#5

6.3K 545 20
                                        

Pagi-pagi sekali ara sudah siap dengan baju olahraganya. Ia menuruni tangga rumahnya dan melihat kedua orang tuanya sudah berkumpul di meja makan.

"Pagi ma, pa." ucap ara.

"Pagi sayang." ucap keduanya.

"Adek mau sarapan sama apa?" tanya shani.

"Sama yang ada aja ma."

"Olahraga pagi dek?" tanya gracio, ara mengangguk.

"Gimana kerjaan semalem? aman ga?"

"Aman pa, cuman ada sedikit kendala tapi udah beres kok." gracio mengangguk.

"Ma, adek pulang sekolah mau ke makam misel." ucap ara.

"Mau mama temenin sayang?"

"Gapapa ma sendiri aja." shani mengangguk dan memberikan makanan untuk ara.

Mereka pun makan dengan khidmat dan sesekali mengobrol.

Sekitar 10 menit mereka sudah selesai sarapan pagi dan Ara pamit untuk pergi terlebih dahulu.

Ia pun langsung menaiki motor sportnya dan menuju sekolah dengan kecepatan sedang.

20 menit kemudian Ara sudah di sekolahnya tapi ia masih duduk diatas motor sambil memainkan ponselnya.

Puk!

"Sendirian aja lo." ucap olla yang menepuk pundak Ara.

Ara mengangguk dan turun dari motornya.

"Yang lain mana?" tanya ara.

"Masih dijalan." ara mengangguk.

Mereka mengobrol ringan dan tertawa karena celetukan olla yang membuat ara tak bisa berusaha cool.

"Chika tuh." bisik olla, ara pun melirik pada Chika yang baru turun dari mobil putih.

Cantik. Satu kata yang mampu mendefinisikan chika pagi ini. Rambutnya yang digerai dan seragam sekolah lengkap dengan jasnya.

"Ngedip kali ra." ucap adel yang baru saja datang.

"Dah dateng aja lo." ucap ara.

"Iya lah, gua dateng bukannya disapa malah liatin chika lo." ara terkekeh pelan.

"Flora?" tanya Ara.

"Tuh baru nyampe."

Flora sedikit berlari menghampiri teman-temannya, benar-benar seperti anak tk.

"Anj kaya bocil banget dia." ucap olla dan diangguki setuju oleh ara dan adel.

"Pagi guys." ucap flora.

"Pagi." ucap ketiganya.

"Eh nanti balik sekolah nongki kuy di cafe gua." ucap flora.

"Gua ga dulu deh, gua mau ketemu misel." ucap Ara santai.

"Yauda lo ke misel aja dulu ra, ntar kita-kita duluan aja ke si flo." ucap adel.

"Gapapa?" mereka mengangguk.

Keempat manusia itu berjalan beriringan menuju kelasnya, sesekali mereka mendapat sapaan dari beberapa murid.

"Tumben kalian ga telat." ucap ashel.

"Bacot bet lo cel." ucap olla.

Adel menepuk-nepuk pundak olla, ia sudah hafal betul jika keduanya pasti akan ribut jika salah-satunya tidak diberi peringatan.

"Udah udah ga usah di perpanjang." bisik adel.

"Gua ngomong biasa aja padahal." ucap ashel.

"Ya lo ngomong gitu seolah-olah kita selalu telat banget dateng." ucap olla tak ingin kalah.

To the moon [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang