Bab 21

202 20 0
                                    

BRAKK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKK!

"ABANG TEMENIN BUNDA AYOK!"

Leo segera terbangun dari mimpi nya karena suara pintu yang terbuka sangat keras. Suara itu benar-benar membuat kedua mata nya terbuka lebar. Apalagi Leo tipikal orang yang kalau tidur, telinga nya sangat sensitif terhadap suara, walaupun hanya suara kecil.

"Shhh bunda apaan sih?! Ganggu banget" pungkas Leo yang masih di belum sadar sepenuh nya. Ia mengucek mata nya, agar bisa melihat dengan jelas.

"Loh? Bunda nangis?" Tanya Leo, sedikit terkejut dengan bunda nya yang sudah seperti anak menahan tangis di depan pintu kamar nya.

Arisa merentangkan tangan nya dan berjalan pelan pada Leo yang masih di kasur.

Memeluk erat anak nya, ia menangis terisak-isak pada anak semata wayang nya itu. Leo sangat terkejut akan reaksi tiba-tiba dari bunda nya. Tetapi tangan nya tetap berusaha memberi ketenangan pada bunda nya.

"ekhem! .. bunda kenapa hm?" Tanya pemuda itu dengan nada lembut, setelah menetralkan suara serak nya.

"hiks .. Mi-Mikha abang .. hikss .."

Alis Leo bertaut bingung. Mikha? Apa yang diperbuat gadis itu hingga bunda nya menangis seperti ini?

"Maksud bunda gimana? Bisa jelasin dengan jelas?"

"Mikha kecelakaan sayang .. hiks .."

Tubuh Leo membeku sejenak. Entah atas dasar apa perasaan takut muncul di hati kecil nya saat ini. Ia menoleh, menatap gorden kamar nya yang tertutup setengah. Setengah lagi memperlihatkan bagaimana hujan deras itu tercurah.

".. bunda tau darimana?" Leo kembali bertanya meski sempat terdiam beberapa saat.

"Tante Jenita baru nelfon bunda ... hiks .. katanya dia butuh tumpangan buat nemuin .. ne-nemuin Mikha di rumah sakit .. hiks .. ga ada gojek yang mau nerima orderan nya tengah malem begini .." Arisa menjelaskan semua nya dengan nada bergetar pada anak nya.

Leo mengurai pelukan kedua nya lalu menghapus air mata bunda nya dengan lembut. Menatap sang bunda dengan sangat lembut.

"Bunda tenang yah, siap-siap dulu sana. Biar Leo pake baju dulu" bujuk pemuda itu dengan penuh pengertian. Leo juga mengerti kenapa Bunda nya harus mengganggu nya tengah malam begini. Kalau saja papa nya tidak sedang berada di luar kota saat ini, pasti bunda nya tidak akan membangunkan nya.

"Cepet yah bang" lirih bunda nya sebelum akhirnya meninggalkan Leo seorang diri di dalam kamar nya.

Leo mengusap wajah nya gusar. Jika boleh dikatakan, Leo juga sangat panik saat ini. Tapi ia tidak mau menambah rasa cemas bunda nya.

Leo bangkit dari kasur nya dan segera meraih kaos hitam asal, setelah memakai nya, ia langsung bergegas turun dengan setelan celana pendek hitam. Sanking panik nya, Leo bahkan lupa untuk membasuh wajah nya dahulu.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang