Part 29

29 4 0
                                    

Irma mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Greeta dan Alinda saling pandang. Zahra masih terlihat khawatir.

"Permisi? Dhea?" Irma kembali mengetuk pintu, tapi masih tidak ada jawaban.

"Dhea?" panggil Alinda.

Tidak ada jawaban.

"Kita masuk saja, ya, Tante. Takutnya Dhea kenapa-napa," ucap Greeta.

Irma mengangguk lalu memutar knop pintu dan mendorongnya. "Tidak terkunci!"

Saat pintu terbuka, mereka terkejut melihat Amadhea yang terkapar di lantai.

Greeta menutup mulutnya yang menganga.

"Astagfirullahaladzim!" Irma menyentuh dadanya karena kaget.

"Dhea!" Alinda menghampiri tubuh itu. Ia mengecek denyut nadi di lehernya.

Zahra menepuk-nepuk baju Amadhea yang ternoda oleh tanah yang sudah mengering. "Astagfirullahaladzim, apa yang terjadi sama Dhea?"

Mereka membawa Dhea ke kamar.

Sebagai PMR, Alinda merawat Amadhea dengan telaten. Greeta menjadi helper Alinda saat merawat Amadhea. Sementara Irma memasak di dapur dibantu oleh Zahra.

"Suhunya tinggi," kata Alinda sambil memegang pipi Amadhea. Sementara dahinya dikompres.

Greeta tampak sedih. "Kasihan Amadhea tinggal sendirian di rumahnya. Saat sakit pun tidak ada yang tahu."

Alinda menghela napas berat. "Kita berdo'a saja, semoga Dhea cepat sembuh."

Greeta mengangguk.

Tiba-tiba terdengar suara lari disertai dengan tawa anak kecil. Alinda dan Greeta saling pandang.

"Kamu mendengarnya?" tanya Alinda.

Greeta mengangguk-anggukkan kepalanya. "Apa ada anak kecil di rumah ini? Dhea punya adik?"

Alinda mengedikkan bahunya. "Setahuku dia anak tunggal."

Greeta menyentuh tengkuknya yang merinding.

"Ah, sudahlah. Itu mungkin anak tetangga," ucap Alinda.

Sraaasshhhh!

Irma menumis bumbu.

Zahra menyiapkan piring ke meja. Ia menoleh pada Irma. "Tante? Apa boleh kami makan seperti ini? Kami malah ngerepotin, ya. Tante sampai bawa bahan makanan dari rumah."

"Nggak apa-apa, Zahra. Tante seneng, kok, Dhea punya banyak teman," sanggah Irma.

Zahra tersenyum.

"Dhea jangan dikasih oseng sayur. Dia hanya boleh makan bubur, telur rebus, dan sayuran," kata Irma.

"Okay, Tante." Zahra meletakkan mangkuk bubur, mangkuk sayuran, dan telur rebus ke nampan.

"Hati-hati di tangganya, ya," kata Irma.

"Iya, Tante." Zahra berlalu. Saat menaiki tangga, Zahra melihat sekelebat bayangan yang lewat di dekat tangga.

Langkah Zahra terhenti. Ia melihat ke sekeliling. "Alin? Greeta?"

Tidak ada jawaban.

Zahra melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Ia memasuki kamar Amadhea dan melihat Alinda sedang mengganti kompres Amadhea. Greeta juga ada di sana.

Greeta langsung lapar saat melihat Zahra membawa nampan. "Wah, itu makanan?"

"Ini bubur dan sayuran untuk Dhea. Kita makan makanan yang lain," ujar Zahra.

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang