Happy Reading
"Tanggal 3 Agustus lo kemana?" Tanya Mikha setelah ia merasa bisa mengendalikan dirinya. Mata nya tidak mau menatap ke arah Gerald. Ia takut, harus menangis jika menatap manik mata legam lelaki itu.
Ia menanyakan tanggal itu, karena di tanggal itu lah dia hampir merenggang nyawa.
"Kenapa lo nanya itu?" Bukan-nya menjawab, Gerald malah bertanya balik pada Mikha.
"Tanggal 3 Agustus lo kemana?" Tanya Mikha kembali, dengan nada yang lebih tegas. Gerald menghela nafas berat sebelum akhirnya menjawab nya.
"Ulang tahun Angel" Jawab nya singkat.
Mikha terdiam cukup lama, menatap lurus kedepan. Mendengar itu, hati nya beribu kali lebih sakit dari sebelum nya. Emosi nya melonjak, membuat nya tidak tahu harus bagaimana. Disatu sisi ia ingin menangis, tetapi disisi lain ada emosi amarah yang ingin dilampiaskan.
Hati nya sangat merasa dikhianati.
Gerald terus menatap Mikha yang hanya diam, tak bergeming sedikit pun.
"Mikー" Kalimat Gerald harus terhenti karena dirinya terperangah saat Mikha menatap nya nyalang. Tak sampai disitu, perlahan kedua mata gadis itu berkaca-kaca.
Muka Mikha sampai memerah menahan semua gejolak amarah yang ingin di puaskan. Tanpa bisa dicegah, air mata nya mengalir perlahan melintasi pipi nya. Ia dengan kasar mengusap air mata nya.
Melihat tatapan bingung dari wajah datar itu, jantung Mikha bergemuruh tak karuan karena emosi.
Ia terkekeh sinis, berusaha untuk mengalihkan emosi nya dengan itu. Ia tidak mau harus melayangkan tangan nya.
"Lo kenapa?" Tanya Gerald setelah cukup lama terdiam melihat perubahan yang cukup tiba-tiba pada Mikha.
".. Kenapa gue mesti kenal lo ya?" Ujar Mikha dengan suara serak nya yang hampir tidak bersuara, bolak-balik ia menelan salivanya karena merasa tenggorokan nya tercekat. Masih dengan tatapan tajam nya yang dilayangkan pada Gerald.
Mendengar itu, hati Gerald ikut tersentil. Apa Mikha menyesal mengenal nya? Ia hanya diam menatap kedua mata Mikha yang terus mengeluarkan air mata. Ingin rasanya ia memeluk erat gadis itu.
Gerald mengalihkan tatapan nya ke arah lain, menarik nafas panjang lalu mengeluarkan nya perlahan. Dada nya ikut sesak dengan penuturan Mikha, ditambah melihat gadis itu menangis.
"Karena itu .. kita akhirin aja"
PLAKK
Gerald tidak dapat menyembunyikan raut terkejut nya kala pipinya terasa panas akibat tamparan Mikha barusan. Ia segera menoleh pada Mikha yang masih menatap nya tajam.
"Lo mau diakhiri kan? Gue juga muak sama cowo kek lo"
Mikha berdiri, ia membuang kotak segi empat nya di pegang nya ke tong sampah yang tak jauh dari tempat duduk mereka tadi, lalu langsung meninggalkan Gerald seorang diri di tempat duduk itu.
Gerald tidak bergerak sedikit pun. Seakan membeku.
Ia terus menatap punggung Mikha, hingga si empunya menghilang dari pandangan nya. Saat itu juga pandangan nya jatuh menatap ke arah tanah.
"Aku berharap kamu bisa dewasa dalam pilihan itu, aku ga bakal campuri itu. Keputusan apa pun yang bakal kamu ambil ke depan nya, Mikha percaya sama kamu"
Dulu. Ia ingat sekali Mikha selalu berkata percaya padanya, terlebih saat ia sedang ada masalah keluarga, dalam hal yang sama seperti yang sudah-sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit. [HIATUS]
Fiksi Umum🍌UPDATE DUA KALI SEMINGGU🍌 Mikha. Nama yang dikenal se-SMA Wismagama. Bukan karena prestasi yang selalu di capai nya, tetapi ia dikenal sebagai 'gadis tidak tahu malu yang selalu mengejar pentolan sekolah nya'. Mikha selalu mengabaikan tanggapan b...