Bab 23

190 19 0
                                    

Happy reading

FOLLOW DONG! BANTU 150 FOLLOWERS WKWK

Mikha menatap kosong pada jendela yang memaparkan pemandangan di depan nya. Banyak pertanyaan yang membuat nya penasaran setengah mati. Ingin kembali mengingat, tapi semalam ia sampai pingsan karena menahan sakit kepala nya saat mencoba mengingat sesuatu.

Mikha mengusap wajah nya gusar.

".. Gue punya pacar ga ya? Gue takut pas gue terima, rupanya gue punya pacar" gumam Mikha pada dirinya sendiri.

Ia memang sedang sendiri di ruangan nya. Karena mama nya pulang untuk istirahat, digantikan dengan Leo yang sedang dalam perjalanan.

Sudah 4 harian, Leo lah yang paling berperan mengurus nya. Bahkan lelaki itu sengaja mengambil pelajaran homeschooling agar bisa menjaga nya di pagi hari. Hingga saat malam hari, Leo kembali untuk menjaga nya.

"Tapi Leo juga baik banget ... ganteng lagi. Sekalipun gue punya pacar, seharusnya dia nyoba nyari gue, seharusnya dia bisa lebih dari apa yang Leo buat ke gue. Tapi .. udah empat hari ga ada tanda-tanda gue punya pacar" Gumam Mikha kembali.

Ceklek.

Kini perhatian Mikha teralih pada lelaki tinggi, tampan dan berpakaian serba hitam, yang baru masuk dan langsung mengambil tempat duduk di sebelah Mikha yang bertepatan sedang duduk di sofa.

Harum maskulin langsung menguar di ruang besar itu hingga tercium pekat pada indera penghirup Mikha. Mikha tak dapat menyangkal bahwa ia menyukai wangi khas Leo.

"Udah makan?" Tanya Leo menatap Mikha. Sejak Mikha bangun dari koma, Leo lebih perhatian tanpa disuruh. Entah mengapa melihat gadis itu koma selama 2 hari membuat Leo 'sedikit' takut? Bahkan kalau tidak dipaksa pulang, mungkin 2 harian itu Leo tidak akan beranjak dari ruangan Mikha.

"Udah. Kamu udah makan?"

"Bentar lagi. Ga laper"

"Iss! Kamu ini! Udah dua hari dateng ga makan dulu! Mending gausah jenguk Mikha!" Rengek Mikha dengan wajah marah. Namun bagi Leo itu tidak menakutkan, malah terlihat lucu.

"Cengeng mana bisa ditinggal lama-lama" ledek Leo dengan wajah datar nya.

"Aku marah! Aku ga cengeng! Kamu pulang aja sana!" Usir Mikha yang kini sudah benar-benar kesal dengan Leo. Semenjak bangun dari koma, Mikha juga sedikit lebih mudah tersinggung dan nangis. Mungkin karena ia masih labil tak mengingat apa pun.

"Yaudah gue pulang nih" ujar Leo menakut-nakuti Mikha. Gadis itu membuang muka nya ke arah lain, memperlihatkan kalau ia benar-benar marah.

Dengan langkah mantap Leo berdiri dan beranjak pergi. Sudah di depan pintu, akhirnya Leo menoleh karena tak ada suara apa pun.

Netra nya langsung bertatapan dengan mata Mikha yang sudah berkaca-kaca. Leo menunduk, menyembunyikan senyum nya saat melihat Mikha terlihat lucu.

Ia kemudian bergerak kembali ke sofa.

"Tuhkan dah gue biー"

"Pulang! Kamu pulang aja Mikha ga suka! ... hiks .. nanti Mikha lapor mama sama bunda .. hiks pulang kamu sana!" Mikha mengelap air mata nya seperti anak-anak membuat tawa Leo tak bisa di tahan lagi.

"sorry .. i'm sorry" ujar Leo disela-sela tawa nya. Ia mencoba meraih tangan Mikha yang sibuk mengelap air mata nya sendiri. Tetapi langsung ditepis Mikha.

"Orang marah itu dibujuk! hiks .. kamu ga laki-laki! hiks .. Mikha ga suka sama kamu!" Mikha berkata dengan tersendat-sendat karena isakan nya.

Leo meredakan tawa nya lalu menatap Mikha dengan senyum nya.

"I'm sorry .. lo kan yang mulai?" ujar Leo dengan lembut. Mikha menatap tajam Leo dengan mata berair nya.

"Leo yang salah! Ga pernah mau makan dulu! Menurut kamu, kamu ga salah?! Udah diingetin makan, malah ngatain aku nya cengeng ga salah?!" sentak Mikha disela-sela isakan nya.

Leo mengulum senyum melihat gadis di depan nya itu.

"Saya ga ngerasa salah" ujar Leo berniat mengerjai Mikha dengan tampang polos nya.

Mungkin yang melihat interaksi kedua nya saat ini, tidak akan percaya kalau itu adalah Galileo Septian Adijaya.

"Kamu pulang Leo ... !" Benar saja, tangis Mikha semakin deras setelah digarai oleh Leo.

Leo langsung menarik Mikha ke dalam pelukan nya. Mendekap tubuh mungil itu erat, meski pemilik tubuh itu memberontak.

"Jangan banyak gerak, tangan lo di infus"

Entah sejak kapan Leo tidak kaku lagi saat mendekap Mikha. Dan entah sejak kapan juga ia menyukai hal ini.

•••••••

Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa kini sudah kembali hari Senin dan Mikha tengah menyantap sarapan nya di meja makan.

Ya, Mikha sudah kembali kerumah semalam, 2 hari lalu Dokter berkata bahwa keadaan Mikha sudah membaik dan sudah boleh balik kerumah.

"Mikha kalau ada apa-apa, hubungin Leo. Mama percaya Leo ga bakal biarin Mikha kenapa-napa" tutur mama nya sembari menatap lembut pada anak nya yang terlihat sudah benar-benar sehat.

"Ya ma"

"Pertunangan kamu sama Leo bakal diadain Minggu depan, mama harap kalian sama-sama ga labil dalam hubungan kalian. Walau mama kurang suka dengan keputusan ini, tapi karena udah terlanjur, mama benar-benar berharap kamu sama Leo bisa sama-sama terus sampai ke jenjang serius ketika kalian udah benar-benar dewasa" Ujar Jenita kembali membuat Mikha menatap ke mama nya itu.

"Mikha juga pengen nya gitu. Doain aja ma" Balas Mikha singkat.

Tok .. tok .. tok .. !

"Tante? Mikha?"

"Tuh Leo udah di depan. Sana berangkat" Ujar Jenita begitu mendengar suara Leo yang tampak nya menunggu di depan pintu rumah mereka.

Mikha merangkul tas ransel nya, berpamitan dengan mama nya, dan langsung beranjak pergi.

Setelah Leo juga pamit pada Jenita, akhirnya kedua remaja itu berangkat menuju SMA Wismagama.

Tak butuh waktu lama, hingga kedua nya sampai di parkiran sekolah. Melihat kedua nya datang bersama, membuat murid-murid SMA Wismagama kembali gempar.

Setelah kabar menggemparkan minggu lalu, tentang kecelakaan salah satu murid SMA Wismagama yang belum tahu siapa orang nya, kini si pentolan sekolah dan kebanggaan sekolah datang bersamaan, sehabis cuti seminggu bersamaan juga.

Mikha turun dari mobil sport Leo, dibarengi oleh pengemudi nya yang ikut turun.

"Anterin ke kelas" ujar Mikha pada Leo setelah jarak mereka tidak terlalu jauh.

Leo hanya berdehem lalu berlalu duluan, diikuti dengan Mikha dibelakang nya. Namun yang membuat perhatian public semakin menjadi, karena sebelah tangan Leo yang membawa tas Mikha. Mereka seakan tak percaya seorang Leo bisa se-sweet itu. Tapi mengapa dengan seorang Mikha? Lebih tepatnya, "bagaimana bisa?"

"Kamu cepet banget jalan nya!" pekik Mikha dengan suara samar pada Leo. Sedikit risih oleh perhatian beberapa orang.

Sesampainya si depan kelas Mikha, Leo langsung memberikan tas Mikha pada si empunya.

"Leo, nanti istirahat bareng yah? Aku ga ingat siapa pun" ujar Mikha pada Leo didepan nya.

"Ya. Kalo ada yang ganggu lo, hubungin gue" ujar Leo datar.

Baru saja Mikha mau mengingatkan kalau ia belum punya ponsel, Leo sudah pergi saja.

Tak mau menjadi bahan perbincangan terus, akhirnya Mikha masuk ke dalam kelas nya.

Tbc.

Next?

Pesan, kesan, kritik dan saran kalian buat:
Mikha?
Leo?
Tokoh lain?

SD : 5 Apr 2023.
Pub : 4 Jun 2023.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang