Part 19

61 10 8
                                    

Beberapa siswi mengalami kerasukan. Mereka berteriak dan meronta-ronta sambil memaki-maki. Beberapa murid lainnya beserta guru yang berada di kelas tersebut memegangi murid yang kerasukan agar tidak melakukan tindakan yang membahayakan dirinya. Beberapa murid berdo'a berharap makhluk yang merasuki teman-teman mereka segera keluar.

Murid yang kerasukan semakin bertambah. Para guru kewalahan menghadapi kerasukan masal itu. Untuk pertama kalinya ada kasus kerasukan di SMA Germada.

Zahra berdo'a sambil memegang tasbih miliknya. Greeta menyentuh kalung salib di lehernya, ia juga berdo'a. Alinda mengatupkan kedua tangannya sambil berdo'a dalam hati.

Amadhea melihat makhluk-makhluk mengerikan yang berkeliling di koridor sekolah. Ia bergidik merinding melihat bentuk dari hantu-hantu itu. Sebelumnya Amadhea tidak pernah melihat sosok-sosok aneh itu di sekolah.

Melihat keadaan yang semakin memburuk, Bu Ismayani membimbing murid-murid kelas XI-IPA-B agar fokus, tidak mengosongkan pikiran. "Baiklah, anak-anak. Marilah kita berdo'a menurut agama dan kepercayaan masing-masing."

Semua murid kelas IPA-B menunduk dan berdo'a sesuai dengan instruksi dari Bu Ismayani. Bu Ismayani sendiri menengadahkan tangannya lalu berdo'a dalam hati.

Baru beberapa menit berdo'a, tiba-tiba salah satu murid di dalam kelas berteriak.

"Aaaarggghhhhh!!!"

Semua murid terkejut dan melihat Tasya _salah satu siswi kelas IPA-B_ kerasukan. Ia membanting kursi dan menghantamkan wajahnya ke meja beberapa kali dengan keras.

Alinda menarik lengan Tasya. Greeta membantunya dengan menarik lengan satunya. Tenaga Tasya sangat kuat. Beberapa siswa membantu Alinda dan Greeta untuk menahan tubuh Tasya yang terus-menerus mencoba melukai dirinya sendiri. Bu Ismayani juga membantu sebisanya.

Amadhea melihat tangan-tangan hitam yang mencuat keluar dari perut dan dada Tasya seolah-olah makhluk yang merasuki Tasya memukuli tubuh Tasya dari dalam dengan sekuat tenaga dan ingin merobek perutnya.

Bahkan kini satu tangan muncul dari mulut Tasya. Yang dilihat murid lainnya, Tasya membuka mulutnya dengan lebar.

Amadhea tidak bisa tinggal diam. Ia menarik tangan hitam itu dari mulut Tasya. Tanpa diduga, ternyata Amadhea bisa memegang tangan hitam itu. Melihat kesempatan bagus, Amadhea menariknya dengan sekuat tenaga, tapi pegangannya terlepas. Amadhea tersungkur jatuh.

Semua murid bingung dengan apa yang dilakukan Amadhea. Begitu pun dengan Bu Ismayani.

Tangan hitam itu kembali masuk tertelan oleh Tasya.

Amadhea tidak putus asa. Ia menarik tangan-tangan hitam yang mencuat dari perut Tasya.

"Sialan!" maki Amadhea. Ia mencoba lebih keras lagi. Kali ini ia lebih mengeratkan pegangannya. Makhluk mengerikan bertubuh hitam legam itu tertarik keluar dari mulut Tasya karena ditarik oleh Amadhea.

"Hrraaaaggssshh!!" Hantu itu menggeram dan menatap tajam pada Amadhea.

Sementara Tasya terkulai tak sadarkan diri. Semua murid melihat pada Amadhea yang terlihat sangat ketakutan.

"Dhea, kamu nggak apa-apa?" Para murid mengira Amadhea takut pada mereka. Mereka juga berpikir kalau Amadhea kerasukan.

Padahal sebenarnya Amadhea sedang berhadapan dengan hantu bertubuh hitam yang memiliki banyak tangan. Amadhea beringsut mundur.

"Amadhea...." Tiba-tiba Amadhea mendengar suara misterius itu lagi. Itu adalah suara hantu wanita bermata hitam keseluruhan.

Hantu bertubuh hitam itu menyergap Amadhea dan mencoba membuka mulut Amadhea dengan tangan-tangannya. Ia tampaknya mau merasuki tubuh Amadhea lewat mulut.

SURREPTITIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang