebut jatuh dan pecah.

Mendengar suara gelas yang pecah dari kamar Aulia, ayah dan ibunya Aulia segera menaiki tangga. Mereka menemukan Aulia yang kejang-kejang di lantai dengan mulut terbuka lebar. Mereka tidak bisa melihat hantu wanita menyeramkan yang sedang mencoba membunuh anak mereka.

"Astagfirullah!"

Irma membawa inhaler dan membantu putrinya menghisap inhaler tersebut, tapi tidak berpengaruh apa-apa. Bahkan Aulia menepis tangan ibunya hingga inhaler di tangannya terlempar.

Dalam hati, Aulia berteriak meminta tolong pada orang tuanya agar mereka menyingkirkan hantu wanita yang memasukkan tangannya ke dalam mulut Aulia. Kini tangan itu sudah masuk sampai bahu. Aulia semakin mengejang saat merasakan kuku-kuku panjang hantu itu menancap di bagian dalam bawah perutnya. Namun, apa daya, mereka tidak melihat hantu itu.

Burhan, ayahnya Aulia berdo'a sambil menengadahkan tangannya. "Ya Allah, Ya Tuhanku, tolong selamatkan putri kami, tolong cabut penyakitnya dan berikan dia kesehatan."

Pria paruh baya itu membaca ayat-ayat suci. Hantu wanita itu berteriak dengan suara menyerupai pria kemudian menghilang.

Aulia menggenggam erat tangan ibunya. Burhan mengambil inhaler yang tadi terlempar dan memberikannya pada Aulia yang sudah bisa menggerakkan mulutnya.

"Istigfar, Nak, istighfar," tangis ibunya.

Setelah diberikan obat, kondisi Aulia pun membaik.

"Mama," panggil Aulia.

Irma yang sedang duduk di tepi ranjang menoleh pada putrinya. "Ada apa, Sayang?"

"Setelah Om Sudarman dan Tante Ayuni meninggal, Kak Amadhea tinggal dengan siapa sekarang?" Tanya Aulia.

"Dia tinggal sendirian. Apa kamu ingin bertemu dengannya? Mama akan mengajaknya ke mari."

Aulia mengira jika teror hantu wanita menyeramkan itu sudah berakhir, tapi nyatanya di malam hari, hantu itu datang dan berdiri di sudut kamar Aulia. Wanita menyeramkan itu tidak melakukan apa pun. Ia hanya berdiri mematung dan menatap tajam ke arah Aulia yang ketakutan.

Ingin sekali Aulia menjerit dan berlari dari ranjangnya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun. Seolah-olah tubuhnya membeku tak bisa digerakkan. Mulutnya yang terbuka tidak bisa mengeluarkan suara apa pun. Ia menangis dan berdo'a dalam hati.

Setiap ia berdo'a, jarak hantu itu dengan ranjang tidurnya semakin jauh. Maka malam itu ia terus berdo'a agar wanita mengerikan itu semakin jauh darinya. Saat ia mengantuk dan ketiduran, ia bangun lagi. Tiba-tiba hantu itu sudah berada di depan wajahnya. Aulia bereriak ketakutan, tapi tidak ada suara apa pun yang keluar.

Hantu wanita itu akan memasukkan tangannya lagi ke mulut Aulia, tapi gadis itu kembali berdo'a dalam hati. Lagi-lagi wanita itu mundur menjauh darinya.

Lagi-lagi Aulia tertidur.

Keesokan paginya, Aulia bangun. Ia melihat ke sekeliling. Wanita menyeramkan itu sudah tidak ada di kamarnya. Ia pun tampak ceria pagi ini.

Saat Aulia keluar dari kamarnya, ia melewati cermin. Sesaat ketika dirinya melintas, cermin itu memantulkan hal lain, yaitu sosok wanita menakutkan yang melintas.

Aulia berhenti sesaat. Jantungnya berdegup kencang. Ia mundur dan melihat ke cermin. Tidak ada yang aneh. Cermin itu memantulkan bayangannya. Namun, saat ia pergi, sosok wanita itu muncul dari balik punggungnya.

Sambil bernyanyi kecil, Aulia menuruni tangga. Ia melihat adik-adiknya yang sudah lengkap dengan seragam mereka.

"Selamat pagiii!" sapa Aulia.

Burhan dan Irma menoleh. "Selamat pagi, Aulia."

"Kakak, makan bareng, yuk!" ajak kedua adiknya.

Aulia menganggukkan kepalanya. Mereka pun sarapan bersama. Saat Aulia menyantap makanannya, ia tidak merasakan apa pun.

Kenapa rasanya hambar? Mama tidak pernah memasak seperti ini, pikir Aulia.

Terdengar suara cekikikan yang menggema di telinganya. Aulia merinding. Ia ingat saat makhluk menyeramkan itu memasukkan tangannya ke dalam mulut Aulia. Apakah hantu itu merusak organ tubuhnya?

"Aulia, kenapa? Apa masakan Mama tidak enak?" tanya ibunya.

"Ini enak, kok." Aulia menyuapkan lagi makanan ke mulutnya, tapi ia memuntahkannya. Aulia merasakan paru-parunya sakit seolah-olah ada yang meremasnya dari dalam.

Aulia tersungkur jatuh ke lantai sambil terbatuk-batuk. Ia melihat pantulan dirinya lewat lemari kaca transparan, tapi memantulkan bayangan objek di depannya termasuk manusia.

Aulia membulatkan matanya melihat pantulan dirinya, bukan dirinya, tapi hantu wanita menyeramkan itu. Jadi, wanita itu merasuki tubuh Aulia sewaktu Aulia tertidur dan berhenti berdo'a.

Hantu wanita itu melakukan persis apa yang dilakukan Aulia saat ini. Terduduk di lantai, terbatuk-batuk, dan muntah. Wanita itu juga melakukan hal yang sama seolah-olah ia adalah bayangan Aulia.

Aulia menyentuh dadanya sambil berdo'a, tapi itu tidak membuat hantu tersebut menjauh, karena hantu itu sudah berada dalam tubuh Aulia dan mereka telah menyatu.

Burhan segera menelepon dokter dan ambulans. Ambulans khusus penjemput pasien covid datang. Mereka membawa Aulia ke rumah sakit yang bertugas menanggulangi covid untuk memeriksanya. Setelah diperiksa, ternyata Aulia tidak terpapar virus corona, tapi asma yang dideritanya kambuh. Oleh karena itu Aulia diperbolehkan pulang setelah diberikan obat.

👻 End Flashback 👻

Keringat dingin menetes dari dahi Amadhea setelah mendengar penjelasan panjang dari Aulia. Ia menunduk dalam.

Aulia menatap Amadhea. Gadis itu menyentuh tangan perempuan yang lebih tua darinya itu. "Dia sosok yang jahat. Lebih baik Kakak meninggalkan rumah itu."

Amadhea masih diam.

Aulia menunjukkan betisnya. Ada bekas tangan berwarna kecoklatan di betis putih Aulia. Seolah-olah bekas tangan itu sengaja dibuat dari besi yang dipanaskan dan ditempelkan di sana sehingga berbekas dan tidak bisa menghilang.

"Kenapa ini? Apa ini juga perbuatan hantu itu?" Tanya Amadhea dengan suara gemetar.

"Rumah itu tidak aman ditempati manusia, Kakak harus segera pergi," ucap Aulia. "Saat ini hantu itu masih berada dalam tubuhku, mungkin Kakak akan aman, tapi jika aku mati, dia akan mengganggu Kakak lagi."

Amadhea menggeleng.

"Apa Kakak pikir hantu di rumah Kakak hanya satu?"

👻👻👻

19.16 | 1 September 2021
By Ucu Irna Marhamah

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang