Bab 45

165 12 4
                                    

'Masih sama. Mikha yang aku kenal' batin Gerald. Gerald tidak sadar jika air mata nya sudah tumpah.

Gerald tersadar dari mimpi nya saat merasa sesuatu mengalir di ujung mata nya.

Tangan Gerald mengusap ujung mata nya yang terasa basah. Kemudian tangan nya beralih mengacak rambut nya. Ia bisa stress lama-lama begini.

2 minggu. Sudah 2 minggu terlawat sejak kejadian pertengkaran Genta dan Gerald di cafe. 2 minggu juga Gerald tidak pulang kerumah, ia juga tidak menampakkan diri di sekolah.

2 minggu belakangan ini Gerald seperti hilang ditelan bumi. Ia membeli ponsel baru untuk urusan perusahaan yang menjadi kesibukan nya saat ini, dan menon-aktifkan ponsel yang biasa digunakan nya. Gerald seakan melupakan semua nya. Atau .. Gerald sedang mencoba mengalihkan pikiran nya.

Gerald berjalan menuju meja belajar nya disudut ruangan kamar nya. Sebenarnya apartement Gerald mempunyai ruang kerja, hanya saja ia terlalu malas untuk ke ruang kerja.

Gerald membuka laptop nya dan mulai menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas perusahaan yang memang sudah di bawa nya sebelum sampai di apartment.

Begitu lah keseharian Gerald jika teringat Mikha. Bahkan ia pernah sampai jam 5 pagi.

06.34

"Eungghh .." lenguhan berat Gerald keluar saat kesadaran mulai menarik dirinya dari alam bawah sadar.

Gerald menggerakkan tangan nya di atas nakas tanpa membuka mata nya. Hanya untuk menggapai ponsel nya.

"HAHH?!" Pekik Gerald keras saat melihat jam di ponsel nya sudah setengah tujuh.

Buru-buru ia mandi dan berkemas untuk rapat pagi.

Sebenar nya rapat nya akan dimulai jam 7.15, dan kantor nya tidak terlalu jauh dari apartment. Hanya saja, Gerald harus melihat Mikha dulu, yang rumah nya cukup jauh dan berlawanan arah dengan apartment dan kantor Gerald.

Butuh sekitar 15 menit hingga mobil sedan sport BMW 840i Gran Coupe M, milik Gerald sampai beberapa meter sebelum gang rumah Mikha.

Gerald berhenti gelisah dan menghela nafas lega saat melihat Mikha keluar dari gang kecil dengan tergesa-gesa, diikuti oleh mama nya di belakang.

Gerald terus memperhatikan Mikha yang naik pada kereta gojek, lalu mencium tangan Jenita sebelum benar-benar pergi bersama tukang gojek itu.

Ting!
Buming
Pak? Sudah dimana pak? Rapat di mulai 5 menit lagi.

️Buming adalah sekretaris Gerald di kantor nya. Dan walaupun Gerald terbilang muda, dia tetap harus di panggil formal di kantor. Apalagi mengingat Gerald akan diangkat menjadi Direktur Utama usai kuliah nanti.

Bukan hanya itu, Gerald juga banyak dikagumi para anggota dewan walau belum memiliki jabatan tetap, karena tingkat belajar nya sangat pesat. Ia banyak mengerti bisnis dan arah percakapan mereka, hingga ia disukai.

Walaupun Gerald tidak menyukai Raksano, Gerald sudah menjadi dewasa sejak SMP, ia mulai belajar bisnis melalui buku dan internet semenjak SMP hingga saat ini, dahulu juga Gerald sering menyelinap ke ruang kerja papa nya untuk memahami apa yang sebenarnya dikerjakan oleh papa nya hingga kadang tidak pulang ke rumah. Jadi tidak heran Gerald berkembang pesat hanya dalam hitungan hari.

Tok tok tok!

Gerald terlonjak kaget hingga ponsel nya terlepas dari tangan nya. Ia menoleh kaget melihat Jenita yang mengintip dari luar kaca kemudi yang sudah dilapisi kaca film riben agar orang dari luar susah untuk melihat ke dalam mobil.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang