Bab 1

1K 59 8
                                    

Follow & vote yak-!!
.

~1 •• "Lebih baik diusir sama kamu, daripada harus denger kata putus dari kamu" -Mikhaella Fannyta.

"Gerald .. ayo pulangg" rengek gadis bernama Mikhaella Fannyta. Ia tidak nyaman berada di keramaian yang sangat berisik. Lagian bagaimana bisa anak rumahan seperti Mikhaella nyaman di club. Anak orang kaya saja masih ada yang tidak suka club. Konon anak kelas bawah seperti Mikhaella.

"Hahaha .. gini aja deh Mikha, lo boleh ajak temen kita pulang, kalau lo bisa abisin satu gelas ini" celetuk salah satu teman dari lelaki yang Mikhaella ajak pulang. Delvon Galanger. Lelaki paling brengsek di circle mereka.

Mikhaella menatap ke arah lelaki yang sedaritadi ia ajak untuk pulang. Namun lelaki itu tampak acuh, bahkan pura-pura tidak melihat nya. Rasanya ingin sekali Mikhaella menangis. Ia entah mengapa merasa takut.

"Janji?" Tanya nya pada Delvon. Mikhaella memang terlalu polos untuk bergaul dengan seorang Delvon yang sangat brengsek.

"Ya janji" balas Delvon dengan senyum manis nya.

Davendra Gerald Alaskar sendiri, lelaki yang berstatus pacar Mikhaella itu masih tetap acuh. Berbeda dengan beberapa teman lelaki itu. Dua orang teman Davendra bernama Arvino Juan Malfoy, dan Ervandino Darrenic merasa ketar-ketir sendiri.

Yang mereka tahu, sejahat apa pun Davendra pada gadis polos di depan mereka ini, Davendra pasti ga akan tega membiarkan gadis itu rusak. Mereka sendiri tahu apa maksud Delvon.

Mikha mulai menggerakkan tangan nya untuk meminum minuman beralkohol itu. Arvino yang melihat itu segera ingin menghentikan aksi bodoh Mikha, tetapi berhenti saat tangan Davendra mendahului nya.

Davendra menarik kasar gelas di tangan Mikha hingga setengah dari gelas itu tumpah. Ketiga teman Davendra, dan Mikha sendiri terkejut melihat apa yang dilakukan Davendra secara tiba-tiba.

Namun apa yang terjadi berikut nya adalah keheningan. Ketiga teman Davendra pura-pura melihat ke arah lain. Membiarkan Davendra menatap tajam Mikhaella.

Mikhaella merasa takut karena melihat tatapan tajam dari pacar nya itu. Ini memang bukan pertama kali nya Davendra melempar tatapan tajam padanya. Namun ini pertama kali nya ia melihat Davendra semarah ini. Rahang lelaki itu mengeras, bahkan sampai urat leher nya tercetak jelas, juga telinga lelaki itu yang begitu merah.

Srett.

"Bangun! Kita pulang!" Suara Davendra sangat jelas menyiratkan kemarahan nya.

Mikhaella mengikuti Davendra sampai di dalam mobil lelaki itu. Sepanjang perjalanan tidak ada komunikasi diantara kedua nya, atau bisa dibilang cuman suara Mikhaella yang menggumamkan kata 'maaf' sepanjang perjalanan pada Davendra yang tampak tidak peduli dengan itu.

Sesampainya di depan gang rumah, Mikhaella mencoba membujuk Davendra di dalam mobil, tetapi Davendra malah berkata, "keluar, gue muak liat lo". Akhirnya Mikhaella mengalah dan keluar dari mobil Davendra, hati nya sakit melihat Davendra yang sudah jauh berbeda dari 'Davendra-nya'.

Dengan langkah berat, ia mulai masuk ke rumah nya yang kecil.

Malam itu, Mikhaella kembali menangisi lelaki yang sama setiap malam nya.

•••••

"Ih Davendra ganteng banget ya"

"Iya kann. Davendra udah punya pacar belum yak??"

"Ya mana gue tau! Jodoh gue mungkin!"

"Enak aja lo! Masa depan gue itu!"

Mikhaella yang tadi nya adem-adem melihat Davendra dengan lihai nya bermain basket menjadi terganggu mendengar bisik-bisik beberapa gadis di sebelah nya.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang