59. Terancam.
Drrrtt .. drrtt ..
"Genta."
Davendra tentu terkejut melihat nama yang tertera di keterangan penelepon itu. Akhirnya saudara kembar nya membuka blokir-an nya. Tapi tentu .. harusnya ada sesuatu kan?
"Vendra."
Perhatian Davendra teralih pada tatapan datar papa nya.
"Disitu ada kakek, gabung sama kakek dan sepupu kamu. Walaupun mereka ga suka, kita harus bisa menyesuaikan diri."
Saat ini Davendra tengah menghadiri acara besar perusahaan. Dan sialnya baru malam ini juga dia memeriksa ponsel nya. Sedari tadi dia tidak sempat memegang ponsel walau sedetik pun. Karena memang acara ini sangat penting.
Davendra memilih menyimpan ponsel nya kembali, lalu menyusul papa nya menuju keluarga besar Alaskar. Yang tak pernah menyukai nya, Genta, maupun mama nya.
"Kamu bercanda Rav?" Sahut salah satu Om Davendraーabang dari ayahnya begitu mereka mendekat.
"Dia penerus ku." Ravikansyah menyenggol pelan lengan Davendra guna agar lelaki itu memperkenalkan dirinya.
"Davendra." ujar lelaki itu mengenalkan diri dengan hanya membungkukkan badan nya. Tidak berniat menyalami mereka satu persatu. Beberapa dari mereka mendelik tak suka yang melihat Davendra terkesan sombong.
"Kamu terlalu memanjakan nya, Rav." celetuk istri dari pria tadiーmenantu tertua keluarga alaskar.
Davendra tidak memperdulikan beberapa cibiran yang terdengar telinga nya. Bagi nya, itu hanya angin lalu. Hanya butuh beberapa puluh menit untuk nya beradaptasi. Berkat pengetahuan nya yang sangat luas mengenai seputar perusahaan dan bisnis, ia bisa ikut berbincang dengan para kepala keluarga Alaskar. Walau mereka masih menunjukkan mereka belum bisa menerima Davendra.
Drrrtt .. drrtt .. !!
15 missed call from Genta.
Genta.
mata lo katarak liat telepon dari gue?
hrs gue yg dtng ke sn?
gue mnta tnggng jwb lo anjing.Kedua bola mata Davendra tampak terkejut melihat chat dari Genta yang barusan masuk. Seperti nya Genta memang tidak bisa menunggu lebih lama.
Akhirnya dia memilih untuk permisi ke toilet sebentar.
"Haー"
"LO BENERAN MAU MATI YA ANJING!" Sanking kuat nya suara Genta di seberang sana, sampai Davendra harus menjauhkan ponsel nya dari telinganya.
"Lo bisa sopan atau gue tutup?" Nada datar Davendra mengintrupsi membuat lawan bicara nya diseberang sana terdiam untuk sejenak. Davendra tahu, pasti kini Genta sedang setengah mati menahan gejolak emosi nya yang sudah menggunung, layaknya ingin meletus.
".. dimana Mikha?"
Kening Davendra berkerut tak mengerti. Mengapa bertanya padanya yang diluar kota?
"Pertanyaan lo ga masuk akal. Gue lagi di Jakarta."
Terdengar kekehan sinis Genta. Tetapi untuk beberapa saat tidak ada suara sepatah kata pun yang Genta keluarkan.
".. jangan muncul di hadapan gue sampai gue pulang, Ndra."
"Gue serius. Gue ga bisa kendalikan diri gue kalo sempat ketemu lo .. sekarang aja gue pengen bunuh lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit. [HIATUS]
General Fiction🍌UPDATE DUA KALI SEMINGGU🍌 Mikha. Nama yang dikenal se-SMA Wismagama. Bukan karena prestasi yang selalu di capai nya, tetapi ia dikenal sebagai 'gadis tidak tahu malu yang selalu mengejar pentolan sekolah nya'. Mikha selalu mengabaikan tanggapan b...