Bab 22

188 18 1
                                    

Vote dulu sebelum baca! (Maksa)

Page 22

Seperti hari-hari biasa nya. Kantin SMA Wismagama terlihat ramai saat jam istirahat. Namun, ada yang berbeda dari seorang lelaki yang sedaritadi menatap lurus ke arah pintu kantin. Seakan menunggu sesuatu.

"Diem bae! Nunggu paan lo?" Sahut Ervandino yang menyenggol sebelah kaki Gerald di bawah meja.

Mereka memang sedang menunggu Arvian dan satu orang teman mereka yang masih ada kepentingan di ruang osis agar segera ikut berkumpul dengan mereka. Tapi Ervandino yakin bukan karena itu, pasalnya Gerald tidak biasa nya terlalu memperhatikan pintu kantin.

"Iya nih. Semalem juga kamu jutek banget" ujar Angel yang turut nyambung.

"ekhem! Ga ada"

Tak lama dari itu, Arvian dan satu orang teman nyaー Juan ikut bergabung di meja mereka.

"Hufft .. Mikha ga datang lagi. Tapi hari ini ada surat sakit" ujar Arvian tiba-tiba. Ia tahu maksud dari tatapan Gerald padanya, meski Gerald tak ada bicara.

Semalam Gerald juga terus seperti itu padanya, Arvian masih belum mengerti maksud nya. Hingga akhirnya Gerald yang kesal menimpuk kepala nya dan bertanya tentang Mikha. Tentu saja saat kedua nya sedang berdua saja.

Arvian memang bukan sekelas dengan Mikha. Tapi kelas keduanya saling berhadapan, cuman Arvian lah teman Gerald yang kelas nya sangat dekat dengan Mikha. Jadi, sudah 3 hari beturut Gerald mencecar Arvian. Bisa saja Gerald menanyakan langsung pada ketua kelas Mikha, hanya saja gengsi nya lebih kuat.

4 hari sudah Mikha tidak masuk sekolah. Tidak hanya itu, 4 hari juga tidak ada notif dari Mikha.

Satu hari pertama, Gerald pikir Mikha hanya mengambek pada nya, namun mendengar Mikha yang tak masuk sekolah dengan tak ada kejelasan, membuat Gerald sedikit heran. Tidak mungkin Mikha marah padanya hingga tak datang sekolah. Ranking satu umum sekolah nya tidak pernah begitu.

Hari kedua, semakin membuat nya cemas, karena mendengar masih belum ada kejelasan atas ketidak hadiran Mikha. Hari ketiga pun masih sama.

Hingga hari ini ia mendengar Mikha kembali tidak masuk dengan surat sakit. Dan tentu saja 4 harian ini ia mendengar informasi itu dari Arvian.

"Eh iya ya, Mikha udah ga nampak tiga hari, hari ini juga. Ga ada kabarin lo bos? Biasa kan ngabarin lo tiap menit?" celetuk Angga yang juga baru sadar.

Gerald menggeleng kecil lalu memakan makanan nya. Mencoba terlihat tidak khawatir dan tak masalah.

"Loh? Emang Mikha siapa kamu? Bukan nya kamu bilang cuman temen biasa?" Tanya Angel tiba-tiba. Beberapa dari mereka memilih memandang ke arah lain, seakan tak mendengar perkacakapan itu.

Gerald mengusap tengkuk leher belakang nya. Bingung harus menjelaskan bagaimana.

".. Mikha .. em ..ー"

"Mikha cewe yang udah lama ngejer-ngejer Vendra. Mereka sempat satu smp juga" Jelas Ervandino yang berniat membantu Gerald menjelaskan. Meski ia sedikit heran, kenapa Gerald sangat susah menjelaskan nya?

".. Tapi kamu ga suka sama dia kan?" Tanya Angel kembali, setelah terdiam cukup lama. Mendengar pertanyaan itu, tanpa sadar Arvian mendengus kesal.

".. ga"

Angel tersenyum.

"Ga heran sih. Kamu kan ganteng, pinter, mapan, siapa si yang ga suka sama kamu hehe .." ujar Angel diakhiri cengiran.

"Brengsek" satu kata yang membuat satu meja itu langsung menatap ke arah Delvon yang sedang memainkan ponsel nya.

Hampir bersikap biasa kembali,  karena mengira Delvon marah pada seseorang yang berada di ponsel lelaki itu. Delvon kembali bersuara.

Yang membuat mereka lebih yakin kali ini, karena Delvon menatap tajam pada Angel.

"Dia, brengsek" Gerald kini sudah menatap tajam Delvon.

Saat kedua lelaki dingin itu saling bersitatap, Delvon malah tertawa, seakan 'meledek'.

"Lo tunggu aja. Pada akhirnya, brengsek tetaplah brengsek" Ujar Delvon kembali pada Angel. Sebelum akhirnya memilih beranjak dari meja itu. Mood nya sangat buruk sudah 4 harian ini. Aneh nya, malah bertambah buruk saat melihat Gerald.

••••••

"Baik banget ya ma, Tante Arisa sama om Galang" Ujar Mikha yang baru saja mendengar semua cerita tentang keluarga Adijaya yang begitu berjasa di keluarga mereka.

Ya, semalam Dokter Kadavin resmi mengatakan bahwa Mikha telah kehilangan seluruh ingatan nya. Tidak tahu sampai kapan ini berlanjut.

Setelah memeriksa semua nya, tidak ada masalah serius pada bagian kepala Mikha. Hanya kepala nya seperti nya tidak akan mengingat kembali memori hidup nya.

Pagi tadi, Jenita sudah mulai menjelaskan pelan-pelan hal-hal yang harus Mikha tahu. Jenita memang sedikit kecewa akan peristiwa yang dialami anak nya, tetapi disatu sisi ia juga bersyukur, setidaknya anak nya selamat.

"hussh! Kamu biasain ya, biasa nya kamu panggil Arisa sama Galang itu dengan sebutan 'bunda-papa'" ujar Jenita dengan lembut menjelaskan.

"Loh? kok gitu ma? Aku diadopsi sama keluarga Adijaya?"

"hufftt .. bukan Mikha .. tapi kamu itu emang deket banget sama keluarga itu. Bahkan seluruh keluarga besar Adijaya kenal sama kamu bukan sebagai anak mama lagi. Pokoknya panggil nya 'bunda-papa' titik!"

Di beberapa menit tertentu, Jenita juga sedikit lelah. Bukan karena menjelaskan, tetapi pertanyaan ngawur yang terus anak nya layangkan membuat nya hampir gila.

"Jadi .. Leo itu anak nya Omー eh papa Galang sama bunda Arisa?" Tanya Mikha.

"Iya .."

"Mikha pikir pacar Mikha" gerutu Mikha pelan.

Mendengar itu, membuat Jenita teringat percakapan nya dengan Arisa tadi.

Flashback on.

"Udah Jen, kita jodohin aja mereka berdua. Dengan gitu Mikha juga bakal dijagain terus sama Leo kan? Walau aku ga bisa jamin ga akan terjadi kesalahan. Tapi, setidaknya Leo juga mau. Coba aja Jen. Kalau mereka sama-sama ga bisa lagi, it's okay, asal kita udah coba"

"Nanti aku pikirin dulu ya Ris. Mikha juga baru sadar dengan keadaan ga ingat apa pun"

"Iya. Aku paham perasaan kamu. Kamu harus kuat, jangan lengah buat jaga Mikha terus. Kalau perlu apa-apa, bilang sama aku, kamu itu udah kaya saudara sama aku, gitupun Mikha yang udah aku anggep anak aku juga"

Flashback off.

"Mikha .."

"Ya ma?"

"Mikha mau ya dijodohin sama Leo?"

Dalam beberapa saat, kedua anak dan ibu itu hanya saling menatap. Mikha sendiri merasa, seperti ada perasaan lain dalam dirinya yang menahan nya. Seakan memaksa dirinya untuk mengingat seseorang.

".. Mikha punya pacar ma?"

"Engga. Setahu mama kamu belum punya pacar, paling yang antar-jemput kamu selama ini cuman Leo"

"Hp Mikha ada sama mama?"

"Hp kamu hancur. Mama belum sempet beli baru, karena jaga kamu. Ntar kalo kamu udah mendingan, pigi sama Leo aja beli nya, nanti mama kasih atm mama"

"Ya ma"

••

1027 kata.

Next chap...

SD : 4 Apr 2023.
Pub : 1 Juni 2023.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang