Bab 44

133 15 2
                                    

Vote and comment juseyo ..

Mereka tidak dapat menebak apa yang akan di lakukan Genta selanjutnya, tapi tatapan mematikan Gerald membuat mereka satu per satu akhirnya melepaskan pegangan mereka pada Genta yang hanya menunduk diam.

Perbuatan Genta selanjutnya membuat mereka terperangah.

Genta menumpukan kedua lutut nya ke lantai. Genta mengangkat pandangan nya menatap lurus kepada Gerald.

Berbeda dengan tatapan kebencian beberapa saat lalu, tatapan nya kini terlihat begitu sendu.

"Gue ngerti .. gue ngerti Ndra. ... gue .. ga pernah larang lo sama siapa pun kan ? .. dulu .." tutur Genta dengan nada tenang nya. Agak sedikit memberi jarak di beberapa kata.

Gerald tidak menjawab apa yaang Genta katakan. Ia hanya mampu membalas tatapan sendu Genta.

"Kenapa lo egois Ndra? Kenapa lo .. hancurin gue? Kenapa .. lo hancurin Mikha sehancur-hancur nya?"

Lagi-lagi Gerald hanya mampu diam membisu. Ia juga membenci dirinya sendiri.

"Lo .. lo hancurin semua kepercayaan gue buat lo" Genta sedikit memberi jeda pada kalimat nya. Tenggorokan nya terasa tercekat.

Genta dengan gerakan lambat berdiri dan berjalan ke tempat Gerald jatuh terduduk sebelum nya. Ia berjongkok, menatap Gerald dengan tatapan tajam nya.

Genta meraih kerah Gerald dengan kasar.

"Gue ngerti .. apa mau lo, selalu di kabulkan papa lo, lo juga kesayangan mama. Tapi bukan berarti lo bisa buat semena-mena ke Mikha anjing!"

"Jangan bawa-bawa dia" Gerald membuka suara nya karena tak suka mendengar Genta menyangkut-pautkan dengan Ravikansyah. Mata nya menggelap mendengar sebutan itu.

Beberapa dari teman Gerald kembali tak tenang, berjaga-jaga karena takut Genta kembali lepas kendali. Tetapi lebih takut jika mereka kali ini tidak bisa menahan Genta.

"KENAPA LO MINTA MIKHA DARI GUE!"

Hening.

Mereka yang tadinya sedikit ricuh karena ingin menahan Genta, malah terdiam mencerna apa yang barusan mereka dengar.

Gerald .. meminta Mikha??

"Gue .. GUE PERCAYA SAMA LO KARENA SAAT ITU MENTAL GUE HANCUR BERKAT BOKAP LO!"  Teriak Genta kembali. Ia sedikit mengguncang kuat tubuh Gerald.

"Jangan bawa-bawa dia Genta!" Gerald mulai tidak menyukai ini. Ia tidak suka dengan sebutan itu.

"Kenapa ha?! Lo marah gue sebut dia bokap lo?" sinis Genta dengan tatapan remeh nya.

"Lo ga ada beda nya sama dia. SAMA-SAMA BANGSATー"

Bughh!

Kini Gerald yang hilang kendali, ia tanpa sengaja meninju keras Genta.

Bugghh

Bughh

Bughh

Bughh

Kedua nya berakhir sama-sama hilang kendali.

"Lo kira gue ga tau ha?! Lo terima permintaan dia buat nerusin perusahaan nya?!"

Bugghh

Bughh

Genta terus melayangkan kalimat-kalimat yang seakan menyama-nyamakan Gerald dengan Ravikansyah. Akhirnya Gerald tidak mau mengalah sedikit pun.

Rumit. [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang