Bab 46

156 13 4
                                    

Tandain kalo salah ya gess, happy reading!!

"Ibu ga tau apa sebenarnya hubungan kalian, ibu juga awalnya tidak mau ikut campur dan tidak mau mengungkit tentang kamu di hidup Mikha, karena terus terang ibu kurang suka dengan orang seperti kalian. Tapi tolong, jika kamu ga bisa buat Mikha bahagia, selesaikan semua nya dengan Mikha, jangan pernah berdekatan dengan anak ibu lagi"

Gerald tersenyum kecut sambil memandang kosong ke arah lampu merah di depan nya.

'Kemaren dia, Genta, sekarang .. mama lo. Tuhan, kok aku ga bisa ikhlas ya?' lirih Gerald dalam hati. Ia meraup kasar wajah nya.

Seperti nya ia ingin bermain basket dulu di lapangan biasa. Ia sengaja pulang lebih awal, ingin menyendiri di lapangan biasa tempat ia menenangkan emosi nya, dan .. yang hanya Mikha yang tahu.

Tak butuh waktu lama, begitu sampai Gerald langsung memarkirkan mobil sedan nya. Sebelum keluar ia kembali menarik nafas berat, lalu membuka 3 kancing teratas kemeja nya. Ia tidak membawa kaos ganti.

Karena biasa nya kalau sudah pulang dari kantor, Gerald akan langsung ke apart lalu kembali bekerja. Sudah lama ia tidak ke tempat ini.

Tempat ini banyak mengingatkan nya tentang Mikha.

Turun dari mobil, Gerald menyempatkan mengambil bola basket yang selalu ada di bagasi mobil nya, yang sudah lama tidak keluar dari situ. Lalu berjalan lunglai ke arah lapangan.

Degg.

Belum sampai di lapangan, kaki nya berhenti dan mengunci seluruh pergerakan nya. Tatapan nya hanya terpaku pada satu objek yang berada tidak terlalu jauh dari jangkauan nya.

Cukup lama, hingga Gerald membuang nafas kasar. Berbalik ingin pergi, ia belum siap harus bertemu Mikha walaupun sudah lama tidak bertemu.

"Gue ga pernah sebenci ini sama lo Ndra, tapi sekarang gue benci mati sama lo. Gue emang pengen Mikha ngelupain lo, pengen banget. Tapi gue ga pernah suka Mikha lupain gue"

.

".. .. Kamu tahu Mikha kecelakaan dan ngelupain semua nya?"

Langkah Gerald kembali terhenti mengingat ucapan dari Genta dan Jenita bersamaan. Ia kembali berbalik menatap Mikha yang tampak membelakangi nya dan sedikit menunduk.

"Mengenai pertunangan batal itu .. kamu tau?"

"Dia lupa ingatan? Kenapa dia ada disini?" Gumam Gerald tanpa sadar.

Dengan langkah ragu, akhirnya Gerald berjalan ke arah Mikha. Mikha yang terlalu asik menunduk sekilas tertegun melihat sepasang sepatu yang berhenti di depan pandangan nya.

".. lo lagi, seru banget ngintilin gue" jutek Mikha tanpa mengangkat kepala nya. Seakan tahu siapa yang berada di depan nya.

Mikha menyeka ujung mata nya yang terasa basah.

"Gue belum mau pulang" tutur Mikha lagi. Gerald sendiri bingung harus menanggapi apa dengan nada akrab Mikha. Seakan tidak ada kecanggungan di antara keduanya.

Gerald mengambil tempat duduk di samping Mikha, tanpa mau membuka suara. Bingung harus bagaimana, ia merasa canggung.

Saat Gerald duduk tepat di sebelah Mikha, baru Mikha menyadari kalau aroma khas lelaki yang di kira nya Delvon, terasa .. seperti khas Gerald.

Mikha akhirnya mengangkat pandangan nya dan terkejut melihat yang di samping nya itu Gerald .. bukan Delvon.

Mikha tidak langsung bereaksi, ia hanya diam menatap Gerald yang perlahan menolehー kini juga menatap nya.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang